Kamis, 13 Desember 2007

Pikiran adalah permukaan hati


Pikiran adalah permukaan hati

JANGAN pernah berkata benci, kotor, atau berpikir busuk. Itu nasihat nenek
saya. "Nanti, kalau ada setan lewat, bisa terjadi sungguhan," katanya.
Saya cuma mesem, cenderung menyepelekan petuah itu. Maklum, di mata saya,
orang sepuh itu suka berpikir aneh, termasuk yang tidak masuk akal.

Pokoknya, ucapan Nenek yang membawa nama setan, jin, dan malaikat saya
ibaratkan angin lalu. Tak perlu digubris. "Ya, sudah, kalau tak percaya,"
katanya. Esoknya, petuah serupa diulang lagi, dan diulang lagi, walau sang
cucu selalu menertawakannya.

Belakangan, "pelajaran" dari Nenek itu ada benarnya, walau tidak mutlak
--karena menyertakan setan, jin, dan malaikat sebagai penyebab. Tampaknya,
Nenek yang buta huruf dan tak mau memaksakan kehendak itu lebih memahami
hidup. Memang, makin berakal seseorang, makin mudah ia memahami alasan
orang lain.

Ternyata, pikiran manusia itu bisa "disetel" sesuai dengan daya kehendak.
Mengumpat disertai kutukan bisa mewujud nyata jika dilakukan serius. Yang
merampas daya itu adalah keraguan. Keraguan merampas keberanian, harapan,
dan optimisme. Berpikir busuk, misalnya, bisa melecut ketidakserasian.
Berpikir buruk itu hanya menyengsarakan diri. Membuat suasana jadi muram.

Pernah, suatu ketika, famili saya rekreasi ke Baturaden, Purwokerto, Jawa
Tengah. Usai menghirup udara segar pegunungan, mereka kembali ke kota.
Jalanan menurun. Tiba-tiba, di balik setir mobil terlintas pikiran
negatifnya: "Belasan tahun saya membawa mobil tapi belum pernah merasakan
rem blong!"

Belum sampai 10 menit otaknya berpikir rem blong, rem yang diinjaknya
jebol sungguhan. Kendaraan meluncur deras. Syukurlah, dia tidak panik.
Tahap demi tahap gigi persneling dipindahkan ke gigi kecil. Begitu
terkendalikan, mobil dipinggirkan dan rem tangan ditarik. Ia menghela
napas panjang.

"Kok, berhenti," tanya istrinya. ''Lha, wong remnya blong," katanya.
''Kok, tidak bilang-bilang?" tanyanya lagi. Tentu saja tak perlu dijawab.
Sebab, jika fakta itu disampaikan, kepanikan dijamin akan menular ke
seluruh penumpang. "Tuhan masih melindungi kita," ujar dia.

Sebaliknya, pikiran yang positif dapat menghasilkan sesuatu yang sangat
mengagumkan. Ia dapat menguasai materi, objek, dan urusan. "Ia bahkan
dapat bekerja dengan sangat mengagumkan, yang orang tak dapat
menjelaskannya," tulis Hazrat Inayat Khan.

Pikiran dan perasaan manusia itu memiliki getaran kekuatan. Ketenangan dan
kedamaian hati seorang pawang, misalnya, mampu menjinakkan singa liar.
Pikiran singa itu "terpengaruh" oleh si pawang yang cinta damai. Begitu
pula dalam arena adu gajah di India. Daya pikir ribuan penonton
menghendaki agar hewan itu berkelahi. Keinginan itu direfleksikan pada
hewan hingga menimbulkan kekuatan --sekaligus hasrat untuk berkelahi.

Ada pula penjinak ular yang bertugas "membujuk" binatang melata itu keluar
dari sarangnya, tanpa musik. Pikiran penjinak yang direfleksikan pada ular
itulah yang menarik ular keluar dari persembunyian. Ada orang yang
mengusir lalat dengan merefleksikan pikirannya pada makhluk kecil
tersebut. Kekuatan yang mempengaruhi pikiran serangga itu merupakan bukti
adanya daya, bukan keistimewaan.

Ada pula kuda yang mampu memecahkan soal matematika rumit. Jawaban itu
merupakan refleksi pikiran pelatihnya yang diproyeksikan pada pikiran
kuda. Dalam proses mediumistik, suatu gagasan matematika diproyeksikan
pada pikiran kuda. Daya proyeksi dapat ditingkatkan dengan peningkatan
daya kehendak, pemikiran, atau perasaan. Inilah rahasia terbesar
kehidupan.

Bila pikiran tak jelas, misalnya, terganggu atau terlalu aktif, maka
pikiran tidak dapat mengantar refleksi secara utuh. Pikiran dapat
diibaratkan danau. Jika angin bertiup dan air beriak, maka refleksinya
menjadi tidak jelas. Sebaliknya, jika berair tenang, bisa merefleksikan
dengan jelas.

Pikiran adalah permukaan hati, dan hati adalah kedalaman pikiran. Apa yang
datang dari dalam menyentuh kedalaman, dan yang di permukaan hanya berada
di permukaan. Maka, jangan heran jika dua jiwa yang berhati penuh kasih
dan berperasaan halus bisa berkomunikasi melalui pikiran dan perasaan.
Jarak bukan halangan.

Maka, si Binu yang lama tak bersua, misalnya, tiba-tiba menelepon atau
muncul di depan mata hanya karena "terpikirkan" oleh teman karibnya.
Kebetulan? Tidak! Di dunia ini tak ada sesuatu yang bersifat kebetulan.
Seluruh perilaku pikiran mempengaruhi urusan hidup.

Daya pikir memang punya efek yang dahsyat. Pikiran yang panas membuat
"api" di sekitarnya, hingga orang-orang di dekatnya terbakar oleh "api"
tersebut. Sebaliknya, pikiran yang tenang dan damai memberi kesejukan pada
orang-orang yang berada dalam ruang lingkupnya.

Tentu, semua refleksi ini bukan karena ada setan atau malaikat lewat. Di
dunia ini, tiada suatu yang tanpa makna. Juga bukan kebetulan. Tidak
sebutir atom pun yang terlepas dari liputan dan rencana Allah. Hanya
karena kita tak memahami kehidupan di dunia ini, maka kita berada dalam
kegelapan.

"Sesungguhnya, di antara ilmu itu ada yang laksana mutiara tersembunyi, ia
tidak diketahui kecuali hanya oleh orang-orang yang mengenal Allah," kata
Nabi Muhammad SAW. (disarikan dari Gatra-WY)

SUMBER : Internet


disudut bumi terdiam menepi


Burung malam Terbang menari dalam kelam
dalam malam menabuh kumpulan cahaya
yang mengecupku sebelum menikam
Kuhanya bisa tunjukkan pada sebuah jiwa

aku terdampar disini sendiri
disudut bumi terdiam menepi
menyekat repihan mimpi
Bertanya tentang asa yang teringini

Di panggung yang gelap
Kusaksikan tarianmu yang pekat
Goresan luka yang tak dapat kuingkari
membawa atas ego yang tak bisaku tunai

Bahkan ketika bulan sabit dan bintang padam
Diranting matamu ada purnama tersangkut
melepas ingin hati terpaut
Karena kau lah yang terdalam

AKu Menahan angin teramuk Badai
atas guliran luka tak pernah terobati lagi
Kini dengan luka di dalam hati
Maaf kan aku harus melangkah pergi

Dalam perenunganku, Kerikil-krikil Cinta
Depok 5 Desember 2007, 11:29
Erwin Arianto


Sabtu, 08 Desember 2007

KEBAHAGIAAN


KEBAHAGIAAN

Kebahagian manusia ada bila ia bisa membuka mata hatinya, dan menyadari
bahwa ia memiliki banyak hal yang berarti dan menyadari betapa ia
dicintai. Manusia bisa bahagia, bila ia mau membuka diri agar orang lain
bisa mencintainya dengan tulus...

Kebahagian manusia tidak dapat hadir karena tidak mau membuka hati, dan
berusaha meraih apa yang tidak dapat diraih, terlalu memaksa untuk
mendapatkan segala yang diinginkan, tidak mau menerima dan mensyukuri
apa yang ia miliki.

Keegoisan manusia yang menyebabkannya menjadi buta, keegoisan dan hanya
memikirkan diri sendiri yang menyebabkan manusia tidak sadar bahwa ia
begitu dicintai, tidak sadar bahwa saat ini, apa yang ada adalah baik
untuknya...

Begitu banyak sahabat yang begitu mencintai, tapi karena terlalu
memilih, menilai dan menghakimi sendiri.. justru sahabat sejati menjadi
semakin jauh.. Terlalu memilih sahabat membuat manusia tak dapat
menyadari di depan mata ada sahabat sejati yang dibutuhkannya..

Tiap tiap manusia memiliki arti dan peranan masing-masing, semua
berbeda...tidak ada yang memiliki arti yang sama persis punya peranan
dan kelebihan disatu hal, tidak harus memiliki peranan dan arti dalam
hal lain.. dicintai oleh satu orang belum tentu disayang oleh orang
lain..

Kebahagiaan bersumber dari dalam diri sendiri, jangan beraharap dari
diri manusia lain, karena orang lain dapat mengkhianati..

Kebahagiaan ada bila bisa menerima diri apa adanya, mencintai dan
menghargai diri sendiri, mau mencintai dan menerima manusia lain..

Percaya kepada Tuhan.. bersyukur bahwa manusia selalu diberikan yang
terbaik... sesuai yang diperbuat manusia itu sendiri, tak perlu berkeras
hati, Ia akan memberi di saat yang tepat apa yang manusiaNya butuhkan,
tidak harus saat ini, masih ada esok hari..

Seperti yang sedang teralami, mendapat suatu cobaan dan kesusaahaan adalah
jalan
untuk dapat melihat kebahagiaan

"menikmati kebahagiaan"

Memelihara Persahabatan


Memelihara Persahabatan

Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan
dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan
mempunyai nilai yang indah.

Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi
persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan
bertumbuh bersama karenanya...
Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan
proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah
sahabat menajamkan sahabatnya. Persahabatan diwarnai
dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur-disakiti,
diperhatikan-dikecewakan, didengar-diabaikan, dibantu-ditolak,
namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian.
Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan
untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya
ia memberanikan diri menegur apa adanya.
Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman,
tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan
tujuan sahabatnya mau berubah.
Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha
pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita
membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi
mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih
dari orang lain, tetapi justru ia beriinisiatif memberikan
dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.
Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya,
karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis.
Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun
tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula
orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun
ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.

Beberapa hal seringkali menjadi penghancur persahabatan antara lain :

1. Masalah bisnis UUD (Ujung-Ujungnya Duit)
2. Ketidakterbukaan
3. Kehilangan kepercayaan
4. Perubahan perasaan antar lawan jenis
5. Ketidaksetiaan.

Tetapi penghancur persahabatan ini telah berhasil dipatahkan
oleh sahabat-sahabat yang teruji kesejatian motivasinya.

Renungkan :
**Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari
seribu teman yang mementingkan diri sendiri
"Dalam masa kejayaan, teman2 mengenal kita.
Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman2 kita."**

Ingatlah kapan terakhir kali anda berada dalam kesulitan.
Siapa yang berada di samping anda ??
Siapa yang mengasihi anda saat anda merasa tidak dicintai??
Siapa yang menjadi tameng untuk urusan rahasia Anda,
diwaktu ada masalah dengan keluarga anda.??
Siapa yang ingin bersama anda pada saat tiada satupun
yang dapat anda berikan ??
Merekalah sahabat2 anda.
Hargai dan peliharalah selalu persahabatan anda dengan
mereka.

Jumat, 07 Desember 2007

Putus Cinta, Putus Harapan?


Putus Cinta, Putus Harapan?


Ketika Putri mendadak memutuskan cintanya, Irfan berubah jadi pemurung.
Dan ketika gadis pujaannya itu menikah diam-diam di Surabaya,
Irfan betul-betul frustrasi. Dia tak mau makan-minum, sehingga akhirnya
terkena tifus. Betapa ironis, ketika mantan kekasihnya tengah menikmati
bulan madu di Bali, dia justru terbaring di rumah sakit. Lalu, apakah
yang dapat dilakukan seorang ayah untuk menghibur anak lelakinya yang
patah hati? Untuk membangkitkan kembali semangat juangnya yang hampir mati?
Irfan adalah anak yang cemerlang. Sejak kecil dia selalu jadi bintang
kelas. Namun, anak itu pendiam dan perasa. ''Kamu betul-betul menuruni
darah Ayah. Selalu serius, mendalam, dan penuh ketulusan kalau mencintai
perempuan. Sehingga, kalau putus cinta betul-betulterpuruk. Padahal,
seperti kata peribahasa, dunia ini tidak sedaun kelor. Di dunia ini
begitu banyak wanita, Nak,'' ujarku saat berbicara dari hati ke hati
sepulangnya ia dari rumah sakit. ''Tapi tidak ada yang secantik dan
sebaik Putri, Yah. Dia yang dulunya tak pakai kerudung, kini mulai
belajar pakai kerudung. Tapi kenapa ketika keislamannya semakin
sempurna, kok dia tega meninggalkan saya dan menikah dengan manajer
perusahaan elektronik itu?''

''Sudahlah, Nak. Sesuatu yang lepas dari tangan kita memang selalu
kelihatan indah. Begitu pula kalau kita kehilangan perempuan yang kita
cintai. Mata kita tertutup bahwa di sekeliling kita masih banyak
perempuan lain yang mungkin lebih baik dari dia.''

''Aku baru sekali ini jatuh cinta, Yah. Selama SMU dan kuliah, waktuku
lebih banyak aku habiskan untuk belajar, dan organisasi ilmiah di kampus.''

''Ayah paham, Nak. Ayah mau buka rahasia. Sewaktu SMU dulu Ayah
mengalami nasib yang mirip kamu. Cinta tak kesampaian, padahal Ayah
dan Rini, nama perempuan itu, sama-sama saling mencintai.
Bertahun-tahun Ayah nyaris frustrasi dan tak pernah mampu menghilangkan
bayang wajahnya. Sampai kemudian, lima tahun setelah itu, Tuhan
mempertemukan Ayah dengan ibumu. Dia wanita tercantik di Cianjur ketika
itu. Baru lulus SMU. Banyak sekali pemuda yang mengincar ibumu.
Entahlah, kenapa dia mau menikah dengan Ayah yang ketika itu masih
berstatus mahasiswa dan belum punya pekerjaan, kecuali menjadi penulis
free lance di koran. Kami menikah hanya dua minggu sejak pertama kali
bertemu.'' Irfan termenung. Mungkin ia merenungkan kalimat demi kalimat
yang tadi aku ucapkan.

''Nak, laki-laki itu ibarat buah kelapa. Makin tua, makin bersantan.
Biarpun jelek, botak dan gendut, kalau punya kedudukan, berharta, dan
terkenal, maka gadis-gadis muda antri untuk mendapatkannya. Untuk
sekadar jadi teman kencan maupun istri sungguhan.''

''Benarkah?''

''Ya. Dengan modal hanya sebagai wartawan senior dan novelis top saja,
Ayahmu ini seringkali digilai oleh perempuan-perempuan muda. Mereka
berusaha mencuri perhatian Ayah dengan berbagai cara. Kalau Ayah tidak
kuat iman, Ayah mungkin sering kencan dengan banyak perempuan. Kalau
Ayah kurang sabar, Ayah mungkin beristri dua, tiga, atau bahkan empat.''

''Apa yang membuat Ayah bertahan?''

''Ibumu. Dia perempuan yang hebat. Kesabaran, ketulusan, kehangatan dan kasih
sayangnya luar biasa. Hal itu telah ditunjukkannya saat Ayah masih belum
punya apa-apa, belum diperhitungkan orang, bahkan dilirik sebelah mata
pun tidak. Kami menikah dalam keadaan miskin. Bahkan cincin kawin untuk
ibumu baru Ayah belikan lima tahun setelah pernikahan.
Tahun-tahun pertama pernikahan, kami sering makan hanya nasi dan garam
saja. Namun tak pernah sekalipun Ayah mendengar ibumu mengeluh atau
menunjukkan air muka masam. Sebaliknya, Beliau selalu berusaha
membesarkan hati Ayah. Bahwa Ayah punya potensi. Bahwa Ayah suatu hari
nanti akan jadi orang hebat di bidang sastra maupun jurnalistik.
Dua puluh delapan tahun perkawinan dengan ibumu sungguh merupakan
perjalanan hidup yang amat berarti bagi Ayah. Itulah yang membuat Ayah
tak pernah mau berpaling kepada perempuan lain. Rasanya sungguh tak
adil, setelah menjadi orang yang terkenal dan punya uang, Ayah lalu
mencari perempuan lain untuk membagi cinta ataupun sekadar
bersenang-senang.''

''Ayah beruntung mendapatkan perempuan sebaik ibu. Tapi aku?
Satu-satunya perempuan yang aku cintai kini telah pergi.''

''Jangan menyerah dulu, Nak. Cuti doktermu 'kan masih tiga hari lagi.
Bagaimana kalau besok Ayah ajak kau jalan-jalan keliling Jakarta? Kita
santai dan cari makan yang enak. Siapa tahu kamu bisa melupakan Putri-mu dan
mendapatkan pengganti yang lebih baik.'' Irfan tidak langsung menjawab.
''Ayolah, Nak. Ayah yang akan jadi sopirmu. Kau tinggal duduk di jok
depan. Oke?''

Lama baru Irfan mengangguk. ''Baiklah, Ibu ikut?''

''Tidak. Ini urusan laki-laki, Nak,'' sahutku seraya tertawa.
Hari pertama aku mengajak Irfan berkeliling Mal Pondok Indah. Mal yang
terletak di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan itu selalu ramai
dikunjungi orang-orang berduit. Hanya dalam hitungan jam kita bisa
menyaksikan puluhan bahkan ratusan perempuan muda, cantik dan seksi,
keluar masuk mal. Umumnya mereka mengenakan pakaian yang menonjolkan
lekuk-lekuk fisiknya, seperti dada, udel, pantat, paha, ketiak dan
punggungnya.

Seusai Maghrib aku mengajak Irfan nonton film di Kartika Chandra 21 yang
terletak kawasan Segi Tiga Emas Jakarta, tepatnya Jalan Gatot Subroto.
Di sini banyak sekali pasangan yang datang menonton. Umumnya
perempuan-perempuannya mengenakan gaun malam yang seksi dan terbuka.
Banyak juga yang memakai rok mini ataupun celana blue jean ketat di
bawah pinggang sehingga sering kali memperlihatkan celana dalam
pemakainya.

Hari kedua aku mengajak Irfan pergi ke kantor sebuah bank syariah.
''Ayah mau setor tabungan dulu sekaligus mau buka rekening khusus zakat.
Mau ikut masuk?'' Irfan mulanya enggan. ''Ayolah.'' Akhirnya ia mau juga
ikut. Kami menemui salah seorang customer service officer. Laili
namanya. ''Assalaamu'alaikum, Pak Irwan. Ada yang bisa saya bantu?''
suaranya bening dan terkesan manja, namun tidak dibuat-buat. Balutan
jilbab coklat itu tak mampu menyembunyikan posturnya yang semampai dan
wajah selembut kabut. ''Wa'alaikumsalaam, Mbak Laili. Saya ingin membuka
rekening khusus untuk zakat. Oh, ya, kenalkan ini anak sulung saya.
Irfan. Irfan, ini Mbak Laili.'' ''Assalaamu'alaikum, Mas Irfan.''
''Wa'alaikumsalaam, Mbak Laili.'' ''Irfan kerja di gedung ini juga, Mbak
Laili. Lantai 12.'' ''Oh, ya?'' Laili agak terkejut. ''Kalian pasti
enggak pernah bertemu 'kan? Inilah penyakit zaman modern, orang-orang
berkantor di satu gedung tapi bisa bertahun-tahun tak pernah berjumpa,''
kataku sambil tertawa.

Bibir tipis Laili mengukir segurat senyum. ''Soalnya Mas Irfan enggak
pernah buka tabungan di bank syariah. Duitnya disimpan di bank
konvensional semua ya?'' Laili punya selera humor yang bagus. Kulihat
Irfan tersenyum kecil. ''Insya Allah saya akan buka rekening di bank
syariah, Mbak.''

Keluar dari bank syariah itu, aku mengajak Irfan menghadiri pameran buku
Islam di Istora Senayan Jakarta. Pameran yang menampilkan puluhan
penerbit Islam itu setiap hari dihadiri oleh puluhan ribu orang. Berbeda
dengan pemandangan di Mal Pondok Indah dan KC-21, di sini kebanyakan
perempuan muda yang datang mengenakan jilbab. Wajah mereka kelihatan
bersih dan matanya lebih suka menunduk ketimbang jelalatan mencari
perhatian lelaki.

Seusai menonton pameran buku, aku mengajak Irfan mampir di Hotel Gran
Melia, yang terletak di Jl HR Rasuna Said. Kami memesan es lemon tea dan
pisang goreng keju. ''Oke. Mari kita bahas perjalanan dua hari kita.
Kamu masih ingat perempuan-perempuan muda di Mal Pondok Indah dan KC-21
kemarin?'' Dia cuma mengangguk. ''Wanita-wanita seperti itu menyenangkan
untuk dilihat dan dibawa ke pesta-pesta, tapi belum tentu membuatmu
bahagia. Sebaliknya perempuan-perempuan muda berjilbab yang kita
saksikan di pameran buku Islam dan bank syariah tadi, mereka lebih
mungkin membuatmu menjadi seorang lelaki yang dihargai dan meraih
kebahagiaan sejati. Ayah yakin, di antara mereka itu pasti ada perempuan
impian.''

''Seperti apakah perempuan impian itu, Yah?'' Aku menyeruput es lemon
tea yang tinggal separoh. Kemudian mencomot sepotong pisang goreng keju.
Irfan menunggu dengan tidak sabar. ''Seperti apa, Yah?''

''Kalau kamu bertemu dengan seorang perempuan yang berpadu pada dirinya
kehangatan seorang Siti Khadijah, serta kemanjaan dan kecerdasan seorang
Siti Aisyah dua di antara istri-istri Rasulullah itulah perempuan
impian.'' ''Seandainya aku menjumpai perempuan yang seperti itu, apa
yang harus aku lakukan?'' ''Jangan tunggu esok atau lusa. Telepon Ayah
saat itu juga. Ayah akan segera melamarkannya untukmu, dan kau harus
menikah dengannya paling lambat seminggu setelah itu. Jika kamu
mendapatkan perempuan seperti itu dalam hidupmu, dunia ini kecil dan
nyaris tak berarti. Rasul pernah berkata, bahwa seorang perempuan yang
salehah lebih berharga dari dunia ini beserta isinya.''

Seminggu kemudian. Aku tengah menulis sebuah ficer tentang pengoperasian
bus way di Jakarta ketika HP-ku berdering. Dari Irfan: ''Ayah, aku sudah
dapatkan calon istri. Seorang wanita salehah yang bisa membuatku hidup
bahagia.'' Suaranya terdengar bersemangat. ''Oh, ya, siapa namanya?''
''Nantilah Ayah akan aku kenalkan.'' Berselang lima menit kemudian,
Yanti, staf humas bank syariah menelepon. ''Assalaamu'alaikum, Pak
Irwan. Tadi Irfan buka rekening di bank syariah. Dia mengobrol cukup
lama dengan salah seorang customer service officer kami. Bapak pasti
tahu yang saya maksudkan.'' Aku menutup Nokia 9210i itu. Lalu memandang
ke luar jendela kantor. ''Alhamdulillah. Akhirnya kau temukan perempuan
impianmu, Nak.''

Sumber Uknown

Jika memilih untuk mencintai, bersiaplah untuk kehilangan, bersiaplah untuk tersakiti.

-Teruntuk Bidadari hati yang tersayangi dari lubuk hati-

LIDAH


LIDAH


''Siapa yang menahan lidahnya, pasti Allah menutupi auratnya, siapa yang dapat menahan amarahnya, pasti Allah akan melindunginya dari siksa-Nya, dan siapa yang memohon ampunan kepada Allah, pasti Allah menerima permohonan ampunannya.'' (HR Ibnu Abu Dunya).
Bahaya lidah sangat besar dan tidak ada orang yang bisa selamat darinya kecuali orang yang diam. Oleh sebab itu, Rasulullah SAW bersabda, ''Siapa yang diam, pasti selamat.'' (HR Tirmidzi).
Menjaga lidah memang tidak mudah. Salah satu dampak dari bahaya lidah adalah banyaknya fitnah yang bermunculan di mana-mana, hampir tak ada satu tempat pun di dunia ini yang selamat dari fitnah akibat lidah. Benar apa kata peribahasa bahwa lidah lebih tajam dari pedang.
Orang yang mampu menjaga lidah, berarti dialah orang yang akan mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat. Suatu ketika, Sahl bin Sa'ad RA bertanya kepada Rasulullah SAW, ''Wahai Rasululullah, apakah jalan keselamatan?'' Nabi menjawab, ''Tahanlah lidahmu, perluaslah rumahmu dan tangisilah kesalahanmu.'' (HR Tirmidzi).
Dalam hadis lain, Rasulullah SAW bersabda, ''Siapa yang menjamin untukku apa yang ada di antara dua janggutnya (lidah) dan dua kakinya, maka aku menjamin baginya surga.'' (HR Bukhari).
Betapa hebatnya orang yang mampu menjaga lidah. Sampai-sampai dikatakan dalam sebuah hadis bahwa orang yang menjaga lidahnya, mampu mengalahkan setan. ''Simpanlah lidahmu kecuali untuk kebaikan, karena sesungguhnya dengan demikian, kamu dapat mengalahkan setan.'' (HR Thabrani).
Begitulah para sahabat, mereka lebih rela mengunci lidahnya dari berkata yang tidak diridhai Allah dan Rasul-Nya. Setiap perkataan pasti ada yang mencatat dan akan dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah SWT. Karena itu, menjaga lidah merupakan salah satu upaya untuk menghindari hisab di akhirat. ''Tiada satu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.'' (QS Qaaf: 18). Wallahua'lam.

Rabu, 05 Desember 2007

Berbalas Puisi


Di hamparan rerumputan yang mulai basah . . .
entah itu karna hujan
atau tlah bercampur dengan tangisku . . .
kau tetap saja berdiri mematung
menatapku dengan tatapan penuh kemuakan . . .

Langitpun seakan ikut marah . . .
ia menggelegar
memadukan kilatan petir yang semakin kontras saja . . .
namun sekali lagi
kau tetap saja membisu . . .

Bicaralah wahai sayangku . . .
agar aku tau apa maumu . . .
bukalah semua kenginanmu padaku . . .
bicara . . .
sebelum dunia ini tenggelam karna hujan

On 12/3/07, putri barlian

=============================================================
Petang kala itu
temaram langit hitam kelabu
Aku hanya bisa diam mengagu
Bukan karena kemuakan ku

Dan hujan pun terus menyapa kita
Ingin Ku ungkapkan seribu kata
Tapi air mata itu membuat ku tak bisa berkata
Karena tak ada kata melihat air mata

Dalam Diam ku kuharap kau pahami
Betapa aku menginginkan mu
Betapa hati menyayangi mu
cinta yang tak Untuk menyakiti

Kau tahu betapa dalam rasa ini
Rasa ku yang hanya tertuju untuk mu
Biarkan aku bercerita dalam diam ini
Karena kaulah permaisuri kalbu

Cikarang, 03 Desember 2007
Erwin Arianto
================================
Sebenarnya . . .
Ingin aku berpaling dari hatimu
Ingin aku pergi dari istana ketulusanmu
Ingin aku melupakan keajaiban cinta
yang tlah kau perbuat . . .
Tapi kenapa tidak bisa ???

Hati tlah memilih surga yang lain
Mendapat mahkota cinta yang lain
Menggapai angkasa dengan warna yang baru
Tapi bayang-bayangmu tetap di belakangku,
kenapa?!

Lupakan aku saja sayang . . .
Bukan masa kita bercinta lagi . . .
Raihlah buah yang lebih ranum dari aku
Mungkin saja ia dapat mengisi hatimu yang tlah aku tinggalkan . . .


putri barlian
Dec 4, 2007 4:34 PM
=================================================

Senin, 03 Desember 2007

Pekerja Outsourcing


Hari ini ketika audit department lain saya berjalan melewati bagian produksi di kantor terlihat banyak pekerja pabrik yang anak-anak baru lulus smu sedang bekerja dengan riang dan gembira, tapi kegembiraan mereka adalah senyum kegetiran dalam menghadapi hidup, sebagai buruh kontrak dan buruh outsourcing....

Perusahaan saya, seperti mungkin banyak perusahaan lainnya saat ini banyak memperkerjakan karyawan kontrak dan karyawan outsourcing, karena outsourcing adalah suatu hal yang wajar dan sah dari segi undang-undang 13 th 2003.

tetapi dibalik itu, jika kita sebagai tenaga kerja outsourcing, kita tidak terdapat kepastian kerja dari perusahaan yang sedang bekerja, kapan pun kita dapat diganti kalau perusahaan tidak puas atau pun ada faktor like dan dislike. bagai mana dengan masa depan pekerjaa outsourcing...

Pernah terpikir jika seseorang pegawai atau karyawan menjadi karyawan kontrak atau pun outsourcing bagaimana hidup mereka, masa depan mereka, banyak perusahaan khususnya manufaktur mempekerjakan tenaga muda. dan mereka rata-rata hanya berpendidikan SMU. apakah ada perusahaan yang mau mengontrak mereka pada usia 30-50 tahun....? (Semoga masih ada), kalau tidak, bangsa indonesia siap menerima ledakan pengangguran yang lebih besar

Dari sisi management, perusahaan akan lebih senang mempekerjaan karyawan outsourcing untuk cost down (penekanan biaya), serta efesiensi, Untuk itu diperlukan suatu perubahan struktural dalam pengelolaan usaha dengan memperkecil rentang kendali manajemen, dengan memangkas sedemikian rupa sehingga dapat menjadi lebih efektif, efisien dan produktif.

menurut pemkiran pengusaha yang pernah saya baca "selama ini, buruh Indonesia selalu menuntut gaji yang lebih tinggi tanpa meningkatkan produktivitasnya. Sedangkan para pengusaha akan kesulitan melakukan pemutusan hubungan kerja, karena mereka harus membayar banyak kewajiban, seperti uang pesangon." itulah alasan suburnya bisnis penyedian jasa tenaga outsourcing

pekerjaan disub-kontrakkan (outsourcing) melahirkan persoalan, pada kenyataan sehari-hari outsourcing selama ini diakui lebih banyak merugikan pekerja/buruh, karena hubungan kerja selalu dalam bentuk tidak tetap/kontrak (PKWT), upah lebih rendah, jaminan sosial kalaupun ada hanya sebatas minimal, tidak adanya job security serta tidak adanya jaminan pengembangan karir dan lain-lain sehingga memang benar kalau dalam keadaan seperti itu dikatakan praktek outsourcing akan menyengsarakan pekerja/buruh dan membuat kaburnya hubungan industrial .

pada UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003, tidak ada satupun peraturan perundang-undangan dibidang ketengakerjaan yang mengatur perlindungan terhadap pekerja/buruh dalam melaksanakan outsourcing. Kalaupun ada, barang kali Permen Tenaga Kerja No. 2 Tahun 1993 tentang kesempatan kerja waktu tertentu atau (KKWT), yang hanya merupakan salah satu aspek dari ousourcing.


karena rata-rata pekerjaa outsourcing, satpam, cleaning service, operator pabrik da lainya adalah yang berpendidikan rendah, inilah relasi dari kebijakan pemerintah tentang pendidikan, dimana pemerintah masih belum peduli untuk peningkatan SDM indonesia, yang berakhir pada rendahnya tingkat pendidikan rakyat sehingga banyak rakyat tidak bisa mendapat penghidupan yang layak.

Buat Sahabat yang saat ini terikat kontrak Outsource Janganberkecil hati dan khawatir. Ingat masa depan tetap ada ditangan dan hanya diri sendiri dan Tuhanlah yang akan merubah hidup. Kalau kita baru sebatas kerja kontrak ya terima dulu, sambil nimba ilmu, nambah ketrampilan, buat nambah "amunisi" dalam persaingan dunia kerja, Kemudian cari -cari peluang yang sesuai dengan keahlian kita.



Dalam perenunganku, Tidak setuju dengan sistem outsourcing...
Depok 2 Desember 2007
Erwin Arianto

Antara Bunaken, tomohon, dan tondano


Lambai mesra nyiur di pantai
Menikmati Salad ikan menggugah rasa
Sepanjang manado boulevard
melihat noni cantik melaju dan melenggang

Rindu malam di manado
camar laut berlali menyanyi
Menggapai irama penuh simponi
Membuat beta ternina bobo

titik gerimis jatuh persatu
Torang lewat selalu menyapa
Tersenyum tertanda bahagia
gemintang manja menambah syahdu

Tiup mesra sang angin laut
Membawa kedamaian rasa terpencar
Antara Bunaken, tomohon, dan tondano
Alam perawan memanjakan beta terbuai bumi manado

Layar nelayan melaju tanpa takut
Melayar melaju meninggal selat manado
Di manado hati beta terpaut
menikmati malam semakin larut

Dalam perenunganku, Kangen audit luar kota lagi.. manado yang indah...
Depok 28 November 2007
Erwin Arianto
Mampir ke http://erwinarianto.co.nr


Kenalan, Kawan & Sahabat


Kenalan, Kawan & Sahabat

Sepanjang perjalanan hidup kita selaku manusia kita berpeluang berkenalan dan mengenali banyak orang. Orang-orang ini pada amnya dapat dikatogeri kepada tiga kumpulan: Kenalan, Kawan dan Sahabat.

1.Kenalan(Known): Orang-orang ini adalah mereka yang kita kenali nama atau ingat nama mereka namun kita tidak rapat dengan mereka. Perhubungan adalah berputar sekitar "Hai atau Hello" lalu berjabat tangan dan bersoal-jawap beberapa soalan dan meminta diri. "Bah, minta maaf, saya ada urusan. Sampai jumpa lagi. Ok, bye..." Pendek kata, kita saling mengenali tetapi tidak rapat dan tidak merasa apa-apa meskipun tak berhubungan sekalian lama. Kerana mereka tidak mempangaruhi dan tidak menyentuh hidup kita. Tidak ada kerinduan untuk bertemu. Tapi kalau terjumpa secara tiba-tiba berteguran juga. Namun tidak dapat bercerita panjang. Macam mau cepat-cepat pergi saja dengan alasan ada urusan. Rasa seperti tidak enak bercakap lama-lama. Kalau dibawa pergi makan dan minum pun tidak mahu. Pasti menolak dengan alsan sudah "baru juga makan dan minum nii." Inilah yang dikatakan orang-orang yang kita kenali namun tidak rapat. Tetapi bagi orang-orang yang tiba-tiab kita jumpa dan mereka masih mesra dengan kita, mereka inilah yang dikatakan kawan atau "Companions".

2.Kawan(Companions): Mereka ini adalah orang-orang yang bersama-sama dengan kita terutama sekali semasa bersekolah, atau menuntut di pengajian tinggi atau sama mengikuti kursus atau latihan untuk suatu aktiviti. Malah sama sama membesar dan bersukan seperti bermain bolasepak. Dimasa-masa tersebut kita rapat sekali tetapi bila dah tamat sekolah, atau pengajian atau kursus dan masing-masing sibuk dengan pekerjaan dan kehidupan sendiri maka perhubungan itu menjadi renggang. "Lost contact" dah. Walau bagaimana pun kalau terjumpa dikedai atau dimana-mana pasti panjang cerita. Disamping meluangkan masa untuk makan dan minum. Inilah yang dikatakan kawan. Pendek kata, jarang-jarang berjumpa tetapi kalau tiba-tiba berjuma pasti ramai juga! Kisah-kisah lalu terungkit kembali. Kisah yang manis dan lucu pasti menjadi bahan percakapan. Tapi apa yang jelas ialah kawan biasanya tidak "keep in touch" dengan kita. Tetapi bagi beberapa orang yang "stay in touch" dengan kita meskipun pun tak selalu tetapi mereka tetap bertanya khabar sekali-sekala, orang-orang seperti inilah yang dikatakan Sahabat atau "Friends."

3.Sahabat(Friends): Orang-orang yang kita kenali dari dulu lagi sampailah sekarang. Meskipun tak selalu berjumpa tetapi rapat. Kalau ada apa masalah seperti merekalah yang kita cari dan mereka sedia membantu. Dan kalau ada keramaian seperti perkahwinan mereka pasti kita jemput. Walaupun tidak selalu bertemua namun sekurang-kurangnya ada beberapa kali bertemu didalam setahun. Misalnya pada hari-hari perayaan. Mereka pandai datang sendiri ke rumah atau tiba-tiba muncul dihadapan rumah kita. Kalau berjumpa pasti panjang sekali cerita dan makan bersama. Mereka ini kalau mendengar kita ada masalah besar mereka pasti datang dan memberi bantuan meskipun kita tidak meminta. dan mereka ini juga tidak meminta-minta daripada kita. Mereka iklas dan jujur didalam persahabatan.Inilah yang kita kenali sebagai sahabat sejati atau "best friend."

Memang banyak sekali orang yang kita temui didalam hidup kita. Namun bukan semua orang boleh dianggap sebagai sahabat. Sebenarnyanya kebanyakan ynag kita kenal sekadar menjadi kenalan dan kawan sahaja. Walau bagaimana pun, samada seseorang itu sekadar kenalan atau kawan atau sahabat, perkara ini terserahlah kepada kita untuk menilai orang-orang yang kita temui didalam hidup kita. Namun kalau kita telah berjanji kepada seseorang bahawa kita akan menjadi sahabatnya selama-lamanya maka kita ada kewajipan untuk membukitkan janji kita ini. Jangan hanya manis dimulut sahaja tetapi dihati lain-lain. Pendek kata, bersahabat biarlah selama-lamanya.


sumber milist

Di sudut simpang lima

sayu sinar lampu jalanan
Menerangi tapak kaki membuyar lamunan
Menatap jejak kaki sang petualang
Menapaki Malam di semarang

Di sudut simpang lima
Sesosok lembut meracik pecel penuh aroma
Menggoda selera ingin Mencoba
Besama dia sahabat setia

Melaju jalan kereta besi tua
Berlari berputar di tengah simpang lima
Tatap rona penjaja teh poci menggoda
senyum manis gincu merah tua

Memberi senyum kepada setiap petualang
yang sengaja berjalan lalu lalang
Hanya berharap menyabung nyawa
untuk keluarga dan anak tercinta

Deru angin semakin kencang
Sang penjaja teh poci tak tenang
Ketika tak seorang pun datang
Tak sadar kini waktu berpulang
membawa selembar rupiah dengan riang
hanya sekedar tuk mengisi dandang


Dalam perenunganku, teringat ketika audit di semarang semarang yang damai...
Depok 28 November 2007
Erwin Arianto
Mampir ke http://erwinarianto.co.nr

Kamis, 29 November 2007

Belajar Memaafkan


Belajar Memaafkan
Hidup ini adalah sebuah pembelajaran...
Dan satu hal yang sering kita lupa adalah... memaafkan.

Para Sahabat semua, saya menulis disini bukan sebagai seorang yang sempurna. saya mempunyai sisi lemah dalam hidup ini. saya juga punya pengalaman pahit di hari-hari yang lalu. Pengalaman yang mungkin lebih menyakitkan daripada yang munkin sedang Anda alami...saat ini.

Namun melalui tulisan ini izinkan saya sedikit share dan berbagi cerita... dan juga pengalaman tentang sepatah kata yang bernama.... maaf.

Tentang beberapa istilah atau pernyataan yang rasanya logis... namun pada kenyataannya... kok ndak begitu...

1. Kalau dia salah, ya dia minta maaf
saya ga salah, buat apa saya minta maaf. Gengsi ah. Biar dia tahu diri dong. Enak aja...
Sebuah kalimat, yang terdengarnya wajar... dan logis.

Namun perlu disadari memang itulah harga sebuah gengsi. Harga sebuah hubungan baik... seringkali mesti dibayar dengan satu hal yang namanya gengsi. Kita mesti mengikis apa yang disebut harga diri dan juga keangkuhan.

Hubungan baik dan gengsi itu berbanding terbalik. Anda harus mengorbankan salah satu, untuk memperoleh yang lainnya.

Dalam banyak pertengkaran dan clash... kesalahan umumnya tidak cuma ada di salah satu pihak. Kebanyakan dua pihak melakukan kesalahan... meski mungkin kadarnya tidak seimbang.

Yang sering jadi masalah itu karena kedua pihak sama-sama tidak merasa bersalah... berpikir bahwa orang lainlah yang sepantasnya datang kepada dirinya dan minta maaf. Dan sebagai akhir... tidak ada titik temu. Pertengkaran tidak berakhir.

Para Sahabat semua, mulailah dengan berkata, maaf... meski mungkin Anda tahu Anda tidak benar-benar bersalah. It's really better for your heart. Ingat bahwa salah satu kunci untuk hidup bahagia adalah: melepaskan diri dari perasaan marah dan dendam.

saya belajar menerapkannya, dan saya... lebih bisa merasa damai, (Walau sangat berat untuk memulainya)

Untuk orang-orang yang bahkan belum meminta maaf atas kesalahannya saya tetap berpikir, saya memaafkan mereka. Mungkin aja mereka ngga sadar atau belum tahu kalau mereka itu salah.

Satu contoh satu tindakan tidak etis dalam blog dan jurnalistik adalah meninggalkan makian di blog dengan nama anonymous. Tanpa penulis tahu... ia mendapat cercaan karena perbedaan pendapat.

Namun sekali lagi, belajar untuk bisa memaafkan. Mungkin mereka hanya... belum tahu kalau hal seperti itu tidak baik adanya.

2. saya mau balas dia supaya dia sadar dan berubah

Alasan yang terkesan heroik dan baik. saya melakukannya untuk kebaikan dia. Supaya dia bisa bertobat dan jadi lebih bener. Waw...

Namun sayangnya dalam banyak hal, perkataan semacam ini lebih sering untuk memuaskan keinginan diri sendiri daripada orang lain.

Secara sadar maupun tidak, manusia itu punya kecenderungan untuk merasa puas jika ia berhasil mempengaruhi orang lain. Dalam teori kepemimpinan, ini disebut dengan needs of power. Keinginan untuk dituruti.

Pembalasan bukanlah jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah.

Andatidak akan menjadi orang yang terlalu pengecut dengan tidak membalas perbuatan jahat yang orang lain lakukan kepada km. Kasihilah orang lain, meski Andatahu mereka berbuat jahat kepada kamu. Mulailah dengan memaafkan... bukan dengan menuntut sebuah perubahan.

3. Waktu akan menyembuhkan luka hati
Biar waktu yang bicara. Hmm, terdengar bijak dan hebat. Waktu memang akan memulihkan semua kebencian dan dendam... jika diawali dengan kesediaan untuk membuka diri dan hati. Untuk mau memaafkan.

Waktu tidak akan membuat hubungan menjadi pulih... tanpa adanya kesediaan untuk memaafkan. Waktu hanya akan mengorek luka semakin dalam dan membuat semua perasaan semakin tak karu-karuan.

Jangan pernah berpikir bahwa waktu cukup untuk menyembuhkan. Kesediaan untuk memaafkan... itulah yang pertama-tama harus ada. Bukan sekedar mengharap... waktu bicara.

Andai semua orang mau meminta dan bisa untuk memaafkan, pasti akan tercipta kedamaian di dunia ini, khusnya di negera ku indonesia.kalau saya salah mohon dimaafkan, tapi jika ingin memberi masukan dan saran harap kirim ke erwinarianto@gmail.com

"Memafkan itu indah... tetapi meminta maaf itu lebih indah"
Dalam Perenungan, Minta maaf yuk...
Cikarang, 27 November 2007
Erwin Arianto
Find me on friendster http//www.friendster.com/erwinarianto

Hati-hati dalam berucap


Hati-hati dalam berucap
Kata-kata... sesuatu yang mungkin terkesan biasa. Mungkin kadang2 terkesan
tiada artinya. Hanya basa basi...

Apalagi toh, Saya orang yang "tadinya" selalu berpikir bahwa bekerja itu
lebih penting daripada sekedar ngomong doang. Lebih baik tenang2 tapi
menghanyutkan. Daripada yang beriak-riak namun tak dalam...

Namun perlahan waktu mengajar saya... bahwa berkata-kata itu penting... dan
krusial...

Melalui kata2 kamu bisa memotivasi seseorang.
Melalui kata-kata itu juga... pula kamu bisa menghancurkan hidup seseorang.

Dan efeknya.... LANGSUNG.

Perbuatan memang bisa berdampak. Dan efeknya bisa lebih besar dari sekedar
ngomong. Namun dalam banyak hal... perbuatan atau teladan... umumnya
mempunyai efek yang non-direct. Yang ga instan. Yang lebih lambat daripada
yang namanya... perkataan.

Dalam posisi seseorang di bawah tekanan, kata-kata netral pun bisa
diasumsikan sebagai serangan. Apalagi kalau kata2 itu yang jelas2 bernada
menyerang...

Saat Saya udah begitu cape bekerja keras untuk sebuah perusahaan. Namun
mendadak, sang presiden perusahaan datang padaku dan memberi reinforcement
negatif yang bertubi-tubi...

Anda seharusnya berterima kasih uda dikasih kesempatan bertahan disini...
Dasar perusahaan tidak tahu terima kasih. Itulah yg terkdang saya pikir dlm
hati...

Yah ada kalanya juga Saya mengucapkan kata2 yang semestinya bernada netral,
bernada memberitahu utk kebaikan, atau sekedar bercanda... namun konteksnya
salah. Yah jadinya... salah paham...

Saya: woii kerja2. Wakaka... main muluu ( dengan nada bercanda dan rileks
tentunya)
seorang teman : loe apaan sih kok nyolot banget.
saya: hah? (bingung)
seorang teman : Gw dah gede kok. Bisa ngatur diri sendiri. Ga usah loe kasi
tahu githu. Rewel...
saya: menggumam dlm hati... ( salah bicarakah aku?)

Ternyata, saat itu dia lagi dalam tekanan. Lagi stress. Cape... dan
sayangnya saya engga tahu. Jadilah emosinya tersulut.

Kisah lain... sebuah kata2 yang Saya maksudkan untuk menghibur... eh malah
jadinya terkesan sombong. :s :s... Masalahnya ya sama... Sang manusia
penerima pesan tidak dalam kondisi baik untuk menerima nasihat dan ajaran.
Yah jadilah... salah paham.
Menjalin hubungan itu tidak mudah. Memahami perasaan orang lain itu nda
mudah. Sehati-hati apapun aku berucap toh nyatanya masih ada aja kata2 yang
disalah mengerti. Kesannya kok malah jadi engga baik.

Yah yang pasti aku akan terus berusaha. Saya cuma percaya bahwa selama tidak
ada niat jahat... nda ada niat mencelakakan atau niat lain yang aneh2...
masih akan bisa berakhir baik kok.

Mohon maaf jika ada salah kata di postingan ini. Yup, I really mean it.
kritik saran ditunggu di erwinarianto@gmail.com

Di hampar luas padang ilalang


Di hampar luas padang ilalang
Semilir Bayu datang menghembus
Membawa kabar sang belalang
Menghanyut hati dalam waktu yang lurus

pada ujung tepi sang ilalang
Tertumpu titik-titik embun
Pada kumpulan rindu daun-daun
meyakinkan asa teringini datang

Hembus mesra sang angin
mengecup cinta kening sang embun
terkepak sayap bidadari
Menggapai gemintang menghimpun

asa yang menggebu
bergelora untuk dapat menyatu
Menggapai rasa memadu Nuansa
Menapaki ribuan rintang menyerbu
Menuju jalan bahagia bersama

Dalam Perenunganku, Untuk Perempuanku
Cimanggis-Kelapa dua Depok 27 November 2007 22:06
ErwiN Arianto
http://erwinarianto.multiply.com

Tapal-tapak angin di atas Mega


Tapal-tapak angin di atas Mega
Awan lembut Ditarik tangan langit
hujan tiba menjelma tirai-tirai panjang
menghembus cahaya kilat terang

Hanya lapang ladang petualang
Bermain diantara ribuan ilalang
Menguapkan luka duka cempaka
terucap kidung dimulut pendoa

Mahluk-mahluk berhidung mawar
membawa sitar berterang penuh sinar
Memencarlari ke sebuah belukar
Mencari Asa hati terpendar

Engkau ricik air di sebuah danau
Menjelma rintik-rintik cahaya
menyeka embun di matanya
teriris lagu hati suara sengau

Bidadari sedang terluka
Sekeping sayatan di sayap tak terbang
membuat luka sayap tak henti meradang
bertanya kankah Terhenti kisah Tersembunyi kita
dibisik kata-kata kita mencari makna semua
Berharap kan mengerti makna yang ada

Dalam Perenunganku, Krikil-krikil cinta
Cimanggis-Kelapa dua Depok 26 November 2007 22:06
ErwiN Arianto

Menikmati setitik malam di cikini


Temaram senyum sang bulan
manawarkan aroma sebuah lamunan
menemani kami sepasang pencinta
menyatu cinta berpadu rasa

Menikmati setitik malam di cikini
Menghirup aroma Nikmat bubur ini
Membawa rasa memadu ingin dan asa termiliki
Berbagi cinta tak terwakili

Kala sang kereta besi melintas
menyatu dua ingin dalam batas
Menjelma rintik-rintik cahaya
Memberi nuansa sahdu kita berdua

mengalir Lagu orkestra nan sahdu
dari irama lalulang kendaraan terdengar merdu
Membawa ku menikmati wajahmu yang ayu
yang selalu mengisi ruang kalbu

Bersama musisi jalananan malam itu
Ku nyanyikan sebuah lagu rindu
Setitik malam ini adalah milik kita
tak ingin kisah ini terlupa
Berharap untuk selamanya terus bersama

Dalam perenunganku, Hanya menulis saja
Depok, 26 November 2007, 21:56
Erwin Arianto
Baca puisi ini di http://www.kabarindonesia.com

Selasa, 27 November 2007

Bila cintaku bertasbih


Bila cintaku bertasbih
ku panjat doaku padaMu ya Allah
ku panjat cintaku abadi semoga tidak akan hilang

cintaku pada Rasul.
cintaku pada ilmu
cintaku pada kesejahteraan
cintaku pada kekasih dunia akhiratku...
cintaku bertasbih terus bertasbih

la illaha illallah...........muhammadar rasullullah
Ya Allah Ya Rahman.. Ya Rahim
bawalah cintaku ini dalam tasbih zikruallahMu
dan abadikan juga jodohkanku dengan cintaku yang satu ini
berkatilah kami dan rahmati kami
dengan rezeki dan juga kebahagiaanMu


Dalam perenunganku, mencoba berzikir pada MU ya Allah
Depok 26 November 2007 15:36
Erwin Arianto

Tentang sebuah kata bernama etika


Tentang sebuah kata bernama etika
Pertama-tama, izinkan saya menyampaikan sebuah perumpamaan yang isinya begini...

Di sebuah rel kereta yang masih aktif, ada sekumpulan anak-anak yang bermain. Mereka bermain dengan gembira tanpa menyadari bahwa sesungguhnya mereka ada dalam bahaya. Di bagian lain, ada rel kereta yang tidak aktif. Dan disana hanya ada satu anak yang bermain. Dia dalam posisi aman, karena toh rel kereta itu udah tidak terpakai lagi.

Suatu ketika kereta datang dan melaju begitu kencang.

Ok... stop sejenak.

Bayangkan seandainya di saat itu Anda ada di posisi pemindah jalur kereta.

Dan Anda punya dua pilihan:
1.) Membelokkan kereta itu ke jalur tidak aktif
Pertimbangan: untuk menyelamatkan mayoritas anak-anak yang salah namun resikonya Anda mengorbankan satu anak yang tidak salah.
2.) Membiarkan kereta itu melaju apa adanya.
Pertimbangannya: anak yang benar tidak boleh dikorbankan hanya demi teman-temannya yang salah.

Dalam posisi semacam itu. Keputusan mana yang Anda ambil?

Pikirkan... dan renungkan.

Yup, ada sekelompok orang yang berdasar etika dan logikanya memilih nomer 1, alasan demi menyelamatkan banyak anak... meskipun mereka salah.

Ada pula orang yang memilih nomer 2... dengan pemikiran yang benar tetep mesti dijunjung tinggi... meskipun hanya sedikit.

Jadi, mana standar yang benar? Atau paling nda... yang lebih benar??
Pemilih (1) toh akan merasa benar karena menyelamatkan banyak orang.
Pemilih (2) juga akan merasa benar karena menyelamatkan orang yang benar.

bingung....

Semua memang sangat rancu... sebuah keputusan tidak bisa begitu saja dibilang benar atau salah.

Semua keputusan tentu ada baik dan ada buruknya. Dan Anda tidak akan pernah bisa men-judge yang satu ini pasti lebih baik daripada yang lain. Anda nda bisa berkata keputusan (1) lebih etis dari yang kedua... ataupun sebaliknya.

Yah... sebuah problema yang bernama... ETIKA...

Dari perumpamaan sederhana di atas, ada satu hal yang ingin saya tekankan, yaitu...
Anda tidak bisa... dan tidak aka pernah bisa... menetapkan standar etika yang benar dan baku pada semua orang...

Sebagai implikasinya, Anda juga tidak akan pernah bisa... begitu saja menganggap/menuduh orang lain tak punya etika, atau melanggar apa yang disebut etika.

Karena toh memang setiap orang itu... punya standar yang BERBEDA...

Belajarlah menerima dan memahami pemikiran orang lain...
Belajarlah berpikir positif dan mencoba mengerti...

Berhentilah untuk menjudge... orang seperti ini pelanggar etika. Orang seperti ini etikanya parah.

Nah yang jadi pertanyaannya:
Etika yang mana??

Etika siapa??

Karena toh... Standar etika adalah rancu.

Apakah yang dipercayai orang banyak adalah yang benar??
Apakah yang dipercayai oleh penguasa adalah yang benar??

Belum tentu...

Jika diukur melalui sebuah standar, Anda mungkin saja benar dan Anda toh melakukan sebuah tindakan yang wajar.

Jika diukur melalui standar yang beda, mungkin saja Anda dinilai sebagai pelanggar etika. Mungkin saja Anda adalah orang yang tidak tahu diri, tidak tahu tata krama...

Who knows?

Ok, saya coba berikan sebuah contoh... yang lebih realistis...

Satu orang mungkin beranggapan bahwa menunjukkan kesalahan orang secara blak-blakan di hadapan publik adalah sah dan etis. Kalau hal semacam itu nda etis, untuk apa jadinya ada hal2 seperti tajuk rencana atau surat pembaca??

Hal semacam ini umum diterapkan di negara2 liberal. Sistem di Singapura ini juga sedikit banyak bercampur hal2 ini. Blak2an untuk serang menyerang saat Annual General Meeting... saat kampanye pemilihan presiden... de el el.

Ada pula tipikal orang yang tidak mau terang2an... Gak mau ngomong langsung. Namun berbuat jelek di belakang... ngomongin jelek di belakang. Ini didasarkan pada pertimbangan menjaga agar orang tidak sakit hati di depan umum. Sistem seperti ini umumnya diterapkan di negara2 timur.

So, mana yang melanggar etika?! Standar mana toh yang lebih benar?

Mana yang salah?

Orang pertama... karena tidak tahu diri mempermalukan orang di depan publik??
Atau orang kedua... karena tidak mau terus terang dan diam-diam saja... bukannya itu sama saja menikam dari belakang??

Jadi mana yang tidak sopan? Mana yang berpikir aneh?!

Orang tipe pertama akan berpikir orang kedua aneh dan kejam.
Orang tipe kedua akan berpikir orang pertama aneh dan kejam.

Kalau saja satu orang "keukeuh" pada pendiriannya, maka ia akan selamanya menganggap orang lain itu aneh dan tidak etis.

Jika satu orang juga berpegang pada satu standar etika... ia akan mudah terpancing emosi dan berkata pada orang yang berbeda pandangan dengan kata-kata...
"Anda rancu. Gak punya etika..."

Tentang sejauh mana... sebuah perkataan akan dianggap menyinggung?
Tentang sejauh mana... sebuah tindakan dianggap melanggar batas?
Seperti apa... sikap yang disebut tidak menyenangkan?

Sampai batas inikah? Atau itukah?

Sebenarnya siapa sih yang berhak memberi batas?!?

Saya mungkin berpikir bahwa tidak membalas SMS adalah hal yang tidak sopan.
Ada yang beranggapan... ach itu kan biasa.

Saya mungkin berpikir bahwa datang terlambat tanpa memberitahu adalah kurang ajar.
Ada yang beranggapan... itu biasa kok.

Saya mungkin beranggapan... orang masuk ke kamarku tanpa mengetuk pintu itu gak sopan
Ada mungkin yang beranggapan... ach, kita kan teman...

Saya mungkin bisa menerima, kalo orang secara blak2an kasih tahu kesalahanku, dengan cara2 tertentu
Ada mungkin yang beranggapan... iih kurang ajar deh, emang Anda sapa

Bagi setiap orang... apakah standarnya serupa??
Batasan setiap orang untuk sebuah hal adalah berbeda... dan selalu akan berbeda...

Dalam keadaan stabil dibanding keadaan emosi
Standar seseorang pun bisa berubah

Apalagi pada orang yang beda...

Yah jadi kembali kepada intinya...
Belajarlah untuk mengerti...
Belajar untuk menerima...
bahwa setiap orang berbeda...

Bahwa banyak hal-hal di dalam hidup ini. Antara yang etis ataupun yang bukan...

bukanlah untuk dipaksakan...
bukanlah untuk ditekankan

tapi untuk DITERIMA... apa adanya...

"Tetapi saya tetap yakin anda tetap memerlukan etika... karena etika adalah hal kecil yang akan membuat anda menjadi orang besar"


Bagaimana kita memperlakuakan orang lain, sama dengan kita kita

bagaimana membuat Seseorang dapat dihargai dalam suatu pergaulan .. dimana
dengan hanya berjalan tanpa berbuat apa apapun orang sudah memandang dan
suka kepada anda...

menurut fikiran saya beberapa hal yang harus kita lakukan dalam diri untuk
menambahkan, sikap kharisma anda dan mempunyai Banyak teman adalah...

1. ramah dan murah senyum (Semua orang akan merasa senang bila kita
tersenyum, tidak percaya coba deh)
2.Ihkhlas dan jujur
3.Merendah diri dan berbudi bahasa yang santun
4.Jangan sombong
5.Senang Membantu
6.Jangan Memanfaatkan Kebaikan Orang lain
7.Pandai Membawa diri... dan sifat "cair" atau mudah menyesuaikan diri dalam
keadaan apapun
8.Menghargai dan Menghormati sesama tanpa memandang siapa lawan bicara kita
9.tanamkan sifat kasih sayang dengan sesama
10.Percaya diri

Merubah sikap kita dengan mencoba seperti yang saya coba ungkap kan diaatas
adalah untuk kepentiangan kita sendiri. Karena dalam kehidupan ini akan
berlaku azas timbal balik.... jika kita ingin dihargai dan dihormati kita
harus memulai menghormati orang lain dahulu...

ayo hargai diri kita.. jangan mengharap orang lain menghargai kita...
sebelum kita menghargai diri kita sendiri dan menghargai orang lain... bila
ada tulisan yang kurang berkenan ditunggu saran dan kritik ke
erwinarianto@gmail.com

"Bagaimana kita memperlakuakan orang lain, sama dengan kita kita
diperlakukan orang lain"

Dalam perenungan, ayo saling menghormato
Cimanggis, Depok 27 November 2007 8:45
Erwin Arianto
See my profile on http://profiles.friendster.com/erwinarianto

Jumat, 23 November 2007

Garis cakrawala adalah bayangan hampa

Garis cakrawala adalah bayangan hampa
Memancar sinar mutiara katulistiwa
Mimpi-mimpi Sempurna datang menghampiri
Sampurnakan pertemuan rasa menggapai mimpi

Hampar luas mega terbentang
Memberi ruang gerak tak terbatas
Menggapai bintang tertinggi diatas
Menerangi bumi dengan cahaya terang

Percikan rasa menyapu nuansa
Menatap diantara yang akan
tuk memberi pencerahaan
Wujudkan angan dan asa

Dengan semangat tersimpan
Dengan tekat tertanam
Kubaktikan semua termiliki
Kepada negeri tercinta ini

Dengan harap menggebu
Menderap langkah kaki tertuju
Demi kejayaan tanah ku tercinta
Tanah Tercinta Indonesia

Dalam Perenunganku, Untuk PKAB (http://pkab.wordpress.com) Berjuang terus sahabat
Depok, 23 November 2007 21:56
Erwin Arianto
Find My Article on http://www.kabarindonesia.com

Bagaimana menghadapi orang lain?


Bagaimana menghadapi orang lain?

Keunikan manusia yang kita temui di sekeliling kita kadang2 membuat kesukaran tersendiri baik bagi kita yang menghadapi mereka maupun sebaliknya.

Setiap hari kita membuat penilaian tentang orang yang kita jumpai baik berdasarkan penampilan fizikal, pola pembicaraan atau kesan pertama kita terhadapnya. Selain itu kita juga mempunyai penilaian tentang diri kita sendiri. Contohnya, jika kita sering diberitahu, “Engkau tidak akan mengetahui”, kita lalu membuat penafsiran bahawa kita dianggap bodoh.

Andaian yang muncul tentang diri kita sendiri boleh menyulitkan kita dalam menghadapi orang lain. Jadi orang lain tidak selamanya merupakan sumber kesukaran, satu-satunya.

Anggapan mengenai orang lain dapat menyulitkan kita sendiri. Biasanya, tingkah laku kita menunjukkan anggapan kita. Misalnya: kita cenderung memberikan reaksi terhadap cara berpakaian orang lain. Saat kita melihat seseorang dengan pakaian yang “seadanya” maka kita menganggap bahawa orang tersebut adalah orang yang “biasa-biasa saja” atau dengan kata lain bukan orang yang kaya. Maka cara kita memperlakukan mereka pun juga “seadanya”.

Tetapi apabila kita bertemu dengan seseorang yang memakai pakaian yang “mewah/ ekslusif” maka kita cenderung beranggapan bahawa orang tersebut adalah orang yang “berada” dan perlakuan kita pun terhadapnya akan jelas berbeda. Padahal menilai orang hanya dari penampilan fizikalnya saja sangat tidak bijaksana.

Anggapan kita mengenai orang lain dapat menciptakan atau merubah orang lain yang sebenarnya tidak ada. Dengan dipengaruhi oleh “keyakinan” kita sendiri dan diperkuat oleh “persepsi” mengenai orang lain, kita dapat membuat keputusan yang dapat menimbulkan masalah yang sesungguhnya tidak ada. Inilah problem dengan aanggapan mengenai orang lain. Mustahil memang untuk tidak membuat anggapan mengenai orang lain, tetapi tidak bijaksana untuk tidak menguji aanggapan2 tersebut.


Menilai diri kita sendiri.

Aanggapan kita tentang orang lain hampir selalu dipengaruhi oleh penilaian kita mengenai diri kita sendiri. Bagaimana pun anggapan mencakupi berbagai hubungan, apakah itu dilakukan dari jarak jauh atau dari jarak dekat, dan hubungan meliputi diri kita sendiri dan orang lain. Kita dapat membuat anggapan hanya tentang orang lain dari perspektif kita sendiri yang sering diwarnai oleh diri kita tentang diri kita sendiri.

Contohnya seorang akan selalu mengalami kesulitan jika rakan kerjanya melakukan pekerjaan yang menurutnya tidak sempurna (tidak seperti yang ia harapkan). Ia akan menjadi kepayahan bagi rakan kerjanya, demikian pula rakan kerjanya akan menganggap orang tersebut adalah orang bermasalah.

Strategi menghadapi orang lain.

Kita tidak dapat menghapuskan masalah kerana merupakan sebahagian dari dunia yang kita diami. Tetapi kita dapat menguranginya dengan memandang diri kita sendiri dan dengan berusaha memahami orang lain. Menangani orang bermasalah adalah tugas rangkap dua: kita harus menimbulkan kesadaran pada diri kita sendiri dan kesadaran pada orang lain.

- Periksalah aggapan kita sendiri tentang orang lain dan penilaiannya mengenai orang lain maupun mengenai kita.

- Penilaian kita kadang merupakan akibat pengalaman baik pengalaman yang benar maupun yang tidak benar, tergantung bagaimana kita menyelesaikannya.

Selalunya cara penilaian merupakan keturunan dari “keyakinan” yang ditanam di dalam diri kita oleh orang tua, saudara, guru dsb. Kunci untuk membuka suatu anggapan ialah dengan bertanya “Apakah kita telah memeriksanya dengan pertimbangan yang dewasa?” Jikalau kita tidak memeriksanya dan mempertimbangkannya secara dewasa, maka penilaian atau anggapan tersebut adalah penilaian kurang yang ada dalam diri kita. Dan asumsi tersebut lebih sukar kita kendalikan dibandingan dengan penilaian kita sendiri.

- Sebagaimana penilaian, motivasi juga harus dimunculkan untuk disadari. Jangan menganggap atau menduga sesuatu tanpa alasan, hal itu tidak ada gunanya dan kita dapat terperangkap dalam gambaran yang palsu mengenai suatu hubungan yang dapat menimbulkan kesalahpahaman ya

Pada padang rumput terhampar


Mentari pagi menyinari bumiku
Memberi hangat sapa pada semesta
Menghapus dingin membeku
Memberi kesegaran aroma jiwa

Pada padang rumput terhampar
Ilalang tumbuh merakah
Tertiup angin berputar tak sudah
Membawa senyum kalbu bergetar

Pagi yang manja mempertemukan embun dan ilalang
Suatu kisah indah tak akan hilang
Ruang waktu yang memisahkan
Menutup ruang gerak pada sang angin

Melukis sebuah Angan
Dalam relung kalbu yang pernah membeku
Terurai rasa yang semakin mendalam
Rasa ini setinggi-tinggi nirwana

Cinta kau harus ampuni aku atas semua yang lalu
Kau lah embun segar pagi hari
Kuingin memulai dengan setia ku
Biar ku mulai dengan kesungguhan ini

Dalam perenunganku, Untuk perempuanku
Depok 23 november 2007 22:21
Erwin Arianto
Lihat puisi ku di http://erwinarianto.co.nr

Jangan tanya aku

Jangan tanya aku

Jangan tanya aku mengapa mereka kini menjadi lebih sering tersenyum
Jangan tanya aku mengapa mereka kini menjadi lebih ceria
Jangan tanya aku mengapa mereka bisa lebih menikmati hidup
Jangan tanya aku bagaimana mereka bisa senantiasa tertawa bahagia
Jangan tanya aku kenapa mereka bisa menghadapi tekanan dalam beraneka
situasi sulit
Jangan tanya aku...

Karena itu bukan semata-mata karena aku
Bukan semata-mata karena aku sering berada di dekat mereka
Bukan semata-mata karena aku memberikan pengaruh pada mereka

Kebahagiaan muncul di dalam diri mereka
bukan semata-mata karena apa yang aku tuliskan

Kebahagiaan bisa muncul
dari bagaimana cara mereka menatap hidup

Kebahagiaan bisa muncul
karena mereka mau percaya bahwa mereka bisa

Kebahagiaan bisa muncul
karena mereka mau percaya bahwa hari esok masih ada

Kalaupun mereka berkata semua itu karena aku

Aku tidak sepenuhnya merasa begitu

Karena pada dasarnya
Kebahagiaan adalah keputusan mereka sendiri

Itu terserah mereka
Apakah mereka mau memilih untuk bahagia
atau nelangsa?

Aku disini hanya bisa turut tersenyum
Karena melihat mereka bisa tersenyum

Aku disini hanya bisa turut tertawa
Karena melihat mereka bisa tertawa

Sungguh
Ini semua bukan karena aku hebat
Bukan karena aku pandai
Bukan karena aku kuat

Aku juga hanya manusia biasa

Namun aku percaya
Itu semua bisa terjadi
karena ada sesuatu yang memberi pengaruh dalam hati mereka
karena ada Tuhan yang memberikan kesejahteraan bagi mereka

sahabatku,
hanya ingin berbagi tentang apa yang kupikirkan
Hanya ingin meringankan beban para sahabat
hanya ingin berbagi dengan para sahabat
Hanya ingin menambah sahabat dan terus bersahabat

Maafkan bila banyak tulisan ini yang menyinggung dan menyakiti
aku berharap Kalian terus tetap berbahagia
Dan bermimpi menmbuat dunia lebih baik dengan sedikit pemikiran
dari orang yang kurang berilmu ini

Semoga Indonesia dan dunia menjadi lebih baik.....
Dalam perenungan, Hanya berfikir dan bercerita dan berbagi dengan sahabat
Cikarang, 22 November 2007, 12:00
Erwin Arianto
Http://erwinarianto.co.nr

Alasan itu selalu bisa dibuat, kan?


Alasan itu selalu bisa dibuat, kan?

Akan selalu saja ada alasan untuk melogiskan sebuah penolakan.
Akan selalu saja ada alasan untuk melakukan sesuatu yang tidak baik.
Akan selalu saja ada alasan, untuk sebuah kejahatan... jadi "seolah-olah" benar. Yah jadi "seolah-olah" tepat.

Kenapa kamu kok ga dateng ke meeting ini?
Duuuh sibuk, kurang enak badan, kecapean, de el el...
Kamu ini nampaknya bener2 sibuk kerja sekali ya?
Yah begitulah
Tapi kok masih sempet jalan2, chatting, ngobrol?!?

Contoh lain....
Kenapa kok kamu ga masukin orang ini dalam teammu?
Dia ga punya pengalaman apa2, kita kan perlu orang yang memenuhi kualifikasi dong.
Orang yang ini sangat capable kok, kenapa kamu ga terima?
Yah qta kan mau berikan kesempatan pada orang2 baru.

Kenapa kok kamu berbuat begitu "kejam" ke orang itu?
Ini demi kebaikan dia kok. Supaya dia sadar akan kesalahannya...

Kenapa kok kamu sering banget datang telat?
Bus macet, kesiangan banyak kerjaan jadi begadang sampai pagi, dan beraneka alasan lainnya.

Sebuah alasan bisa saja logis dan bisa diterima akal sehat ketika sekali dua kali alasan itu disampaikan. Setelah itu jika kesalahan serupa masih terjadi berarti masalahnya bukan alasan. Masalah dah ada di tingkat karakter...

Bahkan untuk hal2 yang jelas salah, mungkin aja kalo mau dirasionalisasi dan dilogiskan bisa kok...

Kenapa kok kamu mencuri barang orang? Itu kan dosa...
Dia terlalu kaya. Saya melakukan ini demi pemerataan pendapatan dan keadilan sosial.

Kenapa kok kamu membunuh?
Saya tolong orang itu supaya cepat bertemu dengan Tuhan-Nya.

Kenapa kamu berpoligami?
Ini untuk mengetes kesetiaan dan kemurnian hati pasangan saya.

dan lain-lain... dan lain2...

Semuanya relatif... Meski sesungguhnya untuk sesuatu yang salah tetap haruslah salah adanya...

Sikap yang tidak komit tetaplah tidak komit. Itu ada di masalah karakter... Masalah ada di dalam diri orang, bukan di luar...

Perkara menolak tetaplah menolak...
Betapapun kita mencoba merasionalisasi segala sesuatu menjadi terasa logis. Mencari-cari alasan sedemikian rupa sehingga kelihatan valid dan objektif. Tetap saja sisi subjektivitas pastilah ada... Tidak mungkin dipungkiri, itu wajar dan itu normal kok. Bukan untuk disembunyikan... tp faktor itu toh masih mungkin untuk ditekan.

Ketika kamu berpikir bahwa kamu sudah cukup objektif dalam menilai orang, yah biasanya saat itulah kamu sama sekali bersikap tidak objektif.

Terkadang saya bertanya kenapa yah ngga banyak orang mau mengakui kelemahan diri... dan berkata...
Ini salah saya, saya akan memperbaiki diri dari posisi yang ada sekarang.. Saya keliru, maafkan saya. Yah memang jarang ada kata2 semacam itu yang diucapkan dengan tulus, bukan sekedar basa-basi untuk menarik simpati.

Kenapa sih ya manusia harus mencari alasan?

Yah, mungkin saja karena memang manusia itu tak pernah mau disalahkan... Lagian, untuk setiap kesalahan... alasan itu selalu bisa dibuat, kan?? seperti keadaan kepemimpinan dan masyarakat indonesia saat ini sering membuat alasan untuk membenarkan yang salah... ayo kita mulai gerakan kembali ke hati nurani, untuk diri sendiri, masyarakat, dan bangsa indonesia....mari sukses bersama...

"lebih baik mengakui kelemahan dan kesalahan untuk diperbaiki, daripada menutupi yang akan membodohkan kita terus...."

" Ayo akuilah kelemahan kita untuk kebaikan kita, Beranilah berkata jujur walau itu menyakitkan"


Kamis, 22 November 2007

Kemana engkau akan melangkah


Kehidupan dunia terkadang membuat kita lupa akan hakikat untuk apa kita ada,
untuk apa Allah menciptakan kita. Allah menciptakan kehidupan ini sebagai
ujian dan Allah telah menyiapkan balasannya. Kehidupan dunia ini seperti
persinggahan sementara sebelum ke kampung akhirat.

Mengapa dan untuk apa kita ada?
Saudaraku, yang semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadamu …
Pernahkah kita merenungkan mengapa kita ada? Mengapa kita hidup di dunia
ini?
Apakah kerena keinginan dan rencana-rencana kita sehingga kita ada? Tidak,
kita tidak mungkin dapat menginginkan dan merencanakan karena kita belum
ada.
Lalu, apakah karena keinginan dan rencana kedua orang tua kita? Bukan juga,
berapa banyak pasangan suami istri yang menginginkan dikarunia anak tetapi
belum juga diberi. Adanya kita bukan atas kehendak kita, bukan juga karena
kehendak orang tua kita, lantas atas kehendak siapa?

Allah ta'ala menjelaskan dalam Al-Quran yang mulia

"Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur),
maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah,
kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari
segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami
jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki
sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai
bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan,
dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang
dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi
sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya" (Al-Hajj: 5)

Ya, adanya kita, adanya manusia, adanya jin, adanya alam semesta ini karena
kehendak dan rencana Allah. Lantas, adanya kita tentu bukan karena Allah
kurang kerjaan, iseng, atau hanya main-main saja, Allah menegaskan hal ini
sebagaimana firman-Nya

"Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara
keduanya dengan bermain-main" (Al-Anbiya: 16)

Allah menerangkan bahwa Dia ingin menguji para hamba-Nya, siapa yang taat
dan siapa yang durhaka, jadi kehidupan di dunia kita adalah untuk ujian!
Sadarkah kita? Mengapa kalau UAN, kalau SPMB, begitu disiapkan dengan betul,
sementara ujian yang paling besar terkadang kita lupa, atau pura-pura lupa,
atau yang lebih parah lagi kelau kita tidak tau bahwa hidup kita untuk
diuji! Mereka hidup seperti binatang, mereka hanya mengenyangkan perut dan
apa yang di bawahnya, mengumpulkan harta, berbangga-bangga dengan dunia,
lalu mati! Allah menjelaskan

"[Dialah Allah] Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu,
siapa di antara kamu yang paling baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi
Maha Pengampun" (Al-Mulk:2)

Saudaraku, yang semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadamu …
Betul bahwa kehidupan adalah ujian kita, Allah akan menguji kebaikan amalan
kita. Mengapa Allah tidak mengatakan yang paling banyak amalnya? tetapi
Allah mengatakan yang paling baik amalnya. Dijelaskan oleh Fudhail bin Iyadh
bahwa yang paling baik amalnya adalah yang paling ikhlas dan yang paling
sesuai dengan contoh karena amalan tidak akan diterima kecuali ikhlas karena
Allah dan sesuai dengan contoh Nabi shalallahu'alaihi wa sallam. Kalau
begitu, penting sekali seseorang harus ngaji, harus belajar ilmu syar'i
karena tidak mungkin kita mengetahui materi ujian, mengetahui apa-apa yang
dilarang dan apa-apa yang diperintahkan kecuali dengan menuntut ilmu syar'i.
Bagaimana kalau seseorang ikut ujian tetapi tidak mau tahu materi ujiannya?

Surga dan Neraka, yakinkah kita?
Saudaraku, yang semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadamu …
Mengapa beberapa waktu yang lalu ketika diskusi tentang poligami, kita
begitu yakin dan bersemangat membela ayat-ayat Al-Quran dan hadits Nabi
tentang syariat poligami; mengapa ketika diskusi tentang Ahmadiyah, kita
begitu lantang mengatakan bahwa dalam surat Al-Ahzab ayat 40: "Khootaman
Nabiyyin" maknanya adalah penutup para Nabi, tetapi,…mengapa kita jarang
mengungkit-ungkit ayat dan hadits tentang surga dan neraka? Apakah kita lupa
atau pura-pura lupa sehingga topik ini jarang kita pelajari?

Seringkali kita lupa diri, tidak tahu diri, sehingga kita lupa dengan tujuan
hidup ini, yakni ujian! Untuk mengingatkan kembali untuk apa kita di dunia
ini, saya bawakan hadits-hadits tentang surga dan neraka

Nabi shalallahu'alaihi wa sallam bersabda
"Surga dan neraka telah diperlihatkan kepadaku, maka aku belum pernah
memandang hari yang lebih banyak mengandung kebaikan sekaligus keburukan
daripada hari ini. Kalau kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya
kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis" Anas bin Malik melanjutkan,
"Tidak ada hari setelah itu yang lebih berat bagi para Sahabat dibandingkan
dengan hari tersebut. Pada hari itu, mereka semua menutup kepalanya sambil
terisak-isak karena tangisan" (HR Bukhari dan Muslim)

Bagaimana saudaraku? Apakah hatimu tergetar mendengar hadits ini? Kalau
seandainya tidak, maka engkau adalah manusia yang sangat perlu untuk
dikasihani, bagaimana tidak? Para sahabat yang jiwa, raga dan hartanya telah
mereka curahkan untuk membela dan memperjuangkan Islam, dengan ketakwaannya
mereka adalah manusia yang sangat takut kalau-kalau akhir kehidupan mereka
di neraka. Sementara kita….? Apa yang telah kita persiapkan? Apa yang telah
kita berikan untuk Islam dan kaum muslimin? Mereka dihina, dimusuhi,
dilempari, diusir dari kampung halaman, disiksa seperti Bilal,
lantas…pernahkah kita mengalami hal seperti itu?

Dalam riwayat lain disebutkan:
"Demi Allah, kalau kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian
akan sedikit bersenang-senang dan banyak menangis, dan kalian juga tidak
akan bersenang-senang terus di atas ranjang dengan istri kalian, lalu kalian
akan keluar menuju ke pegunungan (tempat menyepi) untuk beribadah kepada
Allah" Abu Dzar berkata, "Sampai-sampai aku menginginkan kalau diriku
hanyalah pohon yang tumbang" (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dengan sanad
yang hasan)

Begitulah, begitu mengerikannya ketika kita dihisab di akhirat, hanya ada 2
pilihan, surga atau neraka, sampai-sampai Abu Dzar, seorang sahabat Nabi
yang keimanan dan amalnya tidak kita ragukan, membela Nabi, membela Islam…,
beliau kalau diminta memilih daripada dihisab, beliau memilih menjadi
sebatang pohon karena pohon tidak ada beban yang harus
dipertanggungjawabkan. Bagaimana dengan kita? Apa yang sudah kita siapkan
untuk hari perhitungan nanti? Apakah kita sudah menyiapkan amalan-amalan
kebaikan? Apakah kita sudah berprinsip bahwa "waktu adalah ibadah", atau
malah selama ini kita hanya membuang-buang waktu dengan sesuatu yang kurang
bermanfaat atau bahkan diisi dengan dosa dan kemaksiatan?!

Allah menjanjikan bagi hambanya yang taat akan diberi balasan yang tiada
taranya di Surga kelak. Surga merupakan tempat yang tidak ada di dalamnya
kecuali kenikmatan, dan kenikmatan yang paling nikmat adalah melihat wajah
Allah, dzat yang selama ini kita bergantung kepadanya, dzat yang ketika kita
sakit kita memohon kepada-Nya agar disembuhkan, dzat yang ketika kita
kekurangan kita memohon kepadanya, dzat yang apabila kita mendapat nikmat
kita bersyukur kepada-Nya, dzat yang selalu kita mohon kebaikan-kebaikan
kepada-Nya.

Kita adalah perantau …
Saudaraku, yang semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadamu …
Bayangkan jika kita dalam sebuah perjalanan untuk menuju suatu pulau-kampung
halaman kita. Kemudian dalam perjalanan melewati sebuah pulau kecil, nahkoda
memerintahkan agar para penumpang singgah 3 hari untuk mengumpulkan bekal
berupa makanan dan minuman. Kemudian kita masuk hutan untuk mengumpulkan
bekal. Setiap penumpang bertanggung jawab masing-masing dan tidak dapat
saling berbagi bekal, nafsi..nafsi. Semuanya memikirkan keselamatan
masing-masing karena begitu berat perjalanan bahkan seorang bapak tidak
mungkin mau berbagi bekal dengan istri dan anak-anaknya, seorang ibu juga
tidak akan mau berbagi bekal kepada anaknya, masing-masing sangat
membutuhkan bekal tersebut untuk keselamatannya.

Apa yang akan engkau lakukan dalam 3 hari tersebut? Tentu engkau akan
memanfaatkan waktu yang hanya 3 hari untuk mencari makanan, mencari
buah-buahan dan air segar untuk bekal perjalanan karena perjalanan masih
jauh. Tetapi tidak semua seperti itu saudaraku, banyak diantara mereka malah
bersenang-senang di pulau kecil tersebut, membuat rumah bahkan ditingkat,
bersenang-senang sampai lupa bahwa mereka akan kembali melanjutkan
perjalanan sehingga harus mengumpulkan bekal yang cukup untuk sampai ke
pulau kampung asal kita. Ketika nahkoda mengumumkan agar semua penumpang
naik ke kapal karena perjalanan akan dilanjutkan, apa yang terjadi? Sebagian
penumpang mengumpulkan bekal yang cukup, sebagian hanya sedikit saja, dan
sebagian lagi lupa untuk pulang ke kampung halaman-mereka malah
bersenang-senang di pulau tersebut, membuat rumah bertingkat, membuat sawah
yang luas, beternak binatang dan lain sebagainya. Orang yang mengumpulkan
bekal cukup maka akan sampai ke kampung asal dengan selamat, orang yang
mengumpulkan bekal sedikit akan sakit-sakitan di perjalanan bahkan bisa jadi
meinggal dunia, adapun orang yang lupa akan perjalanan akan tinggal dipulau
kecil tersebut dan tidak akan pernah kembali ke kampung asalnya. Kemudian
tersiar kabar bahwa Pulau kecil tersebut ternyata pada hari ke 7 sudah
hilang tersapu tsunami!

Saudaraku, yang semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadamu …
Hakikatnya kita semua adalah perantau, kita hanya singgah sebentar di dunia
ini. Ingatlah saudaraku, kampung halaman kita adalah di Surga, kakek moyang
kita asalnya tinggal di surga. Bukankah Adam 'alaihissalam asalnya tinggal
di surga? Kalau kita tidak dapat pulang ke surga, berarti kita telah terlena
seperti penumpang yang bersenang-senang dipulau kecil tersebut.

Saudaraku, saya sampaikan wasiat yang wasiat ini juga merupakan wasiat Nabi
shalallahu'alaihi wa sallam dan Sahabatnya yang mulia, Ibnu Umar
radhiallahu'anhuma

Dari Ibnu Umar radhiallahu'anhuma, ia berkata:
"Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam pernah memegang pundakku, lalu
bersabda, 'Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau pegembara'.
Ibnu Umar radhiallahu'anhuma berkata, "Apabila kamu berada pada waktu sore
janganlah kamu menunggu pagi hari, dan jika kamu berada pada waktu pagi
hari, janganlah menunggu sore hari. Manfaatkanlah waktu sehatmu sebelum
datang waktu sakitmu, dan manfaatkanlah hidupmu sebelum datang kematianmu'
(HR. Bukhari, Hadits Arbain An-Nawawiyah No.40)

Demikianlah wasiat Nabi shalallahu'alaihi wa sallam dan juga wasiat sahabat
Ibnu Umar radhiallahu'anhuma.

Saudaraku, yang semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadamu …
Agar engkau tidak tersesat, agar engkau dapat pulang ke kampung
halaman-yakni ke Surga, maka engkau harus mempelajari agama ini dengan
serius. Untuk urusan kuliah saja engkau dapat serius, berapa banyak waktu,
fikiran, tenaga dan dana tercurahkan untuk kuliah? Sekarang, berapa banyak
waktu, fikiran, tenaga dan dana untuk menuntut ilmu syar'i yang telah engkau
curahkan?

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Aku tinggalkan dua perkara yang apabila kalian berpegang teguh pada
keduanya maka tidak akan sesat selama-lamanya yaitu Kitabullah dan Sunnahku,
(HR. Al-Hakim)

Saudaraku, yang semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadamu …
Kita sering berdoa"Rabbana atina fiddunnya hasanah wa fil akhirati hasanah"
Ya Rabb, berikanlah kami kebaikan di dunia dan berikanlah kami kebaikan di
akhirat" Kebaikan di dunia adalah iman dan amal shalih dan kebaikan di
akhirat tidak ada yang lain kecuali Surga. Tidaklah dikatakan iman kecuali
dibangun diatas ilmu.

Kemanakah engkau akan pergi melangkah?
Saudaraku, yang semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadamu …
Jalan petunjuk telah jelas, dan jalan kesesatan juga jelas. Saya yakin bahwa
engkau akan mengikuti jalan petunjuk, mempelajari ilmu syar'i dan
mengamalkannya. Engkau tidak akan mau terlena seperti penumpang yang
bersenang-senang di pulau kecil itu bukan? Jangan sampai engkau memohon
ketika ajal menjemput, pada saat meregang nyawa kemudian engkau memohon
kepada Allah

Kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang
telah aku tinggalkan (Al-Mu'minun :100)

Dan saat itu, keinginanmu tidak pernah akan dikabulkan

Ayo kita coba tuangkan ide dalam bentuk bentuk tulisan


Sumber Ide : Oleh Didik Wijaya

Situasi paling mengerikan yang dialami oleh penulis adalah saat kepalanya
kosong, blank, tidak memiliki ide tentang apa yang hendak ditulis. Mata
nanar menatap halaman kertas atau layar komputer yang putih polos. Ide yang
diharapkan tidak pernah mampir. Padahal sebenarnya ada banyak sumber-sumber
ide yang tersedia di sekeliling Anda. Mungkin Anda hanya tidak menyadarinya
dan melewatinya. Nah, di dalam tulisan ini ada beberapa sumber-sumber tempat
mencari ide untuk tulisan Anda.

1. Buku, majalah dan media cetak lainnya
Buka perpustakaan pribadi Anda, cari buku yang menarik perhatian Anda dan
baca. Ambil majalah, perhatikan setiap artikel. Pikirkan apa yang bisa Anda
buat dari materi yang Anda baca itu. Cerita, puisi, artikel yang ada di sana
bisa menginspirasi Anda

2. Obrolan
Rumpian, obrolan ringan atau kumpul-kumpul sesama teman arisan atau saudara
bisa menjadi sumber ide yang dahsyat. Cuma jangan terlalu terbawa suasana,
saking asyiknya ngerumpi, akhirnya Anda malah lupa tujuan semula

3. Bepergian
Keluarlah dari rumah Anda sementara waktu. Tidak perlu jauh-jauh. Kalau Anda
punya uang dan bisa bepergian ke berbagai tempat yang eksotis itu lebih
baik. Kalaupun tidak bisa cukup di dalam kota Anda. Cuma sekarang, gunakan
cara bepergian yang lain. Kalau biasanya Anda naik mobil pribadi, kali ini
cobalah naik angkutan umum. Sebisa mungkin jangan pergi ke mal, pergilah ke
pasar seni, galeri, museum, dll. Perhatikan keunikan orang-orang di sekitar
Anda. Anda akan menemukan ide tersebar di mana-mana.

4. Komunitas
Jika Anda ingin menulis di satu bidang tertentu, cara terbaik adalah
bergabung dengan komunitas yang menekuni bidang tersebut. Dari diskusi antar
sesama anggota komunitas akan terungkap problem, permasalahan dan solusi
yang ingin dicapai. Hal tersebut bisa diangkat menjadi ide.

5. Mimpi
Tidak semua orang bermimpi waktu tidur. Tetapi bila Anda bermimpi apapun,
kemungkinan isi mimpi itu bisa menjadi ide cerita Anda ketimbang Anda repot
ke dukun mencari tafsirnya.

6. Diari atau jurnal
Bersyukurlah kalau dulu Anda rajin menulis diari atau jurnal. Buka kembali
lembaran diari tersebut, baca kembali dan cari hal yang bisa menjadi ide
tulisan.

7. Film
Beli atau pinjam film di rental. Cari film yang unik yang biasanya jarang
Anda tonton. Pertimbangkan untuk menonton film yang menang di berbagai
kompetisi. Tonton berkali-kali dan pikirkan apa yang bisa Anda buat dari
film yang Anda tonton itu.

8. Televisi
Yang dimaksud televisi di sini, bukan tayangan televisi swasta di Indonesia
yang amburadul, yang sinetronnya kalau nggak melotot dan teriak-teriak nggak
puas. Tapi berbahagialah kalau televisi kabel masuk ke rumah Anda (bukan
promosi), tapi di sana Anda bisa menonton Discovery Channel, atau National
Geographic Channel. Mereka bisa menjadi sumber informasi bagi Anda.

9. Musik
Buka sampul kaset atau CD punya Anda, baca liriknya, resapi sambil
mendengarkan lagunya. Lirik suatu lagu bisa menjadi inspirasi sebuah cerita

10. Internet
Internet adalah sumber informasi yang tidak ada habisnya. Luangkan waktu
untuk mencari berbagai informasi di internet, usahakan saja supaya tidak
tersesat.
Sebenarnya ide ada dimana-mana. Ide yang muncul saat Anda termenung, atau
jongkok di kamar mandi (kok bisa ya:) sebenarnya muncul dari bawah sadar
Anda, yang muncul dari akumulasi dari apa saja yang Anda lihat, rasakan
sehari-hari. Buat kebanyakan orang, ide tidak datang dari langit. Maka dari
itu, mendekatlah kepada sumber-sumber ide yang sudah disebutkan di atas.

Cat:
Ayo kita coba tuangkan ide dalam bentuk bentuk tulisan

Rabu, 21 November 2007

Kurayapi sekujur kesepianku

Kurayapi sekujur kesepianku
Mengundang angan dan sengat kumbang
Mata bintang yang diam dan berkelesatan
Menyuguhi harapan di semesta lenggang

Sampai kasih dan ingin terbentang
Membujuk pengembara merakah
Yang tenggelam di bawah kubang resah
Menanti dara cantik yang telah datang

Membujuk arah pengembara merambah
Terus mewangi aroma bunga cinta sampai ujung hari
Membangkitkan gairah sang pencinta dalam darah
Yang menentangkan kesenyapan sendiri

Ku temukan perempuanku
Dalam batas asa ku mengagumi sesok diri membaui
Dan membenamkan dua serpihan bintang
Yang memancarkan pesona terang

Ia selalu memintaku melukiskan kisah yang ada
Atas cinta terperi di dinding-dinding hati
Kami hanyalah sepasang pecinta mengharap sejati
Bersama berkelana dari waktu-kewaktu menjaga setia


Dalam perenunganku, Untuk perempuanku
Depok 20 november 2007 22:21
Erwin Arianto
Lihat puisi ku di http://blogerwinarianto.blogspot.com

Kosong hampa jiwa yang terus merindu


Embun pagi menetes berbulir di setiap ujung daun
Menyejukan menentramkan memberi segar aroma pagi
Menemani lembut sapa sang fajar melantun
Membawa kedamaian dan ketenangan diri

Membaca dan menembangkan kalam mu ilahi
Membawa kententraman diri yang gundah
Menghapus semua ragu dan resah
Dalam suatu jiwa yang terus sendiri

Jiwa-jiwa sepi terus lari dan mencari
Meresapi makna diri terhadiri
Kosong hampa jiwa yang terus merindu
Tak terbendung keinginan bertemu

Begitu kuat rasa yang hanya tertuju
mengetuk inginku terus mencari-Mu
dalam setiap detik waktu ku
Menginginkan selalu berjumpa Mu

Hanya demi cintaku yang iklas kepadamu
Sebagai tanda tunduku atas titahmu
menanti datangnya sang wahyu
Temukan langkahku berminta akan taqwaku


Dalam perenunganku, Sembah Sujudku Untuk mu ya robku
Depok 20 november 2007 22:21
Erwin Arianto
Lihat puisi ku di http://erwinarianto.multiply.com


Kembali kurajut waktu yang telah terlepas


Malam Semakin larut menggumuli dengan kepekatan
Suluh benderang pagi membinarkan sentuhan lembut
Seutuhnya dalam warna molek dan segar
Bersama dengan sang embun penuh kelembutan

angin, embun, sayap,telah kulupakan menuju
Hanya kenangan terbangkang
Kutuang dalam gelas-gelas waktu
Kubuang semua angan dan impian lalu menyebrang

Kembali kurajut waktu yang telah terlepas
Pergi dengan dengus terakhir sebelum senja bebas
Ketika kau pergi dan berlari
Entah tau kankah kau kembali

Tuhan melulu bungkam dan hanyut dalam darahku
Tentang tanyaku akan hayal dan mimpi yang biru
Melongsor pasir-pasir angan yang terjulang
Diatas linangan masa silam tenggelam terawang

Wajahmu yang pernah kucandra dalam mimpi
Selalu melayang dalam hayal dengan ingin hati
Bergelayut bergantung disetiap aliran teringini
Gelap telah memutus kan inginku tak terpenuhi
Kini aku jalani kisah baru yang tak termaui
Dengan keterpaksaan dan berat hati menjalani


Dalam Pernunganku, Krikil-krikil Cinta
Depok 20 November 2007 22:00
Erwin Arianto
Mampir ke blog ku di : http://blogerwinarianto.blogspot.com


Selasa, 20 November 2007

teor merebus katak


Andaikanlah pada sebuah panci berisi air kita masukkan katak, kemudian panci tersebut kita panaskan di atas kompor secara bertahap. Saat air masih dingin katak diam saja, kemudian ketika air mulai memanas sedikit demi sedikit, tubuh katak pun akan melakukan penyesuaian suhu. Memang demikianlah salah satu kekhasan binatang katak, dimana tubuhnya bisa menyesuaikan diri dengan kondisi sekitar nya.



Lama kelamaan saat suhu terus menaik, katak pun merasa kepanasan, tapi ia bisa terus melakukan penyesuaian suhu, sampai pada suhu tertentu, tubuhnya tak bisa lagi melakukan penyesuaian, ia merasa kepanasan dan ingin melompat keluar, tapi karena suhu yg tinggi tersebut, kaki nya menjadi kepanasan dan tak kuat untuk melompat, ia menjadi lemah. Sehingga akhirnya saat suhu air dalam panci tersebut sudah sangat tinggi, katak itu pun mati karena nya. Demikianlah analogi teoritis mengenai proses bagaimana seekor katak bisa mati terebus dalam air, karena instink survival berjalan berlawanan dengan instink penyesuaian diri yang berlebihan.

Makna filosofis dari cerita fabel tersebut sering berlaku pula pada manusia.Banyak manusia yg terjatuh pada sebuah kesalahan, berbuat kesalahan yg fatal berawal dari kesalahan2 kecil yg dianggap biasa. Atau melakukan proses penyesuian diri atau kompromi yg berlebihan sehingga melupakan rasa mawas diri yg adalah juga salah satu bentuk metode survival manusia menghadapi berbagai kesalahan dalam perjalanan hidupnya.

Seorang anak yg sedang bermain2 api, diperingati oleh ibu nya, “hai nak, janganlah bermain2 api, terbakar tangan mu nanti”. Nggak apa kok bu, api nya kecil kok, kata sang anak kecil. Namun seringkali terjadi api kecil jadi membesar dan mencelakakan. Ibu yg sudah puluhan tahun pengalaman hidup menyadari hal tersebut, namun anak kecil yg baru beberapa tahun hidup di dunia ini, sering meremehkan hal2 kecil tsb.

Seorang pria dewasa yg sudah berkeluarga, awalnya iseng2 saja, guyon, becanda dengan sekretaris teman sekantornya. Awalnya mungkin hanya sekedar saling kirim sms atau email, lama kelamaan jadi ketagihan juga untuk ngobrol2 langsung. Kemudian sekali waktu ajak jalan2 bareng, makan siang bersama, sampai rasa cinta pun bersemi karena nya. Karena telah terkena mabuk asmara, akhirnya pertimbangan rasional pun hilang, sampai berakhir pada perselingkuhan , perzinahan yg menyebabkan rusaknya rumah tangga. Itulah akibat iseng2 bermain ”api asmara” , bisa “terbakar” syahwat karena nya.

Seorang pekerja, sekali waktu diberi hadiah kecil oleh supplier atau kontraktor di tempat nya bekerja, mungkin hanya sekedar souvenir kecil seperti gantungan kunci atau topi. Ah ini kan hanya sekedar tanda terima kasih, nilai nya pun tak seberapa. Di waktu lain ada juga supplier yg mengajak makan siang. Hal tersebut terus berlanjut, dan kita menganggapnya masih biasa, sampai lama kelamaan kita terbiasa menerima sesuatu dari rekanan bisnis perusahaan yg nilai nya makin besar, kita pun tak lagi hanya sekedar menerima, tapi malah meminta pada rekan perusahaan, nanti mau ngasih apa nih, kalau kontrak nya jadi ? , katanya sambil guyon pada rekanan. Lama kelamaan hadiah makin membesar dan keputusan perusahaan pun ditentukan dari berapa besar nilai pemberian ( kick back, komisi atau apapun namanya ). Itulah salah satu bentuk korupsi yg telah banyak merugikan bangsa kita. Mungkin kita menyadarinya, tapi susah untuk keluar karena kita telah terjebak dalam sebuah lingkaran setan, yg sebenarnya kita sendiri memulainya.

Seorang yg berusia paruh baya, tidak menyadari bahwa metabolisme tubuhnya sudah mulai berkurang kemampuan nya. Dan ia tetap menyantap makanan apapun dengan lahapnya,merokok dan berbagai kebiasaan tidak sehat lainnya, Ia menganggap dirinya masih kuat seperti saat ia muda dulu. Ah nggak apa2 kok sedikit ini, tapi lama kelamaan jadi ketagihan. Akhirnya ia banyak terkena penyakit akibat makanan seperti ; maag, kelebihan kolesterol, asam urat, hipertensi, diabetes dll.

Begitu pula halnya orang yg terjebak menjadi pencandu narkoba, awalnya pun dari anak muda yg iseng2 sekedar coba2, namun akhirnya jadi kecanduan, dimana ia tak bisa lagi mengendalikan dirinya.

Dan banyak kasus2 lain dalam kehidupan kita sehari hari, yg bisa digambarkan dengan teori merebus katak tadi. Dimana manusia banyak terjebak pada kesalahan karena mengabaikan kesadaran dirinya sendiri,yg tak begitu menghiraukan kesalahan2 kecil.

Sebagai manusia yg lebih mulia dari binatang seperti katak, harusnya kita bisa menjaga diri, mengembangkan kemampuan mawas diri, berhati hati yg merupakan salah satu bentuk survival method nya manusia.

Haruslah disadari dalam hidup ini, kita selalu mendapat godaan dari setan, lawan sejati perjalanan hidup ini, yg tak ingin kita menapaki jalan lurus. Dan teori merebus katak adalah salah satu metode bisikan setan menyesatkan manusia. Setan musuh sejati manusia berumur lebih panjang, jadi dia tahu tentang kelemahan manusia2 sebelumnya, tahu pada kondisi apa saja manusia tergoda, dan sudah terbukti sepanjang jaman, bahwa dengan berbelok sedikit demi sedikit dari jalan yg lurus adalah penyebab banyak manusia terjatuh pada jalan yg salah.

Berkaitan dg kesusilaan, dalam agama islam, kaidahnya ialah “janganlah kau dekati perzinahan” , bukan langsung jangan berzinah, misalnya, antara lain karena sifat manusia yg sering ceroboh, seperti katak tadi. Kalau sudah mulai mendekati perzinahan, akan sangat mudah seseorang terjatuh pada kubangan maksiat tersebut.

Begitu pula dengan “perkeliruan2” lain nya, seperti korupsi, kebohongan publik, selingkuh, candu narkoba, penyakit, kemunafikan dll. Kebanyakan berawal dari hal2 kecil yg dianggap biasa. Integritas diri yg lemah, tak berpendirian, sehingga cenderung kompromistis atau plin plan.

Marilah kita menjaga diri dari kesalahan2 kecil yg kalau dibiarkan kelak akan menjadi bencana bagi diri kita sendiri. Kalau kita mengalami hal seperti katak terebus tersebut, “key survival”nya ialah, kita harus mengetahui kapan harus melompat dan melakukannya tanpa ragu ragu.

sumber : http://hdmessa.wordpress.com/2007/11/09/teori-merebus-katak/

Banyak Dosa Banyak Pahala


Sebagian manusia telah menganggap remeh atas dosa-dosa mereka, mereka
menganggap bahwa kebaikan-kebaikan mereka sudah terlalu banyak sehingga akan
menenggelamkan dosa-dosa yang mereka lakukan. Padahal jika seseorang
meremehkan dosa-dosa, maka sungguh ia telah terpedaya oleh syaitan

Sebagian manusia telah menganggap remeh atas dosa-dosa mereka, mereka
menganggap bahwa kebaikan-kebaikan mereka sudah terlalu banyak, mereka
menganggap bahwa amalan-amalan shalih mereka sudah begitu melimpah sehingga
pahala yang mereka kumpulkanpun sudah begitu menggunung. Mereka menganggap
bahwa shalat malamnya, puasa senin kamisnya, haji dan umrahnya, infaqnya dan
seterusnya dari amalan-amalan shalih yang mereka kerjakan akan seperti
lautan yang akan menenggelamkan dosa-dosa yang mereka lakukan. Jika
seseorang menganggap remeh suatu dosa, ketahuilah bahwa sesungguhnya dia
telah terpedaya oleh syaitan, walaupun mereka telah banyak beramal dengan
amalan-amalan ketaatan.

Wahai saudaraku yang semoga Allah melimpahkan rahmat kepadamu...
Allah ta'ala memberikan permisalan tentang orang yang telah mengumpulkan
banyak kebaikan akan tetapi nanti di akhirat, amalan kebaikan yang
diandalkannya tidak dapat banyak bermanfaat, Allah berfirman

"Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan
anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun
itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu
sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup
angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah, Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya. (QS.
Al-Baqarah:266)

Ibnu Abbas radhiallahu'anhuma ketika menjelaskan ayat di atas, beliau
mengilustrasikan dengan orang kaya yang beramal karena taat kepada Allah,
kemudian Allah mengutus setan padanya, lalu orang itu melakukan banyak
kemaksiatan sehingga amal-amalnya terhapus (Tafsir Ibnu Katsier)

Wahai saudaraku yang semoga Allah melimpahkan rahmat kepadamu...
Janganlah sekali-kali kita meremehkan dosa karena kita menganggap sudah
mempunyai amal kebaikan yang banyak. Ketahuilah wahai saudaraku bahwa belum
tentu amal kebaikan yang kita kerjakan dihitung sebagai amal shaleh di sisi
Allah, apakah karena kita tidak ikhlas atau tidak sesuai dengan yang
dicontohkan Rasulullah shalallaahu 'alaihi wa sallam. Selain itu, amal
kebaikan juga akan dapat terhapus dengan kemaksiatan-kemaksiatan.

Tsauban radhiaallahu'anhu meriwayatkan sebuah hadits yang dapat membuat
orang-orang shalih susah tidur dan selalu mengkhawatirkan amal-amal mereka.
Tsauban radhiaallahu'anhu berkata, Rasulullah shalallaahu 'alaihi wa sallam
bersabda

"Aku benar-benar melihat diantara umatku pada hari Kiamat nanti, ada yang
datang dengan membawa kebaikan sebesar gunung di Tihamah yang putih, lalu
Allah menjadikannya seperti kapas berterbangan, Tsauban bertanya, Ya
Rasulullah, jelaskan kepada kami siapa mereka itu agar kami tidak seperti
mereka sementara kami tidak mengetahui!, Beliau bersabda, Mereka adalah
saudara-saudara kalian dan sebangsa dengan kalian, mereka juga bangun malam
seperti kalian, akan tetapi apabila mendapat kesempatan untuk berbuat dosa,
mereka melakukannya (HR. Ibnu Majah, disahihkan oleh Syaikh Al-Bany dalam
Silsilatul Ahaadits Shahihah No,505)"

Saudaraku, masihkah kita merasa bangga dengan amal-amal kita kemudian
berbuat dosa dan menganggap bahwa dosa kita akan tenggelam dalam lautan
amalan shalih kita.

Maka wajib bagi kita untuk senantiasa bersabar, bersabar dan bersabar. Sabar
dalam melaksanakan ketaatan dan sabar dalam menjauhi dosa-dosa.

Semoga Allah merahmati Imam Ahmad yang mengatakan bahwa sabar adalah terus
menerus sampai seseorang menapakkan kakinya di Surga kelak.

Ketika seseorang bertanya kepada Abu Hurairah radhiallahu'anhu tentang makna
takwa, Abu Hurairah kemudian bertanya kepada orang tersebut, Apakah engkau
pernah melewati jalan yang berduri? Ia menjawab, Ya pernah. Abu Hurairah
bertanya lagi, Apa yang engkau lakukan, Ia menjawab, Jika aku melihat duri
maka aku menghindar darinya, atau melangkahinya, atau mundur darinya, Abu
Hurairah berkata, Seperti itulah takwa

Maka bukanlah dikatakan takwa jika seseorang sengaja menerjang rambu-rambu
syariat, mengerjakan apa-apa yang diharamkan oleh Allah atau meninggalkan
apa-apa yang diperintahkan-Nya.

Kemudian kita juga harus takut karena kita tidak tau kapan ajal akan
menjemput! Kalau kita amati disekitar kita, maka kita dapati bahwa jumlah
manula lebih sedikit daripada orang muda dan anak-anak, hal ini menunjukkan
bahwa kebanyakan manusia meninggal dalam usia muda, maka waspadalah!

Wahai saudaraku yang semoga Allah melimpahkan rahmat kepadamu...
Terakhir saudaraku, hendaknya kita senantiasa bertakwa dan tidak meremehkan
dosa-dosa agar kita tidak seperti yang digambarkan dalam ayat dan hadits di
atas, semoga Allah menjadikan kita nanti, termasuk yang diseru dalam
firman-Nya

"Hai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi
diridhai-Nya, Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, Maka masuklah
ke dalam Surga-Ku (Al-Fajr: 27-30) "

Referensi
1. Tafsir Ibnu Katsier
2. Silsilatul Ahaadits Shahihah, Syaikh Al-Bany
3. Jami' ulumul wal hikam, Ibnu Rajab

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting