Rabu, 29 Agustus 2007
Perginya Merpati Suci
Rabu, Agustus 29, 2007
Erwin Arianto
No comments
Saya hanyalah mahasiswa yang nakal dan senang berkelahi dan sedikit urakan, tapi semuanya berubah semenjak pertemuan dengannya seorang mahasiswi baru jurusan arsitek. “nama kamu siapa…, boleh kenalan” tanyaku kepadanya seorang dara cantik dengan rambut tergerai panjang di suatu angkot yang membawa kearah rumahku. “Terry..” jawabnya singkat. “ Kamu anak kampus biru ya…” sebuah pertanyaan basi meluncur bertanya kepada. “ iya..” sebuah jawaban yang terlalu singkat. “sama aku juga, nama ku Eri, jurusan ekonomi…” dengan bangga aku memperkenalkan padanya… “boleh tahu no hp kamu…” tanyaku langsung tanpa basa-basi “boleh 0815456789” jawabnya singkat. Itulah awal pertemuan ku dengan Terry seorang yang menjadi kekasih hati ku.
Sebulan setelah pertemuan itu aku dan terry menjadi sepasang kekasih, dimana yang special dari jadian kami, kami ikrarkan di mesjid di kampus biru dengan harapan cinta kita bisa abadi. “Mas Eri, aku engga mau punya cowok tukang berantem… aku engga bangga mas” “ Kamu jangan banyak ngatur aku dong ter… aku adalah aku, jangan kamu atur aku” itulah pertengkaran kami karena dia tidak menyukai aku menjadi berandalan, dan semenjak itu di bisa merubah sifaat aku.dan akupun kehilangan teman-teman nongkrong ku karena terry.
Tapi aku tidak menyesal semenjak pertemuan dengannya Nilai kuliah ku melonjak drastis, dan teman ku berubah total aku jadi semangat untuk belajar, dan teman-teman salut padaku karena aku dianggap cerdas. “Ri, mau kamu mewakili kampus untuk lomba Accounting di Untar, mewakili kampus biru” Tanya ikram ketua senat fakultas ku, “ nanti ya aku kasih jawaban” kataku… “Sayang aku diminta mewakili menjadi wakil kampus..” obrol ke padanya “kamu harus ikut, aku bangga kalau kamu ikut sayang…” jawabnya singkat, dan aku pun ikut perleombaan, ketika aku ikut lomba ternyata terry ku masuk rumah sakit karena hemoglobin nya drop.
“kamu kenapa engga kasih kabar aku kamu masuk rumah sakit” ungkap ku saat menjenguknya.. “Mas aku mau kamu ikut lomba dan menang, demi masa depan kamu mas” jawabnya dengan bijaksana, inilah pertama kali aku tahu ternyata Terryku terkena penyakit lupus/Maag kronis. Sehingga dia sering keluar masuk rumah sakit, dan aku pun sering nginap gratis di Paviliun kartika, Rumah sakit gatot subroto.
“ Sayang kita tahun baruan bersama suster dan dokter ya… “ kata ku saat tahun baru bersamanya di rumah sakit ketika ketiga kalinya dia masuk rumah sakit karena penyakitnya, “Mas kamu engga malu punya cewek penyakitan seperti aku” Tanya nya lirih “Kenapa mesti malu, kamu adalah malaikat kecilku yang telah banyak merubah hidup aku” jawabku kepadanya. Orang tuanya datang “Ri, sini papah mau bicara sama kamu” kata ayah terry kepada ku, “ada apa pah” aku memanggil ayahnya dengan sebutan papah, karena aku merasa dekat dengan orangtuanya.
“Ri, makasih ya dah mau nemin terry di rumah sakit, kamu masih muda dan jalan kamu masih panjang, kamu serius menyayangi terry” Tanya ayahnya ngobrol sama aku “Iya pah, aku sayang sama terry” jawabku sambil berfikir ada apa. “Tolong jangan sakiti Terry, kondisinya lemah dan sakit-sakitan, kalau kamu tidak mau susah, lebih baik kamu tinggalin terry” ayahnya berkata kepada ku dengan serius dengan mimik seperti dosen memberi kuliah padaku, “pasti pah, aku akan jaga terry dan aku akan sayang terry” jawabku kepada ayahnya terry. “kamu harus janji sama papah sebagai sesama laki-laki kamu harus jaga terry, kalau kalian ingin selesai, selesaikan jangan sakiti terry, kamu mau janji” Tanya ayahnya yang memang menyangi anaknya yang pertama,dari 3 anaknya yang kebetulan semuanya adalah wanita. “saya janji ayah” jawab ku kepadanya.
“sayang aku boleh kerja engga” Tanya ku pada terry, “kerja apa…” tanyanya, ini temanku ngajak aku magang jadi penawar kartu kredit boleh engga, aku mau mandiri” diskusi aku dengannya “ya udah jangan ganggu kuliah ya” nasihatnya kepadaku, “iya aku mau beliin kamu sesuatu dengan uang ku sendiri, karena aku sayang kamu” kata ku kepadanya. Dan aku mulai belajar kerja menawarkan kartu kredit ke tempat-tempat umum, ke kantor-kantor dengan penghasilan aku berikan kepadanya.
“sayang kamu ditanyaain ibu, kamu diminta main kerumah ku” pintaku kepadanya, karena diapun dekat dengan keluarga ku “ kenapa ibu kamu mau ngajarin aku masak ya, atau adik kamu mau minta ajarin gambar ya” Tanya nya kepadaku, terry jago dalam menggambar, dan adikku sering minta diajarin gambar olehnya.
Suatu ketika adik meninggal karena sakit, kata orang angin duduk, dan aku pun menangis sekenanya, aku dirundung duka yang berkepanjangan ,terry lah yang dengan setia mendampingiku “ mas masih ada aku, aku akan selalu mendampingi mas, aku juga kehilangan Ena seperti adiku kujuga aku juga kehilangan mas” terry memberiku semangat “terimakasih merpati ku, kamu selalu menentramkan hati ku, kamu adalah rahmat ku yang terbesar”
Ketika tiba waktuku skripsi, terry yang selalu menyertaiku dalam mencari bahan dan menemui pembimbingku, tetapi tengah perjalanan mengerjakan skripsi terry masuk kerumah sakit, dan akupun tidak konsentrasi untuk mengerjakan skripsi, kondisinya sangatlah buruk, aku takut dia pergi, aku tidak mau kehilangan orang yang kusayangi, “Mas gimana skripsinya” tanyanya “aku engga mikirin skripsi, aku hanya mikirin kamu merpati kecilku” katakau, “aku engga mau jadi hambatan mas, kamu tinggal sedikit lagi, kamu bisa mas Eri” katanya kepadaku lagi, “Tidak sayang aku mau kamu sembuh, aku tidak peduli dengan skripsi ku” aku coba membela diri, “Oke nanti aku bilang ayah, untuk meminjamkan laptopya dan ditaruh disini agar mas tetap bisa mengerjakan skripsi mas” katanya memberi solusi.
Ketika membuat skripsi aku selalu mendampinginya, dan aku menginap di pavilun kartika aku jarang pulang aku terus berada disana, kecuali aku pulang ketika diminta pulang oleh orang tuanya, dan aku pulang hanya menaruh cucian kotor, dan aku kembali balik kerumah sakit, sampai susternya, satpam di lantai tersebut akrab dengan ku, dan aku terus mengerjakan skripsi dengan di dampingi terry, aku menulis skripsi dirumah sakit. Kecuali aku ambil pakaian kotor, bertemu dengan dossen pembimbing, dan mencari bahan, pasti aku berada dirumah sakit, dan aku memutuskan untuk keluar dari kerjaan ku sebagai penawar kartu kridit.
Dalam pembuatan skripsi tidak sedikit ide yang dibantu oleh terry, terry seorang yang sangat teliti, dia adalah editor ku, dia memberi kata-kata yang sesuai dan kesalahan-kesalahan kecil, dan tibalah wktu terry untuk dapat pulang keruamah, “mas Aku dah selesai nginepnya, sekarang aku dah dirumah” dia menelphone memberi kabar dia telah selesai dirawat di rumah sakit. “Mas berjuang terus ya, selesaikan skripsinya” dia berbicara kepada ku.
Skripsi ku pun hampir selesai, tinggal membuat abstraksinya, aku berusaha untuk dapat menyelesaikan skripsi ku dengan tepat waktu. Aku ingin membuat bangga orang tuaku dan terry, di suatu perbincangan ketika aku bermain kerumahnya kami pun bercerita menyusun sebuah masa depan. “Mas… kamu selesaikan skripsinya, terus kamu di wisuda, terus kamu cari kerja yang baik… kalau sudah nanti kamu lamar aku ya…” kate terry bercerita tentang masa depan, dan tiba-tiba ayahnya keluar dari kamar “Apa.. anak ayah mau nikah….” Kata ayahnya meledek putri pertamanya tersebut. “Mama engga ngijinin terry nikah sampai kamu selesaikan kuliah kamu dulu terry” kata ibunya menimpali ayahnyan suasan keluarganya adalah keluarga yang harmonis “mas bantuin aku donk, bilang ke mama-papa bahwa kita akan menikah nanti kalau kamu dah dapet kerjaan mas” kata terry sedikit merajuk kepadaku. “Iya Papa, mama, aku mau serius untuk suatu saat menikah dengaanya, boleh kan” kataku kepada kedua orang tuanya.
Dan tiba pada akhir skripsi ini, skripsi ku telah selesai.. dan tiba waktunya penetapan jadwal sidang skripsiku… dan aku mengabari terry bahwa skripsik telah di setujui untuk sidang oleh dosen pembimbingku, dan siap untuk disidang. “Cinta ku, Akhirnya skripsiku di Acc sama pembimbingku, mungkin 3 minggu lagi aku sidang” kataku memberi kabar ke Terry. “Hebat mas.. aku senang dapat kabar itu, kamu hebat mas Ery” kata terry begitu semangat.
Tiba waktu sidang untuk skripsiku, dengan didampingi terry aku berangkat kekampus dengan menaiki mikrolet yang menuju kampus biru, sudah banyak temanku disana “memangnya harus pakai dasi hitam ya, wi…” aku betanya kepada dwi teman ku ‘ Iya emang lo engga tau…” timpalnya. Dan ketika semua orang panic dan grogi untuk belajar untuk sidang aku pun panic untuk mencari pinjaman dasi hitam. Ralaupun akhirnya aku putuskan pinjam dasi kepada temanku yang telah selesai sidang.
Tibalah waktuku untuk masuk keruang sidang dengan rasa percaya diri yang tinggi, kata teman-temanku pengujiku adalah dosen yang killer, tetapi syukurlah aku bisa menjawab semua pertanyaan yang diajukan. Dan aku berada di dalam dalam waktu 45 menit.dan ternyata aku dapat menjawab semua pertanyaan yang diberikan dosen karena aku telah belajar bersama terry.
Setelah selesai dari ruangan sidang terry pun bertanya kepadaku “mas gimana bisakan…”, “iya kan aku dah belajar bersama kamu” kata ku, tiba waktu pengumuman kelulusan ku, aku sidang di ruang 3, dan nomer urutku adalah 5 dari 9 orang di ruang tiga tersebut. “ Yang lulus sidang hari ini pada ruang 3 adalah no test 2,3,5,6,8 yang lainya bisa ikut ijuan ulangan setelah 3 minggu dari sekarang, atau jadawal sidang semester berikutnya” begitu keterangan dosen memberi pengumuman.
“ Aku lulus….” Teriakku dan aku pun segera sujud sukur atas kelulusan itu, “selamat mas ery kamu lulus, mas kamu lulus..” bisik terry kepadaku, dan kugenggam tanggan terry, ku kekecup kening terry karena luapan bahagia ku dan tanda terimakasih ku atas terry yang telah terus memberi semangat kepadaku. Dan aku pun merayakan kelulusan ini bersama terry dan keluarga ku dengan ayahku mengajak makan di restoran.
Setelah seminggu kelulusan ku, ketika pulang kuliah kujemput terry, dalam perjalanan pulang terry berkata “mas semoga kamu dapat kerja ya mas biar kamu cepat melamar aku dan kita menikah mas” katanya sambil melingkarkan tangannya di punggung, karena kami sedang berboncengan motor, “Oke bos, kamu juga focus ke kuliah kamu ya sayang, nanti aku Bantu buat maketnya deh” kataku sambil terus mengemudi motor dengan cepatnya.
Dua minggu aku pun kembali ke kampus untuk dapat menjumpai dosen pembimbing untuk mengucapkan terimakasih telah membimbing aku, dan aku pun bertemu dengan dosen mata kuliah Managemen keuangan, “siang pak..” sapa ku kepada beliau. “kamu dah lulus er..” Tanya pak marso kepada ku, setalah kami mengobrol cukup lama tak kusangka pak marso menawarkan aku untuk dapat coba bekerja di kantornya, dia memiliki Kantor akuntan publik di bilangan sunter. “coba kamu kirim transkip nilai kamu dan surat lamaran ke alamat yang saya beri ya ri, saya tunggu” kata pak marso sambil masuk keruang guru stelah selesai dia mengajar.
“sayang aku ditawari kerja di kantor pak marso” kataku kepada terry saat aku berkunjung kerumahnya. “Allhamdulillah…” kata terry, “mas cepat kirimya… sudah terbuka jalan tuh” katanya melanjutkan perkataanya. Dan setelah dua minggu mengirim surat lamaran akupun diterima bekerja di kantor pak marso.
Setelah 1 bulan aku bekerja di sana, aku meminta ijin langsung kepada pak marso untuk dapat ijin mengikuti program wisuda ” pak hari kamis minggu depan saya ijin tidak masuk ya pak, saya ada wisuda dari kampus’ kataku berkata kepada pak marso. “ ya udah, selamat ya ri” kata pak marso kepadaku. Sekarang pak marso adalah atasanku bukan dosen ku lagi.
Saat wisuda pun tiba dengan adik dan orang tuaku datang ke JACC senayan, terry dengan kebaya pink pun ada disana, sangat cantik dan luar biasa anggun, dengan rambut panjangnya yang tergerai. “selamat ya mas, kamu sekarang sudah dapat gelar se, dan kamu dah bekerja” katanya orang yang pertama memberiku selamat “termakasih ya sayang ku, merpati ku kataku kepadanya” dan setalah sampai rumah aku pinjam mobil orangtuaku untuk mengantarkan terry pulang, sampai dirumahnya kedua orangtuanya memberi selamat kepadaku, dan kami pun berbincang dengan akrab. “mas kamu dah lulus, kamu dah kerja kapan ngelamar aku nya nich” kata terry memancing kepadaku, “hus anak kecil minta dilamar, kamu selesaikan dulu kuliah kamu” kata mamanya terry dan semua keluarga tertawa mendengar penuturan orang tuanya.
“ery tolong ke dalam sebentar” pak marso memanggil ku ke ruangannya, ternya di ruanganya sudah ada Bu nana, Assten manajer audit, mba murti, Lukky, pak irham, dan irfan sahabat ku satu kampus yang aku rekomendasikan ke pak marso untuk dapat bergabung di KAP pak marso. “kalian tahu kenapa saya kumpulkan disini, saya dapat proyek di batam, mengaudit BUMN PT persero batam untuk waktu 1 bulan, dan kalian lah tim yang saya pilih untuk menangani proyek ini” ternya aku mendapat tugas ke batam Senin depan.
Sekarang adalah hari kamis, keadaan terry kurang baik, fisiknya sedang lemah karena penyakitnya, malamnya terry kembali menginap di pavilion kartika. Esoknya aku berkata kepadanya, “Sayang aku besok senin harus ke batam untuk waktu satu bulan” kataku bercerita kepadanya. “Pergi mas, nanti bawaiin aku oleh-oleh ya dari sana” katanya dengan riang. “aku engga tenang sayang bagaimana dengan kamu… keadaan kamu aku khawatir.”kata ku kepadanya “ aku engga pa-pa mas ada mama, papa dan adiku yang menemaniku” katanya, “aku sedih sekarang aku engga bisa nemain kamu setiap waktu karena aku harus bekerja” kataku, “aku paham kok mas, itu udah jadi tanggung jawab kamu, kamu laki-laki dan kamu bakal jadi kepala rumah tangga mas, aku bangga sama kamu mas” katanya kepaku.
Setiap malam pulang kantor aku nginap di pavilion kartika, aku bawa baju aku selalu menemaninya karena waktuku tinggal sabtu dan minggu.pada haru minggu aku pun mohon pamit untuk pulang dan bersiap, aku pun berkata kepada terry “Sayang setelah aku pulang dari batam, kita tunangan! kamu, bersiap ya” bisiku kepada terry, “bener mas” katanya, “mas aku sayang kamu, aku engga sabar tunggu waktu 1 bulan, mas nanti di batam kirimin foto kamu di batam ya dan nanti aku titip barang elektronik ya” katanya kepaku. “baik sayang aku pasti beliin untuk kamu” kataku.
Tiba ku dibandara hangnadim batam, “Sayang aku sudah sampai, aku tinggal di daerah Nagoya, di Jodoh namanya” kataku mengirim sms kepadanya “selamat kerja sayang, jaga diriya jangan selingkuh loh” balas smsnya kepadaku. Aku pun mulai bekerja melakukan audit di PT persero batam, aku memeriksa ke pelabuhan batu ampar, aku mengaudit ke hangar di hangnadim airpot, tempat yang di kelola oleh PT persero batam.
“Sayang kemarin aku ke jalan-jalan ke jembatan barelang, dan aku melawati 7 jembatan, aku melihat bekas rumah perahu di pulau galang, aku lewat pulau nipah, dan terakhir ke pulau galang baru” cerita ku kepada terry ke tika dia menelphoneku. “sayang dari lembah senyum di dekat hotel aku, aku bisa lihat singapura, kalau orang punya ktp batam bisa menyebrang ke singapura tanpa harus membayar fiscal” aku pun menelphonya keesokan sorenya bercerita.
“ sayang disini angkotnya taksi, taksinya naiknya bareng-bareng, dan bayarnya sendiri-sendiri, mobil-mobilnya keren-keren yang engga ada di Jakarta, kalau mobilnya belakang plat nomernya x, berarti mobil tersebut tidak bisa keluar batam, tetapi kalau plat belakangnya BM baru bisa dibawa keluar” cerita ku kepada terry “kenapa memangnya mas kok bisa begitu”, “karena yang plat x adalah mobil bekas rekondisi dari singapura, dan harus bayar pajak jika ingin keluar batam” cerita ku lagi, “oh iya sayang 2 minggu lagi aku sudah pulang ke Jakarta, pesanan kamu dah aku beliin semuanya” dan telephone terputus karena pulsaku habis terkena roaming. (pada saat ini telephone belum bebas roaming).
“Sayang aku kemarin pergi ke batam center lihat mesjid raya batam bagus deh, aku ke daerah muka kuning, aku kangen pulang besok aku pulang sayang” sms aku kepadanya. Dan tibalah aku di bandara sukarno hatta karena tugas ku telah selesai di batam. Setelah seminggu kemudian pulang dari batam aku melakukan tunangan dengan terry, orang tuaku meminta kepada orang tuanya.
“Eri besok kamu seminggu ke medan ya dengan deni, Bantu mba murti dan tim yang sudah ada disana” kata pak marso berkata kepada ku. “sayang besok aku pergi ke medan seminggu” aku menelp kepadanya, “waduh susah ya jadi tunangan seorang akuntan di tinggal terus… kapan pacaranya” katanya sambil cemberut kepadaku. “sabar sayang aku Cuma 1 minggu, aku lagi ngumpulin uang buat nikah sama kamu.”kataku
Telah seminggu berat terasa setahun, walau di medan aku telah mengunjungi Kesawan Square, Lapangan Merdeka, Kampung keeling, dan makan durian buah hobi ku, tapi hatiku tetap tertinggal di Jakarta. Setalah sebulan saya di Jakarta saya dipanggil pak marso, “Irfan, Agus, Dina,Rita, Ery” kalian saya pilih untuk suatu tugas yang berat, kalian akan menyusul tim SAKD (Sistem Akuntansi Keuangan Daerah), RAPBD (Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) untuk ditempatkan di Gresik selama 1 tahun, karena kita dapat proyek disana” Sebuah bom meladak seketika ketika saya mendapat printah penempatan disana.
“aku harus bagaimana.. apa aku harus keluar kerja” kataku berdebat kepada Terry,”Kalau kamu mau keluar, kamu harus punya pegangan mas, aku engga mau kamu nganggur, ingat kamu janji ngumpulin uang untuk pernikahan kita” terry mengingatkanku. Seminggu sebelum keberangkatan kesehatan terry kembali drop dia kembali menginap di pavilion kartika, seperti biasa aku juga dapat tiket gratis disana. “Sayang aku besok berangkat ya, doain biar engga lama disana” aku bercerita kepadanya malam itu Terry menggengam tanganku dengan erat “Dia berkata mas Ery, aku senang jadi kekasih kamu… aku cinta sama kamu…. “ katanya kepadaku, ” Aku juga sayang kamu” kataku membalasnya. “Mas kapan kita nikah, aku engga sabar untuk jadi istri kamu yang selalu menyayangi kamu, menyiapkan kebutuhan kamu, dan kamu memanjakan aku kan mas” katanya bercerita tentang sebuah keinginan, “ Terry insya allah kalau tugas ku selesai, atau aku dapat kerja di tempat lain kita segera menikah” kataku, “Janji ya mas, aku ingin segera mas” katanya kepadaku
Pagi harinya aku pun berangkat ke gresik dari stasiun gambir menggunakan argo anggrek menuju pasar turry Surabaya, dengan perasaan tak tenang di dalam hati, ketika sampai pasar turi Surabaya, aku tertimpa musibah dompetku hilang, dan aku pun pasrah, aku kecopetan. Dari pasar turry ke gresik sebuah kota kecil di sebelah kota Surabaya.
Tiba aku peyesuaian diri dengan pemkab gresik, seminggu telah aku disana, aku sedikit kecewa, para pegawai pemkab kurang tertarik dengan proyek yang aku tangani, aku harus bekerja keras meyakini dan membuat mereka tertarik, hingga pada suatu siang suatu berita yang tak terduga datang kepadaku telpku berbunyi “Ery, Terry….. “ mamahnya berkata sambil menangis “Kenapa Terry mah, jawab… dong jangan buat aku panic” telpon pun berpindah, suara ayahnya tery “Ery, Terry telah berpulang ke rahmatullah” kata ayahnya kepadaku “Tidak mungkin…………Terry……….” Aku pun berteriak dan menangis sekenanya, dan “Tut…………..” Aku terkena roaming, pulsa ku pun habis. Aku berteriak seperti orang gila, semua rekan ku menghampiri, “ada Ri kata irfan” kepadaku “ Terry meninggal….. calon istri ku meninggal” aku mencoba menjelaskan sebisanya, dan semua rekanku menghampiriku memberi ku semangat, “Aku harus pulang, Dompetku, ATMku, Uangku, hilang semua bagaimana……,” aku semakin kacau bertriak. “Agus, ini hasil patungan kami ri, ada 500rb ambilah kami ihklas, pulanglah sekarang” kata mas agus ketua timku.
“Iya ri, pulang engga usah mikirin disini, nanti kami hubungi pak marso” kata yang lain memberiku ketenangan, “terimakasih teman-teman ku” segera berganti baju dan tidak membawa apapun untuk segera pulang, “Ri aku temanin, kamu sedang galau aku khawatir kamu kenapa-napa” akhirnya irfan ikut mendampingiku pulang.
Sesampai dirumah aku temui Terry ku telah di kafani, dengan cantik pengantinku telah siap untuk pergi selamanya, “Aku pun menangis tak tertahan” orang tuanya dan adiknya mencoba menenangkanku,Dan akupun ikut mengantar ke tempat istirahatanya yang terakhir. Dia pergi dengan senyum di bibirnya, perginya sang merpati hati. Ingkarnya sebuah janji untuk menyatu dalam pernikahan. Kini aku tinggal sendiri tanpa kehadiranmu….dan aku pun setiap hari dalam sebulan mengunjungi makamnya dan selelu kulangi kata-kataku diatas pusaranya ” Merpatiku, Cintaku, calon istriku…. Aku tetap mencintai mu, kamu tak akan terganti, doaku selalu untukmu, kau anugrah terbesar tuhan untuku, untuk hidupku, kini separuhnyawaku sudah terkubur bersama jasadmu, merpati suciku”
“ Manusia hanya bisa berencana, tuhan yang selalu berkehendak dan menentukan ”
“ Semua penderitaan dan perjalanan cinta adalah suatu anugrah terindah dalam hidupkita, jaga dan rawatlah cinta yang kita miliki, agar selalu indah berkembang merekah “
Cerpen ini adalah fiktif belaka, jika terdapat kesamaan nama tokoh dan pristiwa adalah suatu kebetulan.
Dalam rasa rindu kepada shinta kartika, Hanya mencoba menjadi mencoret-coret
Depok. 28 agustus 2007, 24:28 am
Erwin Arianto,SE
See my other article on http://erwinarianto.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar