Kamis, 03 Januari 2008
Dicari yang Berpengalaman
Kamis, Januari 03, 2008
Erwin Arianto
No comments
Dicari yang Berpengalaman
Renungan acara morning briefing kali ini berasal dari sebuah ide yang
datangnya dari sebuah iklan tentang lowongan pekerjaan di beberapa surat
kabar yang sepertinya sudah sering kita baca bersama dimana ada tertulis
salah satu bunyi syaratnya adalah Dicari yang Berpengalaman. hati kita
tergerak untuk menguraikan bagian tulisn tersebut sesuai dengan thema utama
yang akan kita sharingkan dalam acara pagi ini yaitu; Dicari Yang
Berpengalaman.
Supaya kita menjadi orang pengalaman. Karena kalau kita renungkan kata
berpengalaman itu sesuatu yang amat sangat penting. Kenapa penting! Sebab
bila karyawan di dalam perusahan semuanya memiliki pengalaman yang hebat
maka perusahaan juga bisa hebat dan kuat.
Tetapi sebaliknya bila semua karyawan pengalamannya hancur-hancuran maka
perusahaan juga bisa menjadi berantakan, oleh karena itu pengalaman adalah
penting dan sungguh sangat penting Semua orang rindu disebut sebagai orang
yang berpengalaman. Semua perusahaan rindu memiliki karyawan yang
berpengalaman sebab itu penting Nah.. selain persyaratan berupa latar
belakang dan pendidikan, ternyata pengalaman dalam disiplin ilmu kreatifitas
bisa digambarkan atau diibaratkan bagai seluas bidang tanah yang subur yang
siap ditanami dengan bibit yang unggul.
Sehingga muncul tunas muda dan secara cepat tunas itu, berubah menjadi
batang yang bercabang-cabang kemudian tumbuh daun-daunan dan kemudian
berbunga yang pada akhirnya bisa berbuah lebat dan buahnya tetap. Sehingga
sampai biji buah tsb siap ditanam kembali dan bisa berbuah lagi dengan hasil
yang berlipat ganda. Maka sekali lagi bisa dikatakan bahwa;pengalaman itu
adalah sesuatu hal yang sangat penting. Hal ini perlu disampaikan dalam
acara morning briefing kali ini.
Ada sebuah ILUSTRASI;zaman dulu kala hidup seorang nabi yang memiliki sebuah
mantera untuk menghidupkan tulang-tulang orang mati. Murid-muridnya
berkali-kali meminta agar sang nabi itu, memberikan rahasia mantera tsb
kepada mereka.
Tetapi nabi itu selalu menjawab Sabarlah,..kamu kan,..perlu pengalaman lebih
dulu. Kamu perlu belajar bijak dari pengalaman. Tunggulah sampai kamu
benar-benar menjadi matang. Toh pada akhirnya rahasia mantera itu pasti akan
saya berikan kepada kalian." Namun demikian para murid itu, tetap saja
mendesaknya dan mereka secara terus menerus mendesak nabi itu, dengan tidak
sabar.
Pada akhirnya dengan berat hati dan terpaksa.! Nabi itu memberikan rahasia
mantera yang mereka minta itu. Maka di saat itu juga hati para murid menjadi
terasa senang dan wajahnya tampak bergembira. Dan seketika itu juga, mereka
meninggalkan sang nabi.
Karena mereka ingin mempraktekan dan mencoba keampuhan mantera yang baru
saja diterimanya itu. Di perjalanan mereka melihat ada beberapa batang
tulang yang berserakan. Tanpa pikir panjang mereka berkata. "Mari kita coba
sekarang.!" Lalu mereka menggunakan mantera itu. Dan apa yang bakal
terjadi.?
Tulang-tulang itu mulai bergerak. Mantera itu benar-benar ampuh.! Dengan
mata terbelalak mereka melihat bahwa; tulang-tulang itu mulai menjadi
kerangka yang ditumbuhi daging. Ternyata kerangka itu berubah menjadi seekor
serigala. Serigala yang hidup dengan mata yang liar dan perangai yang
beringas serta menakutkan.!
Murid murid itu lari ketakutan. Tetapi mereka dikejar serigala itu. Mereka
diterkam. Dan pada akhirnya mereka tewas dengan tubuh yang terkoyak-koyak.
Nah dari kisah tersebut dapat disimpulkan bahwa; kepandaian dan kekuasaan
seseorang belum tentu merupakan segala-galanya.
Orang-orang yang pandai dan berkuasa belum tentu bisa bersikap bijak dalam
menggunakan kepandaian dan kekuasaannya. Sebab mereka belum berpengalaman.
Tetapi apakah arti sesungguhnya sebuah pengalaman.?
Disini perlunya dikisahkan bahwa; ada dua orang manajer di-suatu perusahaan
yang sama. Sebut saja manajer A dan manajer B dalam kisah ini dikatakan
bahwa; manajer A sudah sepuluh tahun bekerja, sedangkan manajer B baru lima
tahun bekerja. Siapa yang lebih berpengalman. ?? Apakah manajer A.?? Belum
tentu.!
Kedua manajer itu setiap tahun tugasnya adalah memimpin dan mengelola
perusahaan dimana mereka bekerja secara tekun dan rajin. Manajer A dan
manajer B. Telah berkali-kali dapat menyelesaikan semua permasalahan secara
serius dan konsentrasi ketika perusahaan atau beberapa anak buahnya sedang
menghadapi kesulitan besar dilapangan. Tetapi manajer A pada saat memberikan
beberapa alternatif untuk mencari solusi selalu tetap menggunakan pola lama
dan cara yang sama, begitu juga cakupan, urutan dan sistemnya selalu itu-itu
saja. Jadi sama sekali tidak ada perubahan. Sehingga hasilnya medioker
(pas-pasan) kurang efisien dan efektif serta tidak produktif.
Namun tidak demikian halnya yang telah dilakukan oleh manajer B. Dimana cara
kerja dia sangatlah berbeda. Karena pada saat dia memberikan alternatif
untuk mencari solusi pada masalah pekerjaan yang sedang dialami oleh anak
buahnya. Ternyata dia sudah menggunakan lima macam pendekatan dengan sistem
yang berbeda. Dia selalu membandingkan dan menilai kelima macam pendekatan
pada sistem yang berbeda tersebut, sebelum memecahkan setiap masalah yang
terjadi di dalam lingkup pekerjaannya. Dan semua perubahan selalu
disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Dia orangnya tidak
segan-segan mau keluar dari norma, sikap maupun perilakunya selalu dinamis.
Dia memiliki kemauan yang keras untuk terus menerus belajar dan selalu
berusaha untuk melakukan adaptasi terhadap semua lingkungan dimana dia
sedang berada. Maka hasil akhirnya benar-benar excelence sehingga nilainya
jauh lebih efektif dan efisien serta produktif jika dibandingkan dengan
hasil karya manajer A tsb. Nah.! siapakah kira-kira yang lebih
berpengalaman. ? Jelas dalam hal ini yang lebih berpengalaman adalah manajer
B walaupun masa kerjanya lebih singkat.
Jadi Pengalaman belum tentu identik dengan lama atau panjangnya masa kerja
seseorang. Untuk itu perlu diingat bahwa pengalaman lebih dari sekedar
mengalami sesuatu. Maka jangan salah sangka bahwa; apa yang kita lihat, kita
dengar atau kita kerjakan, belum tentu menjadi pengalaman. Jadi apa yang
kita kerjakan baru menjadi pengalaman kalau kita kelak' bisa memanfaatkan
kesalahan ataupun keberhasilan kita untuk pekerjaan kita selanjutnya.
Sebab kualitas sebuah pengalaman dapat diukur secara intensitas ketika
maksud dan tujuan dapat diuraikan secara jelas dimuka dan dimengerti. Serta
kemampuan kita untuk menarik pelajaran secara intens yaitu; lebih dalam,
lebih hebat, lebih padat dan berarah dari pengalaman itu sendiri.
Ada pakar pendidikan yang bernama Jhon Dewey ketika dia wafat usianya sudah
mencapai 93 Tahun (1859-1952) Dia selama hidupnya telah berhasil menulis
buku dengan judul EXPERIENCE and EDUCATION salah satu isi di dalam karya
tulisannya mengatakan bahwa; Cara belajar yang paling baik adalah belajar
dari pengalaman. Bukan pengalaman dalam arti lebih dari sekedar mengalami
sesuatu. Melainkan kita harus bertanya dalam hati nurani, apa yang dapat aku
pelajari dari apa yang pernah aku alami apa kelemahanku, apa kekuatanku, apa
yang perlu diperbaiki, apa yang perlu dirubah, apa yang sudah diperoleh bagi
orang banyak dari semuanya ini.??
Pengalaman baru bisa disebut pengalaman kalau apa yang dialami itu diuji
secara kritis. Untuk itu, dibutuhkan sikap jujur terhadap diri sendiri dan
mau mengakui kebodohan diri kita sendiri, serta yang terpenting kita mau
mendengar saran yang diberikan oleh orang lain. Sebab orang yang cepat
berpuas diri biasanya miskin pengalaman, walaupun apa yang dialami banyak.
Untuk itu agar kita bisa disebut sebagai orang yang berpengalaman. Maka
pertama kali yang harus kita lakukan dalam pekerjan kita sehari-hari adalah;
pentingnya belajar untuk bisa menjunjung tinggi standard mutu pekerjaan dan
etika profesi.
Sehingga dengan demikian secara otomatis kehidupan kita pasti berubah
menjadi bermutu atau berkualitas. Sebab kehidupan yang bermutu dan
berkualitas bisa menghasilkan pengalaman. Pengalaman bisa menghasilkan sikap
yang bijak.
Pengalaman bisa menjadikan orang lebih bersikap hati-hati dan bisa
mempertimbangkan segala sesuatu secara tenang dan matang. Dia melihat
persoalan bukan hanya dari satu perspektif saja atau dari kepentingan diri
sendiri, melainkan dari berbagai perspektif atau dari kepentingan orang
banyak. Dan untuk bisa jalan terus dia tidak begitu saja berjalan ngawur
melangkah maju kedepan lalu akhirnya malah kena celaka. Jika perlu dia juga
bersedia berhenti sejenak dan menepi atau malah bersembunyi ketika melihat
malapetaka akan datang.
Intinya selain memiliki self starter yang pasti diapun juga memiliki daya
nalar yang tinggi. Sekali lagi dikatakan bahwa; pandai dan berkuasa belum
tentu panya arti bijak dan berpengalaman. Murid-murid Nabi tadi sudah pandai
dan berkuasa karena mereka mempunyai mantera yang mampu menghidupkan kembali
tulang. Akan tetapi karena sikap mereka terburu nafsu ketika menggunakan
kepandaian dan kekuasaannya.
Maka tulang-tulang yang mereka hidupkan ternyata adalah tulang serigala.
Mereka coba menghidupkan sesuatu yang kemudian malah mematikan mereka
sendiri. Mereka sudah mempunyai kepandaian dan kekuasaan. Tetapi mereka
belum mempunyai sifat bijak dan pengalaman.
Untuk itu esensi yang perlu disampaikan dalam renungan pagi hari ini adalah:
Justru sebab dari akibat atas kepandaian kita selama ini. Maka hingga sampai
dengan sekarang ini kita telah diberikan suatu kepercayaan oleh perusahaan
dimana kita berkarya. untuk memegang posisi dan kekuasan tertentu. Maka yang
perlu diingat adalah; janganlah sampai kita terburu nafsu atau menjadi
sombong dan takebur seperti yang baru saja dilakukan oleh para murid nabi
tadi.
Yang pada akhirnya bisa merugikan diri kita sendiri. Untuk itu hendaknya
kita bisa menjadi orang yang bijak. Karena orang pandai kalah dengan orang
yang cerdik sedangkan orang cerdik kalah dengan orang yang bijak.
Oleh karena itu agar kita nantinya bisa menjadi orang yang bijak. Maka
perlunya belajar dari pengalaman. Sehingga pada saat kita sedang menjalani
kehidupan beragama, berkarya dan bermasyarakat. Benar-benar telah memiliki
sifat yang bijak dan pengalaman.
Namun demikian perlu kita sadari bahwa; dalam diri setiap orang itu yang
pasti mempunyai keterbatasan, tetapi demi kemajuan kita tidak boleh dibatasi
oleh keterbatasan itu sendiri. Maka mulai sekarang bangunlah kemampuan kita
diatas kemampuan.
Seperti sikap manajer B yang telah dicontohkan tadi. Untuk itu jangan cepat
berpuas diri jadilah orang pandai dengan cara bergaul dan belajar dengan
orang-orang berilmu atau ahli. Untuk itu jangan malu-malu belajar sambil
bertanya kepada orang-orang yang pandai. Seperti kata pepatah lama bahwa;
Orang kaya tempat meminta dan orang pandai tempat bertanya.
Maka sudah dapat dipastikan bahwa; kehidupan kita kelak di-kemudian hari
dapat diharapkan akan tampak jauh lebih sukses karena telah memiliki sifat
bijak dan pengalaman. Namun dari semua kemampuan yang kita pelajari. Yang
terpenting adalah semangat dan kemauan untuk belajar agar bisa berubah dan
berbuah serta berlipaat ganda.
Demikianlah renungan singkat ini disampaikan semoga bermanfaat untuk merubah
diri kita menjadi orang yang bijak dan berpengalaman
0 komentar:
Posting Komentar