Kamis, 13 Desember 2007

disudut bumi terdiam menepi


Burung malam Terbang menari dalam kelam
dalam malam menabuh kumpulan cahaya
yang mengecupku sebelum menikam
Kuhanya bisa tunjukkan pada sebuah jiwa

aku terdampar disini sendiri
disudut bumi terdiam menepi
menyekat repihan mimpi
Bertanya tentang asa yang teringini

Di panggung yang gelap
Kusaksikan tarianmu yang pekat
Goresan luka yang tak dapat kuingkari
membawa atas ego yang tak bisaku tunai

Bahkan ketika bulan sabit dan bintang padam
Diranting matamu ada purnama tersangkut
melepas ingin hati terpaut
Karena kau lah yang terdalam

AKu Menahan angin teramuk Badai
atas guliran luka tak pernah terobati lagi
Kini dengan luka di dalam hati
Maaf kan aku harus melangkah pergi

Dalam perenunganku, Kerikil-krikil Cinta
Depok 5 Desember 2007, 11:29
Erwin Arianto


0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting