Jumat, 02 November 2007

Menerima Kelebihan Dan Kekurangan Kita


Kehidupan yang selalu berubah serta penuh dengan perbedaan antara keadaan
seseorang dengan orang yang lain, seringlah menimbulkan kejengkelan,
kecemburuan dan putus asa. Sering kali kita menyesali, mengapa orang lain
lebih bahagia daripada kita, padahal tingkah laku mereka tidak lebih baik
daripada kita. Kita yang telah berusaha berbuat baik, penderitaan malah
sering mengikuti seperti bayangan kita sendiri. Apakah ada kesalahan kita?
Mengapa pula di dunia ini ada orang yang kaya-miskin, sehat-sakit-sakitan,
umur panjang-umur pendek, cantik-jelek, pandai-bodoh, dan masih panjang lagi
daftar ini bila semua dituliskan.

Perasaan kita kadang lebih hancur bila kita mengingat penderitaan seakan
lebih sering terjadi pada kita dibandingkan pada orang lain. Hal semacam
ini juga terjadi dalam kehidupan kampus, rasanya kita telah lebih banyak
belajar untuk persiapan ujian, kenapa orang yang lebih tidak siap
menghadapi ujian sering memperoleh nilai yang hampir sama, bahkan kadang
sama atau malah melebihi nilai kita. Kita kecewa. Kita kemudian bertanya
dalam hati, apakah kesalahan kita? Apakah benar ini cobaan hidup? Siapakah
yang mencoba? Kita terus berusaha mencari 'kambing hitam' atas kesulitan
yang dialami.

Namun, lebih baik untuk tidak menyalahkan pihak lain atas kesulitan kita.
Semua penderitaan dan masalah kehidupan pasti ada penyebabnya. Setiap orang
memiliki penyebabnya masing-masing.

Oleh karena itu, sungguh tidak tepat bila dalam diri kita masih juga muncul
kejengkelan, iri hati terhadap kebahagiaan orang lain, bahkan amat keliru
kalau kita sampai putus asa, patah semangat hidup dalam menghadapi perubahan
yang terus terjadi dalam kehidupan. setiap orang memiliki kelebihan dan
kekurangan

kehidupan ini memang selalu berisikan perbedaan, saling bertolak belakang.
Perbedaan dalam dunia ini malah sering diibaratkan sebagai saudara kembar.
Artinya, kita tidak mungkin hanya menerima satu sisi dan menolak sisi yang
lainnya. Kita hanya mau menerima sisi kebahagiaan saja dan menolak sisi yang
berisikan penderitaan. Tidak bisa. Tidak mungkin. Kita pasti menerima
keduanya.

Menerima kedua kenyataan hidup ini sering membuat pikiran kita menjadi tidak
seimbang. Kadang pikiran merasa senang, tetapi tidak jarang pikiran menjadi
sedih. Sungguh sulit untuk bertahan pada pikiran yang penuh kebahagiaan.

Bila diamati, kondisi bahwa segala sesuatu selalu berubah ini adalah
merupakan hakekat kehidupan. Perubahan itu sendiri adalah netral, tidak
menyedihkan maupun menggembirakan. Munculnya perasaan suka maupun duka dalam
menghadapi perubahan itu adalah hasil pikiran kita sendiri. Oleh karena itu,
tidak mungkin kita mampu mengubah dunia. Tidak mungkin kita mengubah
kenyataan. Hal yang mampu kita lakukan adalah mengubah cara berpikir kita
sendiri.

Siap menerima kenyataan sebagai kenyataan, bukan seperti yang kita harapkan
menjadi kenyataan. Cara berpikir yang salahlah yang membuat kita menderita.
Cara berpikir yang salah ini karena kita terlalu mengharapkan kenyataan
dapat berubah sesuai dengan keinginan kita. Makin besar keinginan mengubah
kenyataan, makin besar pula penderitaan dan kekecewaan yang akan dirasakan.
Kita ingin selalu berkumpul dengan segala sesuatu yang dicinta. Sebaliknya,
kita selalu berusaha menolak untuk bertemu dengan apapun yang kita benci.
Kenyataannya, kita pasti akan berpisah dengan segala yang dicinta dan
bertemu dengan hal-hal yang dibenci. Karena itu, kita hendaknya mengubah
cara berpikir agar mampu menerima kehidupan ini sebagaimana adanya.

Mari kita rubah cara pandang kita dalam kehidupan ini, karena sesungguhnya
orang hanya saling memperhatikan antara satu dengan yang lainnya. Apabila ia
melihat orang lain memiliki sesuatu yang ia sendiri belum memiliki maka ia
katakan orang itu berbahagia. Kenyataannya, kebahagiaan relatif sifatnya.
Kebahagiaan adalah urusan pribadi, tidak dapat diukur oleh orang lain.

" marilah kita menerima semua yang ada pada diri kita, baik kekurangan atau
kelebihan kita "

"Jangan mengira yang kita anggap baik untuk hidup kita adalah selalu yang
terbaik "

Dalam Perenunganku, Menerima kelebihan
Erwin Arianto
Depok, 31 Oktober 2007 21:00
Http://blogerwinarianto.blogspot.com

0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting