Kamis, 13 Desember 2007

Pikiran adalah permukaan hati


Pikiran adalah permukaan hati

JANGAN pernah berkata benci, kotor, atau berpikir busuk. Itu nasihat nenek
saya. "Nanti, kalau ada setan lewat, bisa terjadi sungguhan," katanya.
Saya cuma mesem, cenderung menyepelekan petuah itu. Maklum, di mata saya,
orang sepuh itu suka berpikir aneh, termasuk yang tidak masuk akal.

Pokoknya, ucapan Nenek yang membawa nama setan, jin, dan malaikat saya
ibaratkan angin lalu. Tak perlu digubris. "Ya, sudah, kalau tak percaya,"
katanya. Esoknya, petuah serupa diulang lagi, dan diulang lagi, walau sang
cucu selalu menertawakannya.

Belakangan, "pelajaran" dari Nenek itu ada benarnya, walau tidak mutlak
--karena menyertakan setan, jin, dan malaikat sebagai penyebab. Tampaknya,
Nenek yang buta huruf dan tak mau memaksakan kehendak itu lebih memahami
hidup. Memang, makin berakal seseorang, makin mudah ia memahami alasan
orang lain.

Ternyata, pikiran manusia itu bisa "disetel" sesuai dengan daya kehendak.
Mengumpat disertai kutukan bisa mewujud nyata jika dilakukan serius. Yang
merampas daya itu adalah keraguan. Keraguan merampas keberanian, harapan,
dan optimisme. Berpikir busuk, misalnya, bisa melecut ketidakserasian.
Berpikir buruk itu hanya menyengsarakan diri. Membuat suasana jadi muram.

Pernah, suatu ketika, famili saya rekreasi ke Baturaden, Purwokerto, Jawa
Tengah. Usai menghirup udara segar pegunungan, mereka kembali ke kota.
Jalanan menurun. Tiba-tiba, di balik setir mobil terlintas pikiran
negatifnya: "Belasan tahun saya membawa mobil tapi belum pernah merasakan
rem blong!"

Belum sampai 10 menit otaknya berpikir rem blong, rem yang diinjaknya
jebol sungguhan. Kendaraan meluncur deras. Syukurlah, dia tidak panik.
Tahap demi tahap gigi persneling dipindahkan ke gigi kecil. Begitu
terkendalikan, mobil dipinggirkan dan rem tangan ditarik. Ia menghela
napas panjang.

"Kok, berhenti," tanya istrinya. ''Lha, wong remnya blong," katanya.
''Kok, tidak bilang-bilang?" tanyanya lagi. Tentu saja tak perlu dijawab.
Sebab, jika fakta itu disampaikan, kepanikan dijamin akan menular ke
seluruh penumpang. "Tuhan masih melindungi kita," ujar dia.

Sebaliknya, pikiran yang positif dapat menghasilkan sesuatu yang sangat
mengagumkan. Ia dapat menguasai materi, objek, dan urusan. "Ia bahkan
dapat bekerja dengan sangat mengagumkan, yang orang tak dapat
menjelaskannya," tulis Hazrat Inayat Khan.

Pikiran dan perasaan manusia itu memiliki getaran kekuatan. Ketenangan dan
kedamaian hati seorang pawang, misalnya, mampu menjinakkan singa liar.
Pikiran singa itu "terpengaruh" oleh si pawang yang cinta damai. Begitu
pula dalam arena adu gajah di India. Daya pikir ribuan penonton
menghendaki agar hewan itu berkelahi. Keinginan itu direfleksikan pada
hewan hingga menimbulkan kekuatan --sekaligus hasrat untuk berkelahi.

Ada pula penjinak ular yang bertugas "membujuk" binatang melata itu keluar
dari sarangnya, tanpa musik. Pikiran penjinak yang direfleksikan pada ular
itulah yang menarik ular keluar dari persembunyian. Ada orang yang
mengusir lalat dengan merefleksikan pikirannya pada makhluk kecil
tersebut. Kekuatan yang mempengaruhi pikiran serangga itu merupakan bukti
adanya daya, bukan keistimewaan.

Ada pula kuda yang mampu memecahkan soal matematika rumit. Jawaban itu
merupakan refleksi pikiran pelatihnya yang diproyeksikan pada pikiran
kuda. Dalam proses mediumistik, suatu gagasan matematika diproyeksikan
pada pikiran kuda. Daya proyeksi dapat ditingkatkan dengan peningkatan
daya kehendak, pemikiran, atau perasaan. Inilah rahasia terbesar
kehidupan.

Bila pikiran tak jelas, misalnya, terganggu atau terlalu aktif, maka
pikiran tidak dapat mengantar refleksi secara utuh. Pikiran dapat
diibaratkan danau. Jika angin bertiup dan air beriak, maka refleksinya
menjadi tidak jelas. Sebaliknya, jika berair tenang, bisa merefleksikan
dengan jelas.

Pikiran adalah permukaan hati, dan hati adalah kedalaman pikiran. Apa yang
datang dari dalam menyentuh kedalaman, dan yang di permukaan hanya berada
di permukaan. Maka, jangan heran jika dua jiwa yang berhati penuh kasih
dan berperasaan halus bisa berkomunikasi melalui pikiran dan perasaan.
Jarak bukan halangan.

Maka, si Binu yang lama tak bersua, misalnya, tiba-tiba menelepon atau
muncul di depan mata hanya karena "terpikirkan" oleh teman karibnya.
Kebetulan? Tidak! Di dunia ini tak ada sesuatu yang bersifat kebetulan.
Seluruh perilaku pikiran mempengaruhi urusan hidup.

Daya pikir memang punya efek yang dahsyat. Pikiran yang panas membuat
"api" di sekitarnya, hingga orang-orang di dekatnya terbakar oleh "api"
tersebut. Sebaliknya, pikiran yang tenang dan damai memberi kesejukan pada
orang-orang yang berada dalam ruang lingkupnya.

Tentu, semua refleksi ini bukan karena ada setan atau malaikat lewat. Di
dunia ini, tiada suatu yang tanpa makna. Juga bukan kebetulan. Tidak
sebutir atom pun yang terlepas dari liputan dan rencana Allah. Hanya
karena kita tak memahami kehidupan di dunia ini, maka kita berada dalam
kegelapan.

"Sesungguhnya, di antara ilmu itu ada yang laksana mutiara tersembunyi, ia
tidak diketahui kecuali hanya oleh orang-orang yang mengenal Allah," kata
Nabi Muhammad SAW. (disarikan dari Gatra-WY)

SUMBER : Internet


disudut bumi terdiam menepi


Burung malam Terbang menari dalam kelam
dalam malam menabuh kumpulan cahaya
yang mengecupku sebelum menikam
Kuhanya bisa tunjukkan pada sebuah jiwa

aku terdampar disini sendiri
disudut bumi terdiam menepi
menyekat repihan mimpi
Bertanya tentang asa yang teringini

Di panggung yang gelap
Kusaksikan tarianmu yang pekat
Goresan luka yang tak dapat kuingkari
membawa atas ego yang tak bisaku tunai

Bahkan ketika bulan sabit dan bintang padam
Diranting matamu ada purnama tersangkut
melepas ingin hati terpaut
Karena kau lah yang terdalam

AKu Menahan angin teramuk Badai
atas guliran luka tak pernah terobati lagi
Kini dengan luka di dalam hati
Maaf kan aku harus melangkah pergi

Dalam perenunganku, Kerikil-krikil Cinta
Depok 5 Desember 2007, 11:29
Erwin Arianto


Sabtu, 08 Desember 2007

KEBAHAGIAAN


KEBAHAGIAAN

Kebahagian manusia ada bila ia bisa membuka mata hatinya, dan menyadari
bahwa ia memiliki banyak hal yang berarti dan menyadari betapa ia
dicintai. Manusia bisa bahagia, bila ia mau membuka diri agar orang lain
bisa mencintainya dengan tulus...

Kebahagian manusia tidak dapat hadir karena tidak mau membuka hati, dan
berusaha meraih apa yang tidak dapat diraih, terlalu memaksa untuk
mendapatkan segala yang diinginkan, tidak mau menerima dan mensyukuri
apa yang ia miliki.

Keegoisan manusia yang menyebabkannya menjadi buta, keegoisan dan hanya
memikirkan diri sendiri yang menyebabkan manusia tidak sadar bahwa ia
begitu dicintai, tidak sadar bahwa saat ini, apa yang ada adalah baik
untuknya...

Begitu banyak sahabat yang begitu mencintai, tapi karena terlalu
memilih, menilai dan menghakimi sendiri.. justru sahabat sejati menjadi
semakin jauh.. Terlalu memilih sahabat membuat manusia tak dapat
menyadari di depan mata ada sahabat sejati yang dibutuhkannya..

Tiap tiap manusia memiliki arti dan peranan masing-masing, semua
berbeda...tidak ada yang memiliki arti yang sama persis punya peranan
dan kelebihan disatu hal, tidak harus memiliki peranan dan arti dalam
hal lain.. dicintai oleh satu orang belum tentu disayang oleh orang
lain..

Kebahagiaan bersumber dari dalam diri sendiri, jangan beraharap dari
diri manusia lain, karena orang lain dapat mengkhianati..

Kebahagiaan ada bila bisa menerima diri apa adanya, mencintai dan
menghargai diri sendiri, mau mencintai dan menerima manusia lain..

Percaya kepada Tuhan.. bersyukur bahwa manusia selalu diberikan yang
terbaik... sesuai yang diperbuat manusia itu sendiri, tak perlu berkeras
hati, Ia akan memberi di saat yang tepat apa yang manusiaNya butuhkan,
tidak harus saat ini, masih ada esok hari..

Seperti yang sedang teralami, mendapat suatu cobaan dan kesusaahaan adalah
jalan
untuk dapat melihat kebahagiaan

"menikmati kebahagiaan"

Memelihara Persahabatan


Memelihara Persahabatan

Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan
dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan
mempunyai nilai yang indah.

Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi
persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan
bertumbuh bersama karenanya...
Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan
proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah
sahabat menajamkan sahabatnya. Persahabatan diwarnai
dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur-disakiti,
diperhatikan-dikecewakan, didengar-diabaikan, dibantu-ditolak,
namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian.
Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan
untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya
ia memberanikan diri menegur apa adanya.
Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman,
tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan
tujuan sahabatnya mau berubah.
Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha
pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita
membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi
mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih
dari orang lain, tetapi justru ia beriinisiatif memberikan
dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.
Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya,
karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis.
Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun
tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula
orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun
ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.

Beberapa hal seringkali menjadi penghancur persahabatan antara lain :

1. Masalah bisnis UUD (Ujung-Ujungnya Duit)
2. Ketidakterbukaan
3. Kehilangan kepercayaan
4. Perubahan perasaan antar lawan jenis
5. Ketidaksetiaan.

Tetapi penghancur persahabatan ini telah berhasil dipatahkan
oleh sahabat-sahabat yang teruji kesejatian motivasinya.

Renungkan :
**Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari
seribu teman yang mementingkan diri sendiri
"Dalam masa kejayaan, teman2 mengenal kita.
Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman2 kita."**

Ingatlah kapan terakhir kali anda berada dalam kesulitan.
Siapa yang berada di samping anda ??
Siapa yang mengasihi anda saat anda merasa tidak dicintai??
Siapa yang menjadi tameng untuk urusan rahasia Anda,
diwaktu ada masalah dengan keluarga anda.??
Siapa yang ingin bersama anda pada saat tiada satupun
yang dapat anda berikan ??
Merekalah sahabat2 anda.
Hargai dan peliharalah selalu persahabatan anda dengan
mereka.

Jumat, 07 Desember 2007

Putus Cinta, Putus Harapan?


Putus Cinta, Putus Harapan?


Ketika Putri mendadak memutuskan cintanya, Irfan berubah jadi pemurung.
Dan ketika gadis pujaannya itu menikah diam-diam di Surabaya,
Irfan betul-betul frustrasi. Dia tak mau makan-minum, sehingga akhirnya
terkena tifus. Betapa ironis, ketika mantan kekasihnya tengah menikmati
bulan madu di Bali, dia justru terbaring di rumah sakit. Lalu, apakah
yang dapat dilakukan seorang ayah untuk menghibur anak lelakinya yang
patah hati? Untuk membangkitkan kembali semangat juangnya yang hampir mati?
Irfan adalah anak yang cemerlang. Sejak kecil dia selalu jadi bintang
kelas. Namun, anak itu pendiam dan perasa. ''Kamu betul-betul menuruni
darah Ayah. Selalu serius, mendalam, dan penuh ketulusan kalau mencintai
perempuan. Sehingga, kalau putus cinta betul-betulterpuruk. Padahal,
seperti kata peribahasa, dunia ini tidak sedaun kelor. Di dunia ini
begitu banyak wanita, Nak,'' ujarku saat berbicara dari hati ke hati
sepulangnya ia dari rumah sakit. ''Tapi tidak ada yang secantik dan
sebaik Putri, Yah. Dia yang dulunya tak pakai kerudung, kini mulai
belajar pakai kerudung. Tapi kenapa ketika keislamannya semakin
sempurna, kok dia tega meninggalkan saya dan menikah dengan manajer
perusahaan elektronik itu?''

''Sudahlah, Nak. Sesuatu yang lepas dari tangan kita memang selalu
kelihatan indah. Begitu pula kalau kita kehilangan perempuan yang kita
cintai. Mata kita tertutup bahwa di sekeliling kita masih banyak
perempuan lain yang mungkin lebih baik dari dia.''

''Aku baru sekali ini jatuh cinta, Yah. Selama SMU dan kuliah, waktuku
lebih banyak aku habiskan untuk belajar, dan organisasi ilmiah di kampus.''

''Ayah paham, Nak. Ayah mau buka rahasia. Sewaktu SMU dulu Ayah
mengalami nasib yang mirip kamu. Cinta tak kesampaian, padahal Ayah
dan Rini, nama perempuan itu, sama-sama saling mencintai.
Bertahun-tahun Ayah nyaris frustrasi dan tak pernah mampu menghilangkan
bayang wajahnya. Sampai kemudian, lima tahun setelah itu, Tuhan
mempertemukan Ayah dengan ibumu. Dia wanita tercantik di Cianjur ketika
itu. Baru lulus SMU. Banyak sekali pemuda yang mengincar ibumu.
Entahlah, kenapa dia mau menikah dengan Ayah yang ketika itu masih
berstatus mahasiswa dan belum punya pekerjaan, kecuali menjadi penulis
free lance di koran. Kami menikah hanya dua minggu sejak pertama kali
bertemu.'' Irfan termenung. Mungkin ia merenungkan kalimat demi kalimat
yang tadi aku ucapkan.

''Nak, laki-laki itu ibarat buah kelapa. Makin tua, makin bersantan.
Biarpun jelek, botak dan gendut, kalau punya kedudukan, berharta, dan
terkenal, maka gadis-gadis muda antri untuk mendapatkannya. Untuk
sekadar jadi teman kencan maupun istri sungguhan.''

''Benarkah?''

''Ya. Dengan modal hanya sebagai wartawan senior dan novelis top saja,
Ayahmu ini seringkali digilai oleh perempuan-perempuan muda. Mereka
berusaha mencuri perhatian Ayah dengan berbagai cara. Kalau Ayah tidak
kuat iman, Ayah mungkin sering kencan dengan banyak perempuan. Kalau
Ayah kurang sabar, Ayah mungkin beristri dua, tiga, atau bahkan empat.''

''Apa yang membuat Ayah bertahan?''

''Ibumu. Dia perempuan yang hebat. Kesabaran, ketulusan, kehangatan dan kasih
sayangnya luar biasa. Hal itu telah ditunjukkannya saat Ayah masih belum
punya apa-apa, belum diperhitungkan orang, bahkan dilirik sebelah mata
pun tidak. Kami menikah dalam keadaan miskin. Bahkan cincin kawin untuk
ibumu baru Ayah belikan lima tahun setelah pernikahan.
Tahun-tahun pertama pernikahan, kami sering makan hanya nasi dan garam
saja. Namun tak pernah sekalipun Ayah mendengar ibumu mengeluh atau
menunjukkan air muka masam. Sebaliknya, Beliau selalu berusaha
membesarkan hati Ayah. Bahwa Ayah punya potensi. Bahwa Ayah suatu hari
nanti akan jadi orang hebat di bidang sastra maupun jurnalistik.
Dua puluh delapan tahun perkawinan dengan ibumu sungguh merupakan
perjalanan hidup yang amat berarti bagi Ayah. Itulah yang membuat Ayah
tak pernah mau berpaling kepada perempuan lain. Rasanya sungguh tak
adil, setelah menjadi orang yang terkenal dan punya uang, Ayah lalu
mencari perempuan lain untuk membagi cinta ataupun sekadar
bersenang-senang.''

''Ayah beruntung mendapatkan perempuan sebaik ibu. Tapi aku?
Satu-satunya perempuan yang aku cintai kini telah pergi.''

''Jangan menyerah dulu, Nak. Cuti doktermu 'kan masih tiga hari lagi.
Bagaimana kalau besok Ayah ajak kau jalan-jalan keliling Jakarta? Kita
santai dan cari makan yang enak. Siapa tahu kamu bisa melupakan Putri-mu dan
mendapatkan pengganti yang lebih baik.'' Irfan tidak langsung menjawab.
''Ayolah, Nak. Ayah yang akan jadi sopirmu. Kau tinggal duduk di jok
depan. Oke?''

Lama baru Irfan mengangguk. ''Baiklah, Ibu ikut?''

''Tidak. Ini urusan laki-laki, Nak,'' sahutku seraya tertawa.
Hari pertama aku mengajak Irfan berkeliling Mal Pondok Indah. Mal yang
terletak di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan itu selalu ramai
dikunjungi orang-orang berduit. Hanya dalam hitungan jam kita bisa
menyaksikan puluhan bahkan ratusan perempuan muda, cantik dan seksi,
keluar masuk mal. Umumnya mereka mengenakan pakaian yang menonjolkan
lekuk-lekuk fisiknya, seperti dada, udel, pantat, paha, ketiak dan
punggungnya.

Seusai Maghrib aku mengajak Irfan nonton film di Kartika Chandra 21 yang
terletak kawasan Segi Tiga Emas Jakarta, tepatnya Jalan Gatot Subroto.
Di sini banyak sekali pasangan yang datang menonton. Umumnya
perempuan-perempuannya mengenakan gaun malam yang seksi dan terbuka.
Banyak juga yang memakai rok mini ataupun celana blue jean ketat di
bawah pinggang sehingga sering kali memperlihatkan celana dalam
pemakainya.

Hari kedua aku mengajak Irfan pergi ke kantor sebuah bank syariah.
''Ayah mau setor tabungan dulu sekaligus mau buka rekening khusus zakat.
Mau ikut masuk?'' Irfan mulanya enggan. ''Ayolah.'' Akhirnya ia mau juga
ikut. Kami menemui salah seorang customer service officer. Laili
namanya. ''Assalaamu'alaikum, Pak Irwan. Ada yang bisa saya bantu?''
suaranya bening dan terkesan manja, namun tidak dibuat-buat. Balutan
jilbab coklat itu tak mampu menyembunyikan posturnya yang semampai dan
wajah selembut kabut. ''Wa'alaikumsalaam, Mbak Laili. Saya ingin membuka
rekening khusus untuk zakat. Oh, ya, kenalkan ini anak sulung saya.
Irfan. Irfan, ini Mbak Laili.'' ''Assalaamu'alaikum, Mas Irfan.''
''Wa'alaikumsalaam, Mbak Laili.'' ''Irfan kerja di gedung ini juga, Mbak
Laili. Lantai 12.'' ''Oh, ya?'' Laili agak terkejut. ''Kalian pasti
enggak pernah bertemu 'kan? Inilah penyakit zaman modern, orang-orang
berkantor di satu gedung tapi bisa bertahun-tahun tak pernah berjumpa,''
kataku sambil tertawa.

Bibir tipis Laili mengukir segurat senyum. ''Soalnya Mas Irfan enggak
pernah buka tabungan di bank syariah. Duitnya disimpan di bank
konvensional semua ya?'' Laili punya selera humor yang bagus. Kulihat
Irfan tersenyum kecil. ''Insya Allah saya akan buka rekening di bank
syariah, Mbak.''

Keluar dari bank syariah itu, aku mengajak Irfan menghadiri pameran buku
Islam di Istora Senayan Jakarta. Pameran yang menampilkan puluhan
penerbit Islam itu setiap hari dihadiri oleh puluhan ribu orang. Berbeda
dengan pemandangan di Mal Pondok Indah dan KC-21, di sini kebanyakan
perempuan muda yang datang mengenakan jilbab. Wajah mereka kelihatan
bersih dan matanya lebih suka menunduk ketimbang jelalatan mencari
perhatian lelaki.

Seusai menonton pameran buku, aku mengajak Irfan mampir di Hotel Gran
Melia, yang terletak di Jl HR Rasuna Said. Kami memesan es lemon tea dan
pisang goreng keju. ''Oke. Mari kita bahas perjalanan dua hari kita.
Kamu masih ingat perempuan-perempuan muda di Mal Pondok Indah dan KC-21
kemarin?'' Dia cuma mengangguk. ''Wanita-wanita seperti itu menyenangkan
untuk dilihat dan dibawa ke pesta-pesta, tapi belum tentu membuatmu
bahagia. Sebaliknya perempuan-perempuan muda berjilbab yang kita
saksikan di pameran buku Islam dan bank syariah tadi, mereka lebih
mungkin membuatmu menjadi seorang lelaki yang dihargai dan meraih
kebahagiaan sejati. Ayah yakin, di antara mereka itu pasti ada perempuan
impian.''

''Seperti apakah perempuan impian itu, Yah?'' Aku menyeruput es lemon
tea yang tinggal separoh. Kemudian mencomot sepotong pisang goreng keju.
Irfan menunggu dengan tidak sabar. ''Seperti apa, Yah?''

''Kalau kamu bertemu dengan seorang perempuan yang berpadu pada dirinya
kehangatan seorang Siti Khadijah, serta kemanjaan dan kecerdasan seorang
Siti Aisyah dua di antara istri-istri Rasulullah itulah perempuan
impian.'' ''Seandainya aku menjumpai perempuan yang seperti itu, apa
yang harus aku lakukan?'' ''Jangan tunggu esok atau lusa. Telepon Ayah
saat itu juga. Ayah akan segera melamarkannya untukmu, dan kau harus
menikah dengannya paling lambat seminggu setelah itu. Jika kamu
mendapatkan perempuan seperti itu dalam hidupmu, dunia ini kecil dan
nyaris tak berarti. Rasul pernah berkata, bahwa seorang perempuan yang
salehah lebih berharga dari dunia ini beserta isinya.''

Seminggu kemudian. Aku tengah menulis sebuah ficer tentang pengoperasian
bus way di Jakarta ketika HP-ku berdering. Dari Irfan: ''Ayah, aku sudah
dapatkan calon istri. Seorang wanita salehah yang bisa membuatku hidup
bahagia.'' Suaranya terdengar bersemangat. ''Oh, ya, siapa namanya?''
''Nantilah Ayah akan aku kenalkan.'' Berselang lima menit kemudian,
Yanti, staf humas bank syariah menelepon. ''Assalaamu'alaikum, Pak
Irwan. Tadi Irfan buka rekening di bank syariah. Dia mengobrol cukup
lama dengan salah seorang customer service officer kami. Bapak pasti
tahu yang saya maksudkan.'' Aku menutup Nokia 9210i itu. Lalu memandang
ke luar jendela kantor. ''Alhamdulillah. Akhirnya kau temukan perempuan
impianmu, Nak.''

Sumber Uknown

Jika memilih untuk mencintai, bersiaplah untuk kehilangan, bersiaplah untuk tersakiti.

-Teruntuk Bidadari hati yang tersayangi dari lubuk hati-

LIDAH


LIDAH


''Siapa yang menahan lidahnya, pasti Allah menutupi auratnya, siapa yang dapat menahan amarahnya, pasti Allah akan melindunginya dari siksa-Nya, dan siapa yang memohon ampunan kepada Allah, pasti Allah menerima permohonan ampunannya.'' (HR Ibnu Abu Dunya).
Bahaya lidah sangat besar dan tidak ada orang yang bisa selamat darinya kecuali orang yang diam. Oleh sebab itu, Rasulullah SAW bersabda, ''Siapa yang diam, pasti selamat.'' (HR Tirmidzi).
Menjaga lidah memang tidak mudah. Salah satu dampak dari bahaya lidah adalah banyaknya fitnah yang bermunculan di mana-mana, hampir tak ada satu tempat pun di dunia ini yang selamat dari fitnah akibat lidah. Benar apa kata peribahasa bahwa lidah lebih tajam dari pedang.
Orang yang mampu menjaga lidah, berarti dialah orang yang akan mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat. Suatu ketika, Sahl bin Sa'ad RA bertanya kepada Rasulullah SAW, ''Wahai Rasululullah, apakah jalan keselamatan?'' Nabi menjawab, ''Tahanlah lidahmu, perluaslah rumahmu dan tangisilah kesalahanmu.'' (HR Tirmidzi).
Dalam hadis lain, Rasulullah SAW bersabda, ''Siapa yang menjamin untukku apa yang ada di antara dua janggutnya (lidah) dan dua kakinya, maka aku menjamin baginya surga.'' (HR Bukhari).
Betapa hebatnya orang yang mampu menjaga lidah. Sampai-sampai dikatakan dalam sebuah hadis bahwa orang yang menjaga lidahnya, mampu mengalahkan setan. ''Simpanlah lidahmu kecuali untuk kebaikan, karena sesungguhnya dengan demikian, kamu dapat mengalahkan setan.'' (HR Thabrani).
Begitulah para sahabat, mereka lebih rela mengunci lidahnya dari berkata yang tidak diridhai Allah dan Rasul-Nya. Setiap perkataan pasti ada yang mencatat dan akan dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah SWT. Karena itu, menjaga lidah merupakan salah satu upaya untuk menghindari hisab di akhirat. ''Tiada satu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.'' (QS Qaaf: 18). Wallahua'lam.

Rabu, 05 Desember 2007

Berbalas Puisi


Di hamparan rerumputan yang mulai basah . . .
entah itu karna hujan
atau tlah bercampur dengan tangisku . . .
kau tetap saja berdiri mematung
menatapku dengan tatapan penuh kemuakan . . .

Langitpun seakan ikut marah . . .
ia menggelegar
memadukan kilatan petir yang semakin kontras saja . . .
namun sekali lagi
kau tetap saja membisu . . .

Bicaralah wahai sayangku . . .
agar aku tau apa maumu . . .
bukalah semua kenginanmu padaku . . .
bicara . . .
sebelum dunia ini tenggelam karna hujan

On 12/3/07, putri barlian

=============================================================
Petang kala itu
temaram langit hitam kelabu
Aku hanya bisa diam mengagu
Bukan karena kemuakan ku

Dan hujan pun terus menyapa kita
Ingin Ku ungkapkan seribu kata
Tapi air mata itu membuat ku tak bisa berkata
Karena tak ada kata melihat air mata

Dalam Diam ku kuharap kau pahami
Betapa aku menginginkan mu
Betapa hati menyayangi mu
cinta yang tak Untuk menyakiti

Kau tahu betapa dalam rasa ini
Rasa ku yang hanya tertuju untuk mu
Biarkan aku bercerita dalam diam ini
Karena kaulah permaisuri kalbu

Cikarang, 03 Desember 2007
Erwin Arianto
================================
Sebenarnya . . .
Ingin aku berpaling dari hatimu
Ingin aku pergi dari istana ketulusanmu
Ingin aku melupakan keajaiban cinta
yang tlah kau perbuat . . .
Tapi kenapa tidak bisa ???

Hati tlah memilih surga yang lain
Mendapat mahkota cinta yang lain
Menggapai angkasa dengan warna yang baru
Tapi bayang-bayangmu tetap di belakangku,
kenapa?!

Lupakan aku saja sayang . . .
Bukan masa kita bercinta lagi . . .
Raihlah buah yang lebih ranum dari aku
Mungkin saja ia dapat mengisi hatimu yang tlah aku tinggalkan . . .


putri barlian
Dec 4, 2007 4:34 PM
=================================================

Senin, 03 Desember 2007

Pekerja Outsourcing


Hari ini ketika audit department lain saya berjalan melewati bagian produksi di kantor terlihat banyak pekerja pabrik yang anak-anak baru lulus smu sedang bekerja dengan riang dan gembira, tapi kegembiraan mereka adalah senyum kegetiran dalam menghadapi hidup, sebagai buruh kontrak dan buruh outsourcing....

Perusahaan saya, seperti mungkin banyak perusahaan lainnya saat ini banyak memperkerjakan karyawan kontrak dan karyawan outsourcing, karena outsourcing adalah suatu hal yang wajar dan sah dari segi undang-undang 13 th 2003.

tetapi dibalik itu, jika kita sebagai tenaga kerja outsourcing, kita tidak terdapat kepastian kerja dari perusahaan yang sedang bekerja, kapan pun kita dapat diganti kalau perusahaan tidak puas atau pun ada faktor like dan dislike. bagai mana dengan masa depan pekerjaa outsourcing...

Pernah terpikir jika seseorang pegawai atau karyawan menjadi karyawan kontrak atau pun outsourcing bagaimana hidup mereka, masa depan mereka, banyak perusahaan khususnya manufaktur mempekerjakan tenaga muda. dan mereka rata-rata hanya berpendidikan SMU. apakah ada perusahaan yang mau mengontrak mereka pada usia 30-50 tahun....? (Semoga masih ada), kalau tidak, bangsa indonesia siap menerima ledakan pengangguran yang lebih besar

Dari sisi management, perusahaan akan lebih senang mempekerjaan karyawan outsourcing untuk cost down (penekanan biaya), serta efesiensi, Untuk itu diperlukan suatu perubahan struktural dalam pengelolaan usaha dengan memperkecil rentang kendali manajemen, dengan memangkas sedemikian rupa sehingga dapat menjadi lebih efektif, efisien dan produktif.

menurut pemkiran pengusaha yang pernah saya baca "selama ini, buruh Indonesia selalu menuntut gaji yang lebih tinggi tanpa meningkatkan produktivitasnya. Sedangkan para pengusaha akan kesulitan melakukan pemutusan hubungan kerja, karena mereka harus membayar banyak kewajiban, seperti uang pesangon." itulah alasan suburnya bisnis penyedian jasa tenaga outsourcing

pekerjaan disub-kontrakkan (outsourcing) melahirkan persoalan, pada kenyataan sehari-hari outsourcing selama ini diakui lebih banyak merugikan pekerja/buruh, karena hubungan kerja selalu dalam bentuk tidak tetap/kontrak (PKWT), upah lebih rendah, jaminan sosial kalaupun ada hanya sebatas minimal, tidak adanya job security serta tidak adanya jaminan pengembangan karir dan lain-lain sehingga memang benar kalau dalam keadaan seperti itu dikatakan praktek outsourcing akan menyengsarakan pekerja/buruh dan membuat kaburnya hubungan industrial .

pada UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003, tidak ada satupun peraturan perundang-undangan dibidang ketengakerjaan yang mengatur perlindungan terhadap pekerja/buruh dalam melaksanakan outsourcing. Kalaupun ada, barang kali Permen Tenaga Kerja No. 2 Tahun 1993 tentang kesempatan kerja waktu tertentu atau (KKWT), yang hanya merupakan salah satu aspek dari ousourcing.


karena rata-rata pekerjaa outsourcing, satpam, cleaning service, operator pabrik da lainya adalah yang berpendidikan rendah, inilah relasi dari kebijakan pemerintah tentang pendidikan, dimana pemerintah masih belum peduli untuk peningkatan SDM indonesia, yang berakhir pada rendahnya tingkat pendidikan rakyat sehingga banyak rakyat tidak bisa mendapat penghidupan yang layak.

Buat Sahabat yang saat ini terikat kontrak Outsource Janganberkecil hati dan khawatir. Ingat masa depan tetap ada ditangan dan hanya diri sendiri dan Tuhanlah yang akan merubah hidup. Kalau kita baru sebatas kerja kontrak ya terima dulu, sambil nimba ilmu, nambah ketrampilan, buat nambah "amunisi" dalam persaingan dunia kerja, Kemudian cari -cari peluang yang sesuai dengan keahlian kita.



Dalam perenunganku, Tidak setuju dengan sistem outsourcing...
Depok 2 Desember 2007
Erwin Arianto

Antara Bunaken, tomohon, dan tondano


Lambai mesra nyiur di pantai
Menikmati Salad ikan menggugah rasa
Sepanjang manado boulevard
melihat noni cantik melaju dan melenggang

Rindu malam di manado
camar laut berlali menyanyi
Menggapai irama penuh simponi
Membuat beta ternina bobo

titik gerimis jatuh persatu
Torang lewat selalu menyapa
Tersenyum tertanda bahagia
gemintang manja menambah syahdu

Tiup mesra sang angin laut
Membawa kedamaian rasa terpencar
Antara Bunaken, tomohon, dan tondano
Alam perawan memanjakan beta terbuai bumi manado

Layar nelayan melaju tanpa takut
Melayar melaju meninggal selat manado
Di manado hati beta terpaut
menikmati malam semakin larut

Dalam perenunganku, Kangen audit luar kota lagi.. manado yang indah...
Depok 28 November 2007
Erwin Arianto
Mampir ke http://erwinarianto.co.nr


Kenalan, Kawan & Sahabat


Kenalan, Kawan & Sahabat

Sepanjang perjalanan hidup kita selaku manusia kita berpeluang berkenalan dan mengenali banyak orang. Orang-orang ini pada amnya dapat dikatogeri kepada tiga kumpulan: Kenalan, Kawan dan Sahabat.

1.Kenalan(Known): Orang-orang ini adalah mereka yang kita kenali nama atau ingat nama mereka namun kita tidak rapat dengan mereka. Perhubungan adalah berputar sekitar "Hai atau Hello" lalu berjabat tangan dan bersoal-jawap beberapa soalan dan meminta diri. "Bah, minta maaf, saya ada urusan. Sampai jumpa lagi. Ok, bye..." Pendek kata, kita saling mengenali tetapi tidak rapat dan tidak merasa apa-apa meskipun tak berhubungan sekalian lama. Kerana mereka tidak mempangaruhi dan tidak menyentuh hidup kita. Tidak ada kerinduan untuk bertemu. Tapi kalau terjumpa secara tiba-tiba berteguran juga. Namun tidak dapat bercerita panjang. Macam mau cepat-cepat pergi saja dengan alasan ada urusan. Rasa seperti tidak enak bercakap lama-lama. Kalau dibawa pergi makan dan minum pun tidak mahu. Pasti menolak dengan alsan sudah "baru juga makan dan minum nii." Inilah yang dikatakan orang-orang yang kita kenali namun tidak rapat. Tetapi bagi orang-orang yang tiba-tiab kita jumpa dan mereka masih mesra dengan kita, mereka inilah yang dikatakan kawan atau "Companions".

2.Kawan(Companions): Mereka ini adalah orang-orang yang bersama-sama dengan kita terutama sekali semasa bersekolah, atau menuntut di pengajian tinggi atau sama mengikuti kursus atau latihan untuk suatu aktiviti. Malah sama sama membesar dan bersukan seperti bermain bolasepak. Dimasa-masa tersebut kita rapat sekali tetapi bila dah tamat sekolah, atau pengajian atau kursus dan masing-masing sibuk dengan pekerjaan dan kehidupan sendiri maka perhubungan itu menjadi renggang. "Lost contact" dah. Walau bagaimana pun kalau terjumpa dikedai atau dimana-mana pasti panjang cerita. Disamping meluangkan masa untuk makan dan minum. Inilah yang dikatakan kawan. Pendek kata, jarang-jarang berjumpa tetapi kalau tiba-tiba berjuma pasti ramai juga! Kisah-kisah lalu terungkit kembali. Kisah yang manis dan lucu pasti menjadi bahan percakapan. Tapi apa yang jelas ialah kawan biasanya tidak "keep in touch" dengan kita. Tetapi bagi beberapa orang yang "stay in touch" dengan kita meskipun pun tak selalu tetapi mereka tetap bertanya khabar sekali-sekala, orang-orang seperti inilah yang dikatakan Sahabat atau "Friends."

3.Sahabat(Friends): Orang-orang yang kita kenali dari dulu lagi sampailah sekarang. Meskipun tak selalu berjumpa tetapi rapat. Kalau ada apa masalah seperti merekalah yang kita cari dan mereka sedia membantu. Dan kalau ada keramaian seperti perkahwinan mereka pasti kita jemput. Walaupun tidak selalu bertemua namun sekurang-kurangnya ada beberapa kali bertemu didalam setahun. Misalnya pada hari-hari perayaan. Mereka pandai datang sendiri ke rumah atau tiba-tiba muncul dihadapan rumah kita. Kalau berjumpa pasti panjang sekali cerita dan makan bersama. Mereka ini kalau mendengar kita ada masalah besar mereka pasti datang dan memberi bantuan meskipun kita tidak meminta. dan mereka ini juga tidak meminta-minta daripada kita. Mereka iklas dan jujur didalam persahabatan.Inilah yang kita kenali sebagai sahabat sejati atau "best friend."

Memang banyak sekali orang yang kita temui didalam hidup kita. Namun bukan semua orang boleh dianggap sebagai sahabat. Sebenarnyanya kebanyakan ynag kita kenal sekadar menjadi kenalan dan kawan sahaja. Walau bagaimana pun, samada seseorang itu sekadar kenalan atau kawan atau sahabat, perkara ini terserahlah kepada kita untuk menilai orang-orang yang kita temui didalam hidup kita. Namun kalau kita telah berjanji kepada seseorang bahawa kita akan menjadi sahabatnya selama-lamanya maka kita ada kewajipan untuk membukitkan janji kita ini. Jangan hanya manis dimulut sahaja tetapi dihati lain-lain. Pendek kata, bersahabat biarlah selama-lamanya.


sumber milist

Di sudut simpang lima

sayu sinar lampu jalanan
Menerangi tapak kaki membuyar lamunan
Menatap jejak kaki sang petualang
Menapaki Malam di semarang

Di sudut simpang lima
Sesosok lembut meracik pecel penuh aroma
Menggoda selera ingin Mencoba
Besama dia sahabat setia

Melaju jalan kereta besi tua
Berlari berputar di tengah simpang lima
Tatap rona penjaja teh poci menggoda
senyum manis gincu merah tua

Memberi senyum kepada setiap petualang
yang sengaja berjalan lalu lalang
Hanya berharap menyabung nyawa
untuk keluarga dan anak tercinta

Deru angin semakin kencang
Sang penjaja teh poci tak tenang
Ketika tak seorang pun datang
Tak sadar kini waktu berpulang
membawa selembar rupiah dengan riang
hanya sekedar tuk mengisi dandang


Dalam perenunganku, teringat ketika audit di semarang semarang yang damai...
Depok 28 November 2007
Erwin Arianto
Mampir ke http://erwinarianto.co.nr

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting