Rabu, 31 Oktober 2007
Ketika Membereskan Kamar
Rabu, Oktober 31, 2007
Erwin Arianto
No comments
Hari ini aku sadar, kamar ku berantakan sekali, banyak barang-barang yang
sudah tidak terpakai lagi, dengan sedikit dan perlahan-perlahan saya
mengepak ternyata banyak barang-barnag yang sudah tidak termanfaatkan lagi.
Beranjak dari situ saya pun membuka lemari pakaian, dan saya merapikan
lemari pakaian, dimana banyak tersimpan pakaian-pakaian lama yang sudah
tidak pernah saya pakai, teringat ketika ingin membeli salah satu pakaian,
saya begitu menginginkanya, dan tanpa pikir panjang saya membelinya,
mengikuti keinginan hati.
Terkadang dalam keinginan untuk membeli sesuatu barang kita cenderung
mengikuti trend yang ada, walau terkadang kita tidak memerlukannya, sebagai
contoh, seorang sahabat dia telah memiliki sebuah Hifi dengan model yang
cukup menarik, tetapi ketika dia berjalan ke suatu pusat perbelanjaan, dia
membeli sebuah hifi yang menarik perhatiaanya, dengan alas an "yah yang
kemerin kan sudah ketinggalan jaman, lagian kemarin saya melihat si anu beli
hifi ini bagus, saya tidak mau kalah, lagian iklannya di tv hasilnya
suaranya bagus banget, lagian kartu kredit saya tidak pernah dipakai"
Dan saya hanya tersenyum mendengar penjelasan sahabat saya, dalam
perkataanya ada beberapa hal yang saya simpulkan menyebebabkan kita saat ini
cenderung konsumtif.
- *gaya hidup* yang dimiliki membuat orang cenderung mengikuti ego
kita untuk membeli sesuatu yang bukan kabutuhan kita, melainkan keinginan
kita, walau sebenernya kita tidak terlalu membutuhkan barang yang kita
miliki cenderung windows shoping dan lapar mata. Berbahaya untuk kesehatan
finansial kita.
- *Pengaruh iklan yang gencar*. Saat ini kita juga dibanjiri
iklan-iklan dari produk tertentu, dangan bahasa yang sangat menjual, secara
tidak langsung kita akan tergiur, dengan menampilakan kelebihan atau
featur-featur baru, mungkin yang paling cepat beruabah adalah barang
komputer. Dalam hal ini saya menyarankan lihat kebutuhan kita, apakah kita
membutuhkan featur tersebut, kalau tidak semua akan percuma dan sia-sia.
Apakah kita mau jadi korban iklan.
- *Kemudahan Pembayaran. *Dengan adanya system pembayaran melalui
kredit saat ini membuat kemudahan kita untuk bertransaksi, walau kita tidak
memiliki dana yang cukup. Tetapi saya hanya mengingatkan bahwa setiap
penggunaan kartu kredit, kita membayar cukup mahal untuk biaya bunga, dan
biaya kesempatan yang hilang.**
* * *
Dari tumpukan barang bekas yang saya miliki ternyata begitu banyak barang
yang terbeli tetapi tidak termanfaatkan, dan dalam hal ini adalah mubazir,
dalam agama kita juga dilarang untuk bersikap mubazir, atau tidak
memanfaatkan barang yang ada.
Dan saya sedikit berfikir nakal, seadanya saya tidak mengikuti keinginan
hati untuk membeli barang-barang tersebut, berapa banyak uang yang saya bisa
simpan dan memanfaatkan untuk kepentingan lainnya.
Sungguh tersadar betapa konsuntifnya kita, karena kita membeli sesuatu
barang karena kebutuhan bukan keinginan, dan membeli barang hanya agar
mendapat status social yang terbuat oleh persepsi kita sendiri.
Dan kembali berfikir, kalau barang bekas, atau tidak terpakai seluruh rakyat
Indonesia dikumpulkan, berapa banyak ruang yang dibutuhkan untuk menyimpanya
sebagai sampah yang tidak terpakai. Atau kalau uang yang rencana untuk
membelikan barang tersebut bisa ditabung, cukup besar tabungan yang dimiliki
oleh rakyat ditengah kemiskinan yang semakin meningkat.
Bagaimana kalau barang bekas yang ada, disumbangkan untuk orang yang
membutuhkan sangat lah bermanfaat contoh, ketika kita memiliki tv usang,
bisa kita sumbangkan ke panti asuhan atau ke tempat pemulung, akan dapat
bermanfaat bagi mereka. Atau buku bekas dan pakaian bekas kita sumbangkan
akan sangat berguna ketimbang hanya memenuhi lemari pakain kita. Mari kita
lebih selektif dalam membeli barang.
"Berfikir selektif dalam membeli suatu barang sangatlah bermanfaat"
Dalam perenungan, hanya mencoba bercerita
Depok 30 October 2007 22:00
Erwin Arianto
Main ke http://blogerwinarianto.blogspot,com
0 komentar:
Posting Komentar