Kamis, 17 Januari 2008
pernah pada suatu Waktu,
Kamis, Januari 17, 2008
Erwin Arianto
No comments
pernah pada suatu Waktu,
aku berjalan melawan arah angin menderu
aku mencarimu, membawa sendu kudekap rapat
dalam asa tebalku. aku ingin memberikannya padamu,
angin mungkin menghempasku dalam deru yang menggebu
Kini terus membayangkanmu sedang menungguku
Menunggu waktu yang tak hanya semu
teringat sepasang purnama di langit-langit matamu
menangis dalam pelukmu,
merasakan usapan hangat di Pipiku.
terurai rambut ikalmu membuat syahdu
Sosok mungilmu membias rasa kala itu
entah masa lalu ku atau kau
yang menangis sesenggukan di pelukku
Aku yang terus menanti walau itu tak berarti
Kembali meneta hati untuk seorang bidadari
Dalam perenunganku, Kembali Mencoba menulis
Depok 5 January 2007
Erwin Arianto
0 komentar:
Posting Komentar