Jumat, 29 Juni 2007

10 KESALAHPAHAMAN TENTANG SUKSES

10 KESALAHPAHAMAN TENTANG SUKSES

Kesalahpahaman 1 Beberapa orang tidak bisa sukses karena latar belakang, pendidikan, dan lain-lain.
Padahal, setiap orang dapat meraih keberhasilan.Ini hanya bagaimana mereka menginginkannya, kemudian melakukan sesuatu untuk mencapainya.
Kesalahpahaman 2 Orang-orang yang sukses tidak melakukan kesalahan.
Padahal, orang-orang sukses itu justru melakukan kesalahan sebagaimana kita semua pernah lakukan Namun, mereka tidak melakukan kesalahan itu untuk kedua kalinya.
Kesalahpahaman 3Agar sukses, kita harus bekerja lebih dari 60 jam (70, 80, 90...) seminggu.
Padahal, persoalannya bukan terletak pada lamanya anda bekerja. Tetapi bagaimana anda dapat melakukan sesuatu yang benar.
Kesalahpahaman 4Anda hanya bisa sukses bila bermain sesuatu dengan aturan.
Padahal, siapakah yang membuat aturan itu? Setiap situasi membutuhkan cara yang berbeda. Kadang-kadang kita memang harus mengikuti aturan, tetapi di saat lain andalah yang membuat aturan itu.
Kesalahpahaman 5 Jika anda selalu meminta bantuan, anda tidak sukses.
Padahal, sukses jarang sekali terjadi di saat-saat vakum. Justru, dengan mengakui dan menghargai bantuan orang lain dapat membantu keberhasilan anda. Dan, sesungguhnya ada banyak sekali orang semacam itu.
Kesalahpahaman 6Diperlukan banyak keberuntungan untuk sukses.
Padahal, hanya dibutuhkan sedikit keberuntungan. Namun, diperlukan banyak kerja keras, kecerdasan, pengetahuan, dan penerapan.
Kesalahpahaman 7Sukses adalah bila anda mendapatkan banyak uang.
Padahal, uang hanya satu saja dari begitu banyak keuntungan yang diberikan oleh kesuksesan. Uang pun bukan jaminan kesuksesan anda.
Kesalahpahaman 8Sukses adalah bila semua orang mengakuinya.
Padahal, anda mungkin dapat meraih lebih banyak orang dan pengakuan dari orang lain atas apa yang anda lakukan. Tetapi, meskipun hanya anda sendiri yang mengetahuinya, anda tetaplah sukses.
Kesalahpahaman 9Sukses adalah tujuan.
Padahal, sukses lebih dari sekedar anda bisa meraih tujuan dan goal anda. Katakan bahwa anda menginginkan keberhasilan, maka ajukan pertanyaan "atas hal apa?"
Kesalahpahaman 10 Saya sukses bila kesulitan saya berakhir.
Padahal, anda mungkin sukses, tapi anda bukan Tuhan. Anda tetap harus melalui jalan yang naik turun sebagaimana anda alami di masa-masa lalu. Nikmati saja apa yang telah anda raih dan hidup setiap hari sebagaimana adanya.
(diadaptasi dari "The Top 10 Misconceptions About Success", Jim M. Allen. CoachJim.com)

KARENA SAYA BUKAN ORANG BAIK

KARENA SAYA BUKAN ORANG BAIK

Saya tidak tahu, apa yang terlintas dalam pikiran anda, ketika membaca judul tulisan diatas. Mungkin heran, lucu, aneh, penasaran, sebel, atau¡Ä.Entahlah! Yang paling tahu, tentu anda sendiri bukan...?

Apapun reaksi dan perasaan anda, bagi saya no problem. Namun yang jelas, itu bukan hanya sekedar wacana. Itu adalah pengakuan dan pernyataan saya yang sejujur-jujurnya mengenai diri saya. Sesuai dengan keadaan diri saya yang sebenarnya.

Tadinya, saya pun tidak begitu menyadari hal itu. Saya baru ngeh, ketika saya mendapat dua buah pertanyaan yang membuat kening saya agak berkerut¡Ä

Apakah Anda merasakan perubahan dalam kehidupan anda selama ini¡Ä?
Pertanyaan itu sempat membuat saya merenung¡ÄBagaimana tidak! Selama ini, saya asyik-asyik saja menjalani kehidupan ini. Mengalir begitu saja, tanpa pernah memikirkan ini dan itu. Asal punya uang, perut selalu kenyang dan tak pernah punya utang¡ÄSemua itu sudah membuat saya merasa senang dan selalu riang.

Dan sepertinya bukan hanya saya, tapi banyak juga orang-orang di sekeliling saya¡½mungkin termasuk juga anda, he..he..¡½yang cukup merasa puas dan enjoy-enjoy saja dengan keadaannya sekarang ini.

Pertanyaan itu terasa mengusik dan menggelitik, sehingga saya menjadi penasaran ingin mencari tahu jawabannya. Memaksa saya untuk mau berfikir tentang diri saya, tentang hidup dan kehidupan saya. Dan saya pun mulai bertanya-tanya pada diri saya sendiri. Benarkah saya harus berubah? Bukankah tanpa keinginan untuk berubah pun, selama masih hidup, kita akan mengalami perubahan?

Perubahan dalam hidup adalah sesuatu yang alamiah. Kita di sebut hidup karena kita berubah. Tidak ada yang tidak berubah dalam hidup ini, kecuali perubahan itu sendiri. Disadari ataupun tidak. Segala sesuatu yang ada pada diri kita dan segala sesuatu yang ada di sekeliling kita terus berubah.

Selama masih hidup kita akan terus mengalami perubahan. Sebagai contoh; dulu kita kecil, lalu berubah menjadi besar. Sekarang kita muda-belia, perlahan-lahan akan berubah menjadi tua. Sebelumnya kita tidak tahu apa-apa, sekarang sudah lumayan cukup banyak yang kita ketahui. Dan perubahan-perubahan yang lainnya, yang tak mungkin saya tuliskan semuanya di sini. Karena tentu anda akan cape membacanya dan saya pun pegel menuliskannya¡Ä

Dulu Pak SBY pernah gembar-gembor bahwa 'perubahan itu semakin dekat'. Saya pikir, ada benarnya juga! Perubahan memang akan membuat kita semakin dekat. Perubahan akan mendekatkan kita pada kemajuan atau pada kehancuran. Buktinya bisa kita lihat sekarang ini¡Ä!

Hanya ada dua dampak dari perubahan, menjadi lebih baik atau lebih buruk. Idealnya sih, kita harus berubah menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Supaya hidup kita lebih bermakna, lebih bermanfaat dan lebih beruntung. Sebagaimana kata Rasulullah: "Barang siapa yang hari ini lebih jelek daripada hari kemarin, maka ia termasuk orang yang celaka. Barang siapa hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia termasuk orang yang rugi. Dan barang siapa hari ini lebih baik daripada hari kemarin, maka ia termasuk orang yang beruntung"

Sekarang tinggal terserah kita! Lebih cenderung kemana? Ingin menjadi orang yang celaka, orang yang merugi atau orang yang beruntung..? Memang ini bukan pilihan yang mudah, perlu tekad yang kuat dan kegigihan yang luar biasa untuk merealisasikannya. Mau tidak mau kita harus berubah menjadi lebih baik, kalau kita ingin beruntung. Berusaha merubah diri sendiri, atau perubahan yang akan memaksa merubah kita¡Ä

Orang yang beruntung, setiap waktu selalu bertambah ilmu, iman dan amalnya. Orang yang beruntung selalu ingin menjadi lebih baik, lebih baik dan lebih baik lagi dari waktu sebelumnya. Orang yang beruntung selalu punya tekad dan semangat untuk selalu memperbaiki dirinya, memperbaiki kehidupannya¡Ä

Mengapa kita harus memperbaiki kehidupan kita¡Ä?
Ini pertanyaan kedua yang mengusik saya. Saya pun kembali mengerutkan kening untuk yang kedua kalinya. Mencari seribu satu alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan itu.

Dan setelah melewati perenungan yang cukup panjang dan dalam. Akhirnya saya menemukan sebuah kesimpulan sebagai jawaban dari pertanyaan diatas. Sebuah jawaban yang membuat saya merasa tentram dan nyaman.

Mengapa kita harus memperbaiki kehidupan kita¡Ä?
Kini saya bisa menjawab pertanyaan itu dengan yakin dan penuh rasa percaya diri.

"Karena Saya Bukan Orang Baik¡Ä!"
Bagaimana dengan anda?

Pesan Sang Ayah

Pesan Sang Ayah

Dahulu kala ada 2 orang kakak beradik. Ketika ayahnya meninggal sebelumnya berpesan dua hal: pertama jangan menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadamu, dan kedua, jika mereka pergi dari rumah ke toko jangan sampai mukanya terkena sinar matahari.
Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun setelah ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya sedang yang bungsu menjadi semakin miskin.
Ibunya yang masih hidup menanyakan hal itu kepada mereka. Jawab anak yang bungsu : Inilah karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa saya tidak boleh menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadaku, dan sebagai akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh menagih. Juga ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari rumah ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya saya harus naik becak atau andong. Sebetulnya dengan jalan kaki saja cukup, tetapi karena pesan ayah demikian maka akibatnya pengeluaranku bertambah banyak.
Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, ibupun bertanya hal yang sama.Jawab anak sulung : Ini semua adalah karena saya mentaati pesan ayah. Karena ayah berpesan supaya saya tidak menagih kepada orang yang berhutang kepada saya, maka saya tidak menghutangkan sehingga dengan demikian modal tidak susut. Juga ayah berpesan agar supaya jika saya berangkat ke toko atau pulang dari toko tidak boleh terkena sinar matahari, maka saya berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam. Akibatnya toko saya buka sebelum toko lain buka, dan tutup jauh sesudah toko yang lain tutup. Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku menjadi laris ,karena mempunyai jam kerja lebih lama.
Bagaimana dengan anda?
Kisah diatas menunjukkan bagaimana sebuah kalimat di tanggapi dengan presepsi yang berbeda jika kita melihat dengan positif attitude maka segala kesulitan sebenarnya adalah sebuah perjalanan membuat kita sukses tetapi kita bisa juga terhanyut dengan adanya kesulitan karena rutinitas kita ..pilihan ada di tangan anda.
"Berusaha melakukan hal biasa yang dikerjakan dengan cara yang luar biasa."

Buat yang pacar

Sewaktu pacaran segala kekurangan pasangan tidak menjadi soal, Andamalah tertarik dengan kekurangannya dan dapat memakluminya. Tetapisetelah bertahun-tahun hidup bersama kekurangan tersebut membuat Andakesal, marah terhadapnya. Setiap orang adalah unik, bahkan keunikan inilah yang memperkaya kehidupan perkawinan Anda.
Pernahkah Anda memberikan pujian pada pasangan akan keunikannya yangtidak ada padamu ? Mungkin sebagian besar wanita akan enggan memberi-kan pujian pada suaminya karena mereka beranggapan nanti dia besar kepala atau saya dianggap murahan atau segudang alasan lainnya.Demikian pula suami, mungkin mereka beranggapan tidak perlu memujiistrinya lagi karena sudah suami-istri, malu kalau didengar anak-anak, nanti diberi tanggapan sinis dari istrinya ("Pasti ada maunya"). Alasan-alasan tersebut sering dijumpai dalam hubungans ebagian besar pria-wanita.
Coba Anda beri pujian pada pasangan tanpa memikirkan lagi tanggapannegatif yang mungkin dia berikan. Anda bisa bayangkan apa yang ter- jadi padanya ? Pujian itu seperti semprotan adrenalin yang mem-berikan semangat padanya, dan timbul perasaan senang dan puas akandirinya. Misalnya Anda memuji masakan istri Anda enak (meskipun Andatahu makanan tersebut agak asin) tetapi tanggapan dia akan luar biasa dan dia akan memasak yang lebih enak lagi di lain waktu. Tentu halini menyenangkan pula bagi Anda.
Sebaliknya kritik akan melubangi perasaan dan menyebabkan tenagakeluar percuma antara lain sakit hati, marah dan perasaan negatif lainnya. Kritik membuat kita merasa sudah mengecewakan seseorang.Berbeda dengan pujian yang membantu memenuhi dua kebutuhan dasarmanusia yaitu merasa dirinya berarti, diperlukan, penting; dan ke-butuhan merasa aman dalam suatu hubungan, saling memiliki dan selalu siap satu sama lain. Anda dapat memberikan pujian kapan saja. Jangantakut suami/ istri menjadi bosan kalau dipuji terus. Dari riset di-ketahui bahwa semua orang begitu ingin dipuji oleh orang lain entahkarena prestasi, penampilan atau hal lainnya.
Mungkin ada yang bingung apa ya yang harus saya puji dari diripasangan saya? Semuanya biasa saja, nggak ada yang istimewa darinya.Cobalah Anda teliti lagi. Bisa saja perbedaan kepribadian merupakansalah satu keunikan yang bila dipuji akan memberikan pancaran kekuatan baru baginya. Misalnya Anda termasuk orang yang teliti,teratur dan tertutup. Berbeda dengan pasanganmu yang periang,terbuka. Dia begitu senang membicarakan hal-hal pribadi pada oranglain bahkan pada orang yang belum dikenal. Sedangkan Anda, pada orang yang telah akrab baru bisa mengutarakan hal-hal yang bersifatpribadi. Dia suka mencetuskan ide dan mengharapkan ada orang lainyang bisa membantu memikirkannya pula. Anda menganggap suami hendakbenar-benar melakukan hal tersebut, dan bila Anda tidak menyenangi ide tersebut, Anda dengan keras menentangnya. Maka terjadilahperselisihan karena istri tidak mengerti cara berpikir suami.
Berbeda dengan istri yang perlu mempertimbangkan berjam-jam bahkanberhari-hari dalam mempertimbangkan sesuatu sebelum melaksanakannya. Dan ini membuat kesal suaminya. Tetapi dengan pemahaman perbedaankepribadian tersebut mereka dapat saling mengisi. Suami dengan idenyayang spontan tanpa memikirkan apakah dapat terlaksana atau tidak,dibantu oleh istri dalam merealisasikan. Istri memuji pasangannya atas ide-idenya yang brilian dan sebaliknya suami memuji istrinyaatas sikap hati-hatinya dalam merealisasikan idenya tersebut.
Perbedaan kepribadian yang dulunya menjadi penyebab pertengkaransekarang menjadikan mereka suatu tim yang kuat.
Bisa juga Anda berdua membicarakan masa lalu atau saat pacaran yangberkesan. Misal dulu sewaktu pacaran, dia rela antri 1 jam hanyauntuk membeli tiket bioskop yang Anda minta. Berikan pujian atastindakannya saat itu.
Kekurangan pasangan merupakan kelebihan Anda. Sebagai suami-istriseharusnyalah saling mengisi. Bukan menjadikan kekurangan sebagaisenjata untuk menyerangnya tetapi sebagai kekuatan untuk membinacinta diantara Anda berdua. Temukan sisi-sisi menarik dari pasanganmu dan berilah pujian baginya sehingga ia juga memiliki tenaga untukmemupuki tanaman cinta Anda berdua agar senantiasa berkembang.

Maaf ya..?

MAAF YA...?

KAlo kita jujur, kalimat tersebut merupakan kalimat faforit yang paling sering kita dengar saat ada peminta-minta termasuk para peminta sumbangan yang mengatasnamakan yayasan, ta'mir masjid dsb-dsb.
Tanpa mengurangi hormat saya terhadap niat tulus dari teman-teman yang sering mengucap kalimat "MAAF YA" tadi, aku ingin bertukar fikiran, mungkin pendapatku ini salah atau subyektif tapi setidaknya itu baik menurutku.

Aku pernah mendengar Cak Nun (Emha Ainun Najib) dalam sebuah renungan menyampaikan pesan bahwa kepada teman-teman untuk berbuat baik sesuai kemampuan. Salah satu yang dicontohkan adalah jangan kita melarang orang yang mau memberi sodakoh pada peminta dengan kata-kata "jangan diberi, itu tidak mendidik¡­!"

Argumen yang diajukan oleh Cak Nun dalam bentuk pertanyaan adalah " mampukah kita mendidik mereka ? jangan ¨Cjangan kalimat itu kita pilih sebagai kata-kata yang sudah jamak untuk menolak/mengusir mereka dengan cara yang halus. Kalo kita mampu mendidik, ya¡­didiklah, tapi kalo kita tidak mampu mendidik, apa salahnya kita memberi sekedarnya ? Siapa sih yang punya cita-cita jadi peminta-minta ?

Sesaat setelah aku renungkan pendapat Cak Nun di atas, aku jadi berpikir. Bukankah sadakah merupakan ujud kepekaan sosial yang hakiki ? Bukankah dengan sadakah kita sedang menabung kebaikan ? Bukankah dengan sadakah kita tengah menjalankan perintah Yang Maha Kuasa atas kita ? Bukankan kedatangan saudara-saudara kita yang nasibnya kurang beruntung lalu terpaksa menjadi pengemis adalah sarana yang dikirimkan oleh Allah untuk beribadah bagi kita ? dsb-dsb.

Dengan pertanyaan-pertanyaan tadi, aku jadi tersadar bahwa selama ini aku sering menyia-nyiakan sarana ibadah yang Allah kirimkan padaku.
Pertanyaan berikutnya, apakah kita sadar bahwa tiap saat kita sedang menerima sadakah dari orang lain ? Mungkin banyak diantara kita yang menjawab tidak, karena sejak lahir hingga dewasa dan tua selalu hidup dalam kecukupan. Tapi benarkah orang yang seperti itu tidak menerima sadakah dari orang lain ?
Ternyata salah, karena tidak ada diantara kita yang mampu menolak sedekah itu. Sadakah apa itu ?
Mari perhatikan isi dari do'a kita dan do'a semua muslim di seluruh dunia tentang ampunan dan keselamatan, pasti didalamnya mengandung kalimat "¡­ wa li jami'il muslimina wal muslimat.. dst "
Yang artinya, biarpun kita sedang tidur kita tetap sedang menerima sadakah dari saudara kita berupa doa untuk diampuni dosa kita dan diberi keselamatan, entah dari orang dekat atau jauh, kenal atau tidak kenal di Indonesia atau di Irak sana.
Dengan pemahaman inilah, aku berpikir tidak ada salahnya jika kita selalu bersedekah, berinfaq dan beramal jariah, sebagai balanching atas sadakah yang tak pernah kita sadari dari seluruh saudara kita.
Subhanaka la 'ilmalana, illa ma'alamtana, maha suci Allah, tidak ada yang kita tahu, selain yang Allah beri tahukan kekita.

Belajar Untuk Bersyukur

Belajar Untuk Bersyukur Lalai.
Manusia selalu begitu. Kadang begitu luput. Ya, atas udara yang setiap hari kita hirup untuk nafas hidup kita. Tentang sehatnya tubuh kita hingga mudah untuk melakukan serangkaian aktivitas apa saja. Pun, tentang betapa rejeki Allah SWT yang telah mengalir dalam setiap detik kehidupan kita. Sungguh, sebuah kenikmatan yang semestinya tak boleh kita lupakan. Namun, lagi-lagi kita lalai. Jarang untuk bisa bersyukur atas apa yang ada. Atas apa yang kita punya dan nikmati. Maka, hari ini kita bisa belajar kepada seorang teman¡Ä Kang Dayat namanya. Sore. Sehari yang lalu, dalam perbincangan yang akrab, keping-keping hikmah mengalir dalam setiap cerita yang disampaikannya. Larut, saya menyimak dengan tenang. Tentu, dengan harap, rahasia tentang kehidupan yang mungkin masih tersembunyi bisa saya petik, agar saya bisa lebih memaknai warna-warni kehidupan yang hanya sementara ini. Bermula dari hidupnya yang sederhana. Lantas, menikmati pekerjaannya sebagai cleaning service pada sebuah institusi pendidikan tinggi. Gajinya, tidak banyak. Maklum, masih menjadi honorer. Diapun tak tahu, entah kapan menjadi PNS. Yang dia tahu, bekerja dengan sebaik-baiknya atas amanah yang dibebankannya. Keluhan, sesekali memang muncul. Namun, dia lebih banyak untuk tidak terlalu membesar-besarkanny a. Tiada guna, lebih baik nikmati saja. Bekerja dengan aroma kebahagiaan dalam kesehariannya. Begitulah, hari-hari berjalan.

Walaupun begitu. Dalam hidupnya yang pas-pasan, kini telah mempunyai seorang anak. Sedang masuk TK. Rupanya, memang skenario Allah itu selalu baik. Tinggal kitanya saja, bagaimana mensikapinya. Mungkin, tak ada yang percaya kalau dulu, waktu menikah, hanya bermodalkan RP 75 ribu, itu gajinya sebulan. Waktu itu di tahun 2001. Begitulah, dengan modal itu, berniat melamar seorang gadis yang dicintainya. Indahnya, sang gadis mau-mau saja. Saya tak tahu. Mungkin perempuan yang kini menjadi istrinya itu juga percaya pada garis nasib dan rejeki yang akan diperoleh asalkan mau usaha. Entahlah, yang pasti ceritanya begitu. Sekarang saja, kalau mau tahu, gaji Kang dayat tak lebih dari Rp 300 ribu. Heran saya. Kok cukup ya. Tapi realitasnya memang begitu.
Setelah saya tanyakan kepadanya, tentang bagaimana memanajemen uang yang sedikit itu, baru saya tahu, resepnya memang bersyukur. Ya, dia selalu mensyukuri saja setiap harta yang diperolehnya. Kadang, hutang memang tak terelakkan. Itu romantika. Hanya saja, selama ini bisa tetap mempertahankan hidup bersama istri dan anaknya. Istrinya pun sama. Tak pernah menuntut lebih. Dia memahami betul, gaji segitu memang mepet untuk hidup sebulan. Tapi dia lebih memilih menghargai suaminya yang telah bekerja. Ada sedikit penghasilan, daripada menganggur. Apalagi, suaminya juga pasti memberikan semua gaji dan rejeki yang diterima. Kalau ada keperluan, Kang Dayat ijin kepada istrinya untuk meminta uang demi keperluannya itu.
Kalau dipikir-pikir, mereka kok bisa hidup dan bertahan sampai kini. Ah, memang rasa syukur itu sebuah "keajaiban". Seperti adanya dalam ajaran Islam. Kalau kita mau bersyukur atas apa yang ada, maka Allah SWT akan menambahkan rejeki kita. Begitulah, sebuah ajaran yang bisa menjadi prinsip hidup kita.
Kini, kita bisa bercermin. Saya percaya, banyak diantara kita yang punya penghasilan, punya harta yang lebih dari Kang Dayat, tapi masih saja selalu menggerutu, merasa kekurangan. Nah, inilah saatnya kita belajar tentang rasa syukur kepada beliau, sosok lelaki sederhana yang juga menjadi ketua RT untuk 40-an warga itu. Ini bukan berarti kita tak mau berusaha lebih. Justru, kita mesti berpacu, bersemangat untuk menyongsong datangnya rejeki.
Setelahnya, baru kita mensyukuri atas apa yang kita peroleh itu. Bukannya mengutuk diri sendiri lantas terus menerus merasa kekurangan. Bersyukur, inilah resepnya. Kalau sifat semacam ini bisa ada dalam diri kita. Insyallah, hidup senantiasa damai dan indah. Percayalah !.(EA)

Kepercayaan Diri

nyak kesulitan dan tantangan kerja. Inilah kiat meningkatkan kadar " PD " anda.
Merasa lemah dan tak berdaya menghadapi tantangan di tempat kerja ? tidak mampu mengembangkan karier karena tidak berani mencoba ?. Lalu, apa kiat praktis mengembangkan kepercayaan diri ?.
Kenali Diri Sendiri
Memiliki rasa percaya diri lebih merupakan pemahaman mengenai posisi kita dalam berinteraksi dengan setiap orang.
Salah satu alasan utama yang menyebabkan banyak orang merasa rendah diri adalah karena mereka takut dinilai buruk oleh orang lain.
Jangan Biarkan Orang Lain Menentukan Kehidupan Anda
Jangan buang waktu dengan membiarkan orang lain melecehkan anda. Jangan biarkan orang lain menentukan kehidupan seperti apa yang akan anda jalani. Sadarilah apapun yang terjadi pada anda dan apapun yang anda raih tergantung dari anda. Dengan kata lain, tak ada orang lain yang bisa menjalani kehidupan untuk anda.
Cintailah Diri Sendiri Tanpa Syarat Kita sering menggunakan kalimat " Saya baru merasa nyaman bila¡Ä¡Ä..sudah punya usaha sendiri, bertubuh langsing, punya suami, gaji naik dan tidak terbelit hutang dst.". Dengan kata lain, anda baru akan merasa nyaman dan mencintai diri sendiri, jika keinginan anda telah terpenuhi. Inilah yang dimaksud menyenangi diri secara bersyarat. Tak ada salahnya merasa puas dan berbangga diri bila mencapai sukses. Tapi anda akan merugikan diri sendiri, bila harus mencapai sukses dulu sebelum diri anda merasa nyaman.
Miliki Citra Diri Positif
Seseorang bisa menjadi percaya diri manakala dia mempunyai citra positif atas dirinya. Misalnya, anda berpikir anda cantik, pintar, memiliki kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain dengancara yang baik, dst. Seseorang yang memiliki citra dan pikiran positif atas dirinya otomatis dia akan merasa nyaman, bahagia, dan menerima diri apa adanya,penghargaan terhadap dirinya ( self esteem ) pun tinggi. Saat penghargaan terhadap diri tinggi, praktis orang tersebut akan termotivasi untuk bertingkah laku dengan cara baik pula. Semua itu akan membentuk konsep diri. Pada prinsipnya, kepercayaan diri merupakan persepsi subjektif seseorang akan dirinya sendiri.
Yakinlah Pada Diri Sendiri
Saat melakukan sesuatu, satu hal yang harus anda yakini, yakni anda bisa mengandalkan diri sendiri. Karena kepercayaan diri tidak tumbuh dari keahlian melakukan sesuatu, tapi keyakinan diri pada kemampuan, kerja keras kita untuk meraih keinginan.
Bersyukurlah
Bersyukur merupakan salah satu jalan untuk bisa percaya diri. Bersyukur tak hanya dimaknai dengan ucapan " alhamdulillah " tapi melihat diri sendiri ibarat gelas yang setengah berisi, bukan setengah kosong. Dengan kata lain, melihat potensi diri dan mengasahnya. Jadi, makna bersyukur disini adalah ketika kita mampu mengasah apa yang kita punya sehingga menjadi optimal. Introspeksi Diri
Tujuannya agar kita memiliki pengetahuan dan informasi tentang diri sendiri, tentang siapa sebenarnya kita. Buatlah daftar ( tulis pada sehelai kertas ) tentang hal-hal positif dan negative dalam diri, kemampuan dan hambatan diri. Jangan sampai ada yang terlewat. Penting juga mengetahui adakah harapan-harapan kita yang terlalu tinggi, yang tak realistis untuk dapat dicapai. Tandai itu.

Mengubah paradigma tentang diri sendiri menjadi sangat penting. Pintar-pintar melihat apa yang ada dalam diri sebagai " sesuatu " bahwa yang dinilai tinggi adalah hal yang kita punya, bukan yang tidak kita miliki. Tulislah hal-hal yang tidak anda sukai dari diri sendiri, yang bisa merugikan anda serta menutup kesempatan untuk meraih kebahagiaan dalam hidup

Biarkanlah Jiwa Kebaikan Bersemanyam dalam Diri Kita ...

Biarkanlah Jiwa Kebaikan Bersemanyam dalam Diri Kita ...
Tak perlulah kita gundah untuk semua kebaikan yang kita lakukan meskisekuat tenaga kebaikan yang coba kita torehkan untuk orang laintetapi orang lain tetap tak bergeming, curiga, bahkan menyudutkan dengan tuduhan bahwa seolah mereka mencium aroma kebusukan di baliksemua tindakan yang kita lakukan. Risau dan gundah, buanglah jauh-jauhperasaan demikian. Bisa jadi mungkin orang tidak memahamidengan pasti kebaikan yang kita berikan, atau kemampuan atau sumber daya menerima untuk menerima kebaikan kita terbatas, atau bisa jadimemang itu memang sebuah ujian untuk kita hadapi dalam menaiki anaktangga ketulusan.
Janganlah banjirnya pujian membuat kita begitu terlena, atau sebaliknya janganlah pula kita berlama-lama dengan kecewaan yang mendera akibatpenerimaan orang lain tidak seperti yang kita harapkan. Karena memangkita tak pernah mengukur sebuah ketulusan dan pamrih. Dan tentunyamendengar pujian adalah sebentuk pamrih juga yang semestinya tak diperlukan dalam sebuah ketulusan. Jelas bukan, putuskan ikatankekecewaandari hati kita oleh cibiran dan hinaan orang lain yang terus menggangguniat baik yang keluar dari lubuk hati yang tulus. Biarkan hati kita mengalir butiranair kebaikan dalam keluasan samudera hati.
Berbuat baiklah terus seakan-akan kita tak menyadari sedang melakukankebaikan. Semestinya memang kita tak perlu merasa baik, karena di saatkitamerasakannya, kebaikan itu mengambil jarak dari kita. Ia menjadi sesuatuyang lain dari diri kita. Semestinya kebaikan menyatu dalam diri kita.Di saat mengasah sebuah pisau, takkan kita dapati ia menjadi tajam, hingga kita berhenti untuk merasakan ketajamannya. Di saat kitamelakukan kebaikan,kita tak perlu berusaha untuk menyadarinya. Biarkan kebaikan mengalirbegitu saja, karena hanya bila kita berhenti sajalah kita baru bisa merasakannya.Dan di saat berhenti, kebaikan itu bukan lagi milik kita. Di saat kitaberusaha merasakannya, kebaikan itu sudah menjadi milik pisau.
Biarkan orang lain memperlakukan kita sikap atau cara apapun yang mungkin dapat saja begitu menyakitkan hati, biarkan kebaikan kitadihempaskansedemikian rupa, karena memang mutiara tetaplah mutiara meski terletakdi dasar lumpur pekat sekalipun. So, tak ada alasan kita menjadikan hati
nelangsa dan gundah gulana. Yang pasti dunia kita tidak akan segeraberakhir hanya karena orang lain tak menyukai keberadaan dan segalakebaikanyang kita lakukan, bukan! (MY)
(Be inspired from one of my best friends who is so nice and kindness but some people had done something very unfair to her. Keep smiling!)

M E M A N F A A T K A N W A K T U D E N G A N T E P A TM E N C E G A H P E N Y E S A L A N

M E M A N F A A T K A N W A K T U D E N G A N T E P A TM E N C E G A H P E N Y E S A L A N
"Things which matter most must never be at the mercy of things whichmatter least. ¨C Sesuatu yang paling penting tidak akan pernah sama nilainya dengan sesuatu yang tidak terlalu penting." ~ Goethe
Kita semua diberi anugrah oleh Tuhan YME berupa waktu yang sudahditentukan lama dan tidaknya. Jatah waktu yang kita miliki tak dapatditambah atau dikurangi. Tetapi yang menjadi persoalan bukan lama atautidaknya kesempatan waktu yang kita miliki, melainkan seberapa pandaikita menggunakan waktu tersebut untuk hal-hal yang bermanfaat bagidiri kita sendiri maupun orang lain dan alam semesta. Waktu adalah anugrah yang sangat berharga, jauh lebih bernilai dibandingkan materisebesar apa pun. Demikian pentingnya waktu yang tak lain adalah nasibdan kehidupan kita sendiri. Bila kita menyia-nyiakan waktu, samaseperti kita mematikan masa depan dan membunuh diri kita secara perlahan. Oleh sebab itu manfaatkanlah waktu hanya untuk tujuan-tujuanyang positif.
Sudah banyak contoh orang-orang yang hanya dapat menyesali masa tuakarena sebelumnya tidak menggunakan waktu untuk tujuan-tujuan yang positif. Berdasarkan survei (tahun 2006) terhadap warga Belgia yangberusiadi atas 60 tahun diperoleh informasi bahwa hampir semua manulatersebut menyesali telah mengabaikan masa muda mereka. Berdasarkan persentase dapat kita lihat : - 72 % - menyesal karena kurang bekerja keras sewaktu masih muda- 67 % - menyesal karena salah memilih profesi atau karier- 63 % - menyesal karena kurang waktu mendidik anak mereka - 58 % - menyesal karena kurang berolahraga dan menjaga kesehatan- 11 % - menyesal karena tidak memiliki cukup uang
Beberapa waktu yang lalu kami mengunjungi sebuah panti jompo diSurabaya yang dikelola oleh pemerintah daerah setempat. Kami datang untuk sekedar berbagi dengan manula tunawisma tersebut. Terbersit ibasekaligus tanda tanya besar, "Sebenarnya apa yang sudah mereka lakukandi masa muda dulu. Mengapa mereka tidak mempersiapkan masa tua ?"
Bagi kami, keadaan mereka menjadi peringatan bahwa waktu tidak dapatdiputar mundur. Bila kita sudah renta dan tak berdaya, tak ada yangbisa kita lakukan untuk memperbaiki keadaan. Maka kita harusmempersiapkan segalanya sedari sekarang, selama kita masih sehat dan memiliki banyak kesempatan dan waktu. Seperti diketahui bahwa manusiaterdiri dari unsur materi dan rohani dengan komposisi yang seimbang.Maka kita harus dapat membagi waktu secara proporsional untuk memenuhikodrat kita yang terdiri dari kedua unsur tersebut.
Berikut ini beberapa aktivitas penting yang harus kita lakukandalam menggapai keseimbangan tersebut. Yang pertama adalah aktivitasmengurusi keluarga, mencari nafkah, dan berprestasi dalam kehidupan. Untuk mencapai keberhasilan yang kita harapkan maka kita harusmempunyai target. Bila kita sudah menetapkan target dan berkomitmenuntuk mencapainya, dengan sendirinya kita akan dapat menempatkanprioritas pekerjaan dengan baik. Semua itu memang memerlukan pengorbanan, di antaranya kerja keras, mencurahkan pikiran dan lain sebagainya. Tetapi bila kita menjalankannya dengan sepenuh hati danraga, fokus dan penuh kedisiplinan, maka kita akan dapat mencapai yang terbaik sesuai dengan standar waktu yang sudah kita tetapkan.
Aktivitas kedua yang mesti kita lakukan adalah mengisi waktu denganbelajar. Kita dapat belajar dari berbagai hal, misalnya dari buku,pengalaman pribadi, seminar, kaset, ataupun dari orang-orang yang sudah berhasil. Kita harus tekun belajar, karena proses pembelajaranakan senantiasa mengurangi kesalahan dan memperbaiki langkah kitaselanjutnya.
Mengisi waktu dengan belajar sama halnya merenungi kebesaran kekuasaan Tuhan YME, dan menjadikan diri kita lebih rendah hati.Selain itu kita juga harus menyediakan waktu untuk introspeksi ataumengaca diri. Pada saat itulah kita akan menyadari segala kekurangandan memperbaiki semua itu dengan meningkatkan keahlian, pengetahuan dan memperbaiki sikap maupun kualitas keimanan terhadap Tuhan YME.
Melakukan introspeksi diri mencegah kita melakukan kesalahan besar,yang mungkin tak dapat kita perbaiki lagi. Beribadah adalah saat yangpaling dekat antara kita dengan Tuhan YME. Bila kita meluangkan waktusecara disiplin untuk mendekatkan diri kepada Tuhan YME, maka kitaakan mendapatkan kedamaian spiritual yang hakiki. Dari aktivitastersebut kita akan senantiasa mendapatkan energi dan semangat maha dahsyat untuk melaksanakan aktivitas lainnya dengan lebih baik melaluicara yang lebih inspiratif dan positif.
Dengan memanfaatkan waktu untuk melakukan ke-4 aktivitas tersebutsecara proporsional akan berdampak positif terhadap kehidupan kita, yaitu memberi kesuksesan, kekayaan, kebahagiaan sekaligus kedamaianspiritual. Bila kita dapat memanajemen ke-4 aktivitas tersebut denganbaik, niscaya akan ada banyak hal yang dapat kita lakukan danmenjadikan kehidupan kita lebih berarti. Jika tak ingin didera penyesalan tak berguna di kemudian, jangan pernah menunda melakukannya sejak detik ini.

4Tipe Manusia Hadapi Tekanan Hidup

4Tipe Manusia Hadapi Tekanan Hidup
"Semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita untuk tumbuh" (John Gray)
Pembaca, hidup memang tidak lepas dari berbagai tekanan. Lebih-lebih, hidup di alam modern ini yang menyuguhkan beragam risiko. Sampai seorang sosiolog Ulrich Beck menamai jaman kontemporer ini dengan masyarakat risiko (risk society). Alam modern menyuguhkan perubahan cepat dan tak jarang mengagetkan.
Nah, tekanan itu sesungguhnya membentuk watak, karakter, dan sekaligus menentukan bagaimana orang bereaksi di kemudian hari. Pembaca, pada kesempatan ini, saya akan memaparkan empat tipe orang dalam menghadapi berbagai tekanan tersebut. Mari kita bahas satu demi satu tipe manusia dalam menghadapi tekanan hidup ini.
Tipe pertama, tipe kayu rapuh. Sedikit tekanan saja membuat manusia ini patah arang. Orang macam ini kesehariannya kelihatan bagus. Tapi, rapuh sekali di dalam hatinya. Orang ini gampang sekali mengeluh pada saat kesulitan terjadi.
Sedikit kesulitan menjumpainya, orang ini langsung mengeluh, merasa tak berdaya, menangis, minta dikasihani atau minta bantuan. Orang ini perlu berlatih berpikiran positif dan berani menghadapi kenyataan hidup.
Majalah Time pernah menyajikan topik generasi kepompong (cacoon generation). Time mengambil contoh di Jepang, di mana banyak orang menjadi sangat lembek karena tidak terbiasa menghadapi kesulitan. Menghadapi orang macam ini, kadang kita harus lebih berani tega. Sesekali mereka perlu belajar dilatih menghadapi kesulitan. Posisikan kita sebagai pendamping mereka.
Tipe kedua, tipe lempeng besi. Orang tipe ini biasanya mampu bertahan dalam tekanan pada awalnya. Namun seperti layaknya besi, ketika situasi menekan itu semakin besar dan kompleks, ia mulai bengkok dan tidak stabil. Demikian juga orang-orang tipe ini. Mereka mampu menghadapi tekanan, tetapi tidak dalam kondisi berlarut-larut.
Tambahan tekanan sedikit saja, membuat mereka menyerah dan putus asa. Untungnya, orang tipe ini masih mau mencoba bertahan sebelum akhirnya menyerah. Tipe lempeng besi memang masih belum terlatih. Tapi, kalau mau berusaha, orang ini akan mampu membangun kesuksesan dalam hidupnya.
Tipe ketiga, tipe kapas. Tipe ini cukup lentur dalam menghadapi tekanan. Saat tekanan tiba, orang mampu bersikap fleksibel. Cobalah Anda menekan sebongkah kapas. Ia akan mengikuti tekanan yang terjadi. Ia mampu menyesuaikan saat terjadi tekanan. Tapi, setelah berlalu, dengan cepat ia bisa kembali ke keadaan semula. Ia bisa segera melupakan masa lalu dan mulai kembali ke titik awal untuk memulai lagi.
Tipe keempat, tipe manusia bola pingpong. Inilah tipe yang ideal dan terhebat. Jangan sekali-kali menyuguhkan tekanan pada orang-orang ini karena tekanan justru akan membuat mereka bekerja lebih giat, lebih termotivasi, dan lebih kreatif. Coba perhatikan bola pingpong. Saat ditekan, justru ia memantuk ke atas dengan lebih dahsyat. Saya teringat kisah hidup motivator dunia Anthony Robbins dalam salah satu biografinya.
Untuk memotivasi dirinya, ia sengaja membeli suatu bangunan mewah, sementara uangnya tidak memadai. Tapi, justru tekanan keuangan inilah yang membuat dirinya semakin kreatif dan tertantang mencapai tingkat finansial yang diharapkannya. Hal ini pernah terjadi dengan seorang kepala regional sales yang performance-nya bagus sekali.
Bangun network
Tetapi, hasilnya ini membuat atasannya tidak suka. Akibatnya, justru dengan sengaja atasannya yang kurang suka kepadanya memindahkannya ke daerah yang lebih parah kondisinya. Tetapi, bukannya mengeluh seperti rekan sebelumnya di daerah tersebut. Malahan, ia berusaha membangun netwok, mengubah cara kerja, dan membereskan organisasi. Di tahun kedua di daerah tersebut, justru tempatnya berhasil masuk dalam daerah tiga top sales.
Contoh lain adalah novelis dunia Fyodor Mikhailovich Dostoevsky. Pada musim dingin, ia meringkuk di dalam penjara dengan deraan angin dingin, lantai penuh kotoran seinci tebalnya, dan kerja paksa tiap hari. Ia mirip ikan herring dalam kaleng. Namun, Siberia yang beku tidak berhasil membungkam kreativitasnya.
Dari sanalah ia melahirkan karya-karya tulis besar, seperti The Double dan Notes of The Dead. Ia menjadi sastrawan dunia. Hal ini juga dialami Ho Chi Minh. Orang Vietnam yang biasa dipanggil Paman Ho ini harus meringkuk dalam penjara. Tapi, penjara tidaklah membuat dirinya patah arang. Ia berjuang dengan puisi-puisi yang ia tulis. A Comrade Paper Blanket menjadi buah karya kondangnya.
Nah, pembaca, itu hanya contoh kecil. Yang penting sekarang adalah Anda. Ketika Anda menghadapi kesulitan, seperti apakah diri Anda? Bagaimana reaksi Anda? Tidak menjadi persoalan di mana Anda saat ini. Tetapi, yang penting bergeraklah dari level tipe kayu rapuh ke tipe selanjutnya. Hingga akhirnya, bangun mental Anda hingga ke level bola pingpong. Saat itulah, kesulitan dan tantangan tidak lagi menjadi suatu yang mencemaskan untuk Anda. Sekuat itukah mental Anda?

Kepompong Kupu-kupu

eorang menemukan kepompong seekor kupu-kupu.Suatu hari ada lubang kecil muncul.Dia duduk dan mengamati dalam beberapa jam kupu-kupu itu ketika diaberjuang dengan memaksa dirinya melewati lubang kecil itu.Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebihjauh lagi.
Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya, dia ambilsebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya.Namun, dia mempunyai tubuh gembung dan kecil, sayap-sayap mengkerut.
Orang tersebut terus mengamatinya karena dia berharap bahwa padasuatu saat, sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya yang mungkin akan berkembang dalam waktu.Semuanya tak pernah terjadi.Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak disekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut.
Dia tidak pernah bisa terbang.Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan orang tersebutadalah bahwa kepompong yang menghambat, dan perjuangan yg dibutuhkankupu-kupu untuk melewati lubang kecil adalah jalan Tuhan untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu masuk ke dalamsayap-sayapnya sedemikian sehingga dia akan siap terbang begitu diamemperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.
Renungan :Kadang-kadang perjuangan adalah yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan, itu mungkinmelumpuhkan kita.Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya kita mampu.Kita mungkin tidak pernah dapat terbang.
Saya memohon Kekuatan dan Tuhan memberi saya kesulitan-kesulitan untuk membuat saya kuat.Saya memohon Kebijakan dan Tuhan memberi saya persoalan untukdiselesaikan.Saya memohon Kemakmuran dan Tuhan memberi saya Otak dan Tenaga untukbekerja.Saya memohon Keteguhan hati dan Tuhan memberi saya Bahaya untuk diatasi.Saya memohon Cinta dan Tuhan memberi saya orang-orang bermasalahuntuk ditolong.Saya memohon Kemurahan /kebaikan hati dan Tuhan memberi sayakesempatan-kesempatan.Saya tidak memperoleh yang saya inginkan, saya mendapatkan segala yang saya butuhkan

menikah

Banyak orang yang masih single berpikir bahwa alangkah menyenangkannya hidup pernikahan itu. Ada seseorang untuk berbagi, dalam suka dan duka, dalam untung dan malang, dalam keadaan sehat dan sakit, sebagaimana yang dinyatakan dalam janji pernikahan. Itu benar adanya, saya tidak pernah memungkiri betapa benarnya kenyataan itu! Namun di lain pihak, terdapat harapan dan impian Hollywood, sebagaimana film-film dramanya memberikan gambaran, betapa kehidupan yang diarungi berdua itu indah-indah saja dan pasti endingnya sebagian besar adalah "Happy End".

Saya tidak mengatakan bahwa kehidupan perkawinan tidak ada unsur yang menyenangkan. Sama sekali tidak! Namun sejak saya pribadi menjalani kehidupan perkawinan yang masih seumur jagung ini, saya pun mulai menyadari bahwa untuk benar-benar bertahan dalam kehidupan perkawinan, mimpi romantisme saja tidaklah cukup.

Kehidupan sebagai seorang lajang, tidak lepas dari begitu banyak kebebasan. Kalaupun ada yang mengikat tentunya hanya sang pacar dan keluarga kita.Namun ketika kita memutuskan untuk menikah, keterikatan itu tidak lagi sebatas apel di malam minggu, nonton atawa makan bersama yang mungkin cuma makan waktu sekitar 2-3 jam seminggu 2-3 kali misalnya. Keterikatan itu menyangkut penyesuaian diri dengan seseorang yang bisa-bisa selama 24 jam bersama-sama dengan kamu dan itu bukan main-main, untuk seumur hidupmu!Dua pribadi yang dipersatukan, tentunya memiliki banyak perbedaan. Mungkin ketika berpacaran, kamu dengan gampang menemukan begitu banyak persamaan antara kamu dengan pasangan. Dan ketika kamu memasuki mahligai perkawinan, kemudian kamu menjadi bingung, mengapa kamu semakin melihat begitu banyak perbedaan? Untuk itu penyesuaian dan pengertian yang terus menerus amat dibutuhkan oleh kedua belah pihak dalam rumah tangga.


Dan bukan itu saja, keterikatan itu termasuk perkawinan plus plus di Indonesia. Kenapa saya katakan perkawinan ++ (baca: perkawinan plus plus)? Karena keterikatan dalam suatu perkawinan juga termasuk dengan keluarga suami/istri dan seluruh kerabatnya. Keluarga besar, begitu istilahnya. Dan tiba-tiba saja, saudara kita bertambah amat banyak, dikarenakan tali pernikahan yang kita jalani.Mungkin kamu pernah dengar pernyataan begini, " Itu lho¡Ä Pak Ade, adik dari ipar saya¡Ä" Atau mungkin, " Itu keponakan dari mertua saya¡Ä" Belum lagi terkadang istilah-istilah yang begitu kompleksnya, yang pasti ujung-ujungnya ada hubungan saudara dikarenakan perkawinan ¡Ä


Berhadapan dengan semakin banyak orang, tentunya berhadapan pula dengan semakin banyak karakter. Dan disadari atau tidak, tentunya banyak kepala semakin banyak permasalahan yang dihadapi. Untuk banyak pasangan, pertengkaran tidaklah terjadi antarmereka, namun banyak kali dikarenakan campur tangan dari pihak ketiga, keempat, bahkan kelima yang semakin memperkeruh suasana. Jadi, pasangan yang menikah dengan kekerabatan plus plus hendaknya pandai-pandai memilah situasi, sehingga mereka tidak gampang terhasut oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, walaupun itu adalah dari pihak keluarga sendiri.
Perkawinan mengajarkan saya untuk hidup lebih realistis. Tidak selamanya pasangan kita berada pada 'top performance' sebagaimana yang ditunjukkan selama masa berpacaran atau masa ketika sang wanita tengah 'dikejar' oleh sang pria atau sebaliknya sang pria yang 'dikejar' wanita. Perkawinan membawa seseorang ke tahap di mana harus menerima kalau pasangannya tengah kelelahan selepas kerja dan mendengar celotehan yang penuh amarah adalah hal terakhir yang diinginkan pada saat itu karena tubuhnya penat amat membutuhkan istirahat.
Menikah, apabila mendapatkan seseorang yang cocok, memang memberikan satu ketenangan batin dan ketentraman. Yang paling penting adalah azas yang diterapkan, tetap bersama dalam keadaan apa pun, tetap dijalankan.

Jujur saja, kehidupan lajang yang belum memiliki pacar alias jomblo atau sedang 'kosong' sebetulnya juga sangat menyenangkan. Kamu bisa lakukan apa saja yang kamu mau, mau pergi karaoke keluarga bersama teman-temanmu, mau nonton, mau jalan-jalan ke luar negeri, mau pelayanan sana-sini, mungkin tidak jadi masalah. Itu bakal jadi sesuatu yang berbeda ketika ada seorang pacar dan kemudian menjadi pasangan, suami atau istri kita, harus dilakukan penyesuaian di sana-sini dan tentunya saling toleransi antara satu dengan yang lain.
Namun, yang namanya manusia, sering kali tidak pernah puas, dan tidak jarang ada perasaan bosan menghinggapi hati kita apabila rutinitas itu-itu saja yang kita alami. Yang single berkeinginan segera mengakhiri kehidupan melajangnya dan melabuhkan hatinya kepada seseorang yang cocok. Sementara tidak jarang yang sudah menikah dan punya anak merindukan saat-saat lajang, di mana kebebasan menjadi begitu berarti di mata mereka. Rumput tetangga sepertinya kelihatan selalu lebih hijau¡ÄBagaimana mencari penyelesaian agar kita bisa mensyukuri kehidupan yang kita jalani pada saat ini, sebetulnya merupakan kunci permasalahan.
Pada akhirnya, saya menilai bahwa kehidupan perkawinan akan jadi sangat menyenangkan bila:
Menikah dengan seorang yang cocok, dari segi intelektual, kepercayaan/agama, strata sosial, dan pemikiran akan masa depan berkeluarga yang bakal diarungi bersama. Menjalani cinta romantisme- denyut jantung yang berdetak semakin cepat saat bertemu dengan si Dia, muka yang memerah (blushing)- dengan penuh rasa syukur namun tidak terbius olehnya. Sehingga tidak kecanduan akan cinta romantis ini dan bisa menerima keadaan ketika cinta romantis menjadi cinta realistis. Berusaha mengerti kondisi pasangan, terutama pada saat-saat pasangan tengah menghadapi hal yang kurang menyenangkan ataupun menghadapi masalah besar. Pengertian adalah dasar yang utama yaitu dengan berusaha menempatkan diri pada posisi pasangan. Tanggung jawab yang tinggi akan keputusan untuk menikah dan menjalani kehidupan bersama. Dalam kondisi apa pun! Tetap setia dan menyertakan Tuhan dalam relasi ini. Adalah sangat beruntung apabila kedua orang yang terikat dalam satu mahligai rumah tangga adalah orang yang sama-sama memiliki hubungan pribadi yang indah dengan sang Pencipta. Karena banyak kali dalam kehidupan ini, kita mengalami kekecewaan dengan pasangan kita. Mungkin yang paling sering mengecewakan kita adalah pasangan kita, namun apabila kita punya relasi yang baik dengan Tuhan, yakinlah bahwa kita akan dimampukan memaafkan dan mengasihi pasangan kita. Namun, bila hanya salah satu pihak yang lebih dekat relasinya dengan Tuhan, sebaiknya mendoakan pasangannya agar bisa merasakan cinta Tuhan secara pribadi dan setia menunggu saatnya Tuhan tiba bagi pasangannya untuk merasakan hal itu.

Jika belum menemukan yang cocok, apa yang harus dilakukan?
Tetaplah mengasihi Tuhan secara sempurna, jangan marah-marah atau 'complain'. Kalaupun ada 'complain' nyatakan kerinduan dan kegelisahan hatimu kepada Tuhan. Nikmati ke-single-an itu sebagai berkat Tuhan juga, karena kamu tidak pernah tahu apa yang harus kamu hadapi ketika kamu menikah. Tanggung jawab yang lebih berat, juga masalah yang lebih besar. Ketika kamu menghadapi itu semua, mungkin kamu tidak kuat, makanya Tuhan menunggu waktu yang tepat untuk memberikan seseorang yang tepat pula untuk kamu. Dan yakinlah, apabila Tuhan sudah bertindak, dan memberikan yang terbaik untukmu, Dia tidak pernah lepas tangan! Dia dengan setia terus membimbing agar kita siap mengalami semua perubahan yang terjadi. Dengan demikian, sebagai seorang single, kita hidup dalam kepenuhan, dan kita mampu mengucap syukur dengan kehidupan melajang itu. Dan ketika saatnya kamu harus menikah, kamu pun memiliki rasa syukur yang tinggi atas kehidupan single yang sudah kamu jalani selama ini, dan mampu mengambil tanggung jawab akan kehidupan berumah tangga yang Tuhan percayakan kepada kamu.
Jadi, lajang atau menikah, tidaklah jadi masalah asal kita menjalani kehidupan ini dengan realistis, sekaligus penuh pengharapan di dalam iman kita kepada Tuhan.Tuhan tahu yang terbaik untuk setiap kita, jangan pernah ragukan itu! Bersyukur atas apa yang Dia beri, itu adalah yang terbaik yang bisa kita lakukan pada saat ini

Tentang Cinta

Tentang Cinta



'When two people love each other, nothing is more imperative and delightful than giving' ~ Guy de Maupassant ~

MISKONSEPSI

Cinta berpijak pada perasaan sekaligus akal sehat. Miskonsepsi pertama yang ditentang Bowman adalah manusia jatuh cinta dengan menggunakan perasaan belaka. Betul, kita jatuh cinta dengan hati. Tapi agar tidak menimbulkan kekacauan di kemudian hari, kita diharapkan untuk juga menggunakan akal sehat. Bohong besar kalau kita bisa jatuh cinta dengan begitu saja tanpa bisa mengelak. Yang sesungguhnya terjadi, proses jatuh cinta dipengaruhi tradisi, kebiasaan, standar, gagasan, dan deal kelompok dari mana kita berasal. Bohong besar pula kalau kita merasa boleh berbuat apa saja saat jatuh cinta, dan tidak bisa dimintai pertanggungan-jawab bila perbuatan-perbuatan impulsif itu berakibat buruk suatu ketika nanti. Kehilangan perspektif bukanlah pertanda kita jatuh cinta, melainkan sinyal kebodohan. Cinta membutuhkan proses, Bowman juga menolak anggapan cinta bisa berasal dari pandangan pertama. "Cinta itu tumbuh dan berkembang dan merupakan emosi yang kompleks," katanya.
\u003cb\>\u003c/b\> \u003cdiv align\u003d\"justify\"\>\u003cb\>CINTA BUTUH WAKTU\u003c/b\> \u003cdiv align\u003d\"justify\"\> \u003cdiv align\u003d\"justify\"\>Untuk tumbuh dan berkembang, cinta membutuhkan waktu. Jadi memang tidak mungkin kita mencintai seseorang yang tidak ketahuan asal-usulnya dengan begitu saja. Cinta tidak pernah menyerang tiba-tiba, tidak juga jatuh dari langit. Cinta datang hanya ketika dua individu telah berhasil melakukan orientasi ulang terhadap hidup dan memutuskan untuk memilih orang lain sebagai titik fokus baru. Yang mungkin terjadi dalam fenomena "cinta pada pandangan pertama" adalah pasangan terserang\n perasaan saling tertarik yang sangat kuat-bahkan sampai tergila-gila. \u003cdiv align\u003d\"justify\"\>Kemudian perasaan kompulsif itu berkembang jadi cinta tanpa menempuh masa jeda. Dalam kasus "cinta pada pandangan pertama", banyak orang tidak benar-benar mencintai pasangannya, melainkan jatuh cinta pada konsep cinta itu sendiri. Sebaliknya dengan orang yang benar-benar mencinta, mereka mencintai pasangan sebagai personalitas yang utuh. \u003cdiv align\u003d\"justify\"\>\u003cb\>\u003c/b\> \u003cdiv align\u003d\"justify\"\>\u003cb\>CINTA BERBAGI, TIDAK MENGONTROL\u003c/b\> \u003cdiv align\u003d\"justify\"\> \u003cdiv align\u003d\"justify\"\>Cinta tidak menguasai dan mengalah, tapi berbagi bukan cinta namanya bila kita berkehendak mengontrol pasangan. Juga bukan cinta bila kita bersedia mengalah demi kepuasan kekasih. Orang yang mencinta tidak menganggap kekasih sebagai atasan atau bawahan, tapi sebagai pasangan untuk berbagi, juga untuk mengidentifikasi diri. Bila kita berkeinginan menguasai kekasih (membatasi pergaulannya, melarangnya\n beraktivitas positif, mengatur seleranya berbusana) atau melulu mengalah (tidak protes bila kekasih berbuat buruk, tidak keberatan dinomorsekiankan), berarti kita belum siap memberi dan menerima cinta. \u003cdiv align\u003d\"justify\"\>\u003cb\>\u003c/b\> \u003cdiv align\u003d\"justify\"\>\u003cb\>BUATLAH CINTA ITU KONSTRUKTIF\u003c/b\> \u003cdiv align\u003d\"justify\"\> \u003cdiv align\u003d\"justify\"\>Individu yang mencinta berbuat sebaik-baiknya demi kepentingan sendiri sekaligus demi (kebanggaan) pasangan. Dia berani berambisi, bermimpi konstruktif, dan merencanakan masa depan. Sebaliknya dengan yang jatuh cinta impulsif. Bukannya berpikir dan bertindak konstruktif, dia kehilangan ambisi, nafsu makan, dan minat terhadap masalah sehari-hari. Yang dipikirkan hanya kesengsaraan pribadi. Impiannya pun tak mungkin tercapai. Bahkan impian itu bisa menjadi subsitusi kenyataan. ",1]
);
//-->


CINTA BUTUH WAKTU

Untuk tumbuh dan berkembang, cinta membutuhkan waktu. Jadi memang tidak mungkin kita mencintai seseorang yang tidak ketahuan asal-usulnya dengan begitu saja. Cinta tidak pernah menyerang tiba-tiba, tidak juga jatuh dari langit. Cinta datang hanya ketika dua individu telah berhasil melakukan orientasi ulang terhadap hidup dan memutuskan untuk memilih orang lain sebagai titik fokus baru. Yang mungkin terjadi dalam fenomena "cinta pada pandangan pertama" adalah pasangan terserang perasaan saling tertarik yang sangat kuat-bahkan sampai tergila-gila.
Kemudian perasaan kompulsif itu berkembang jadi cinta tanpa menempuh masa jeda. Dalam kasus "cinta pada pandangan pertama", banyak orang tidak benar-benar mencintai pasangannya, melainkan jatuh cinta pada konsep cinta itu sendiri. Sebaliknya dengan orang yang benar-benar mencinta, mereka mencintai pasangan sebagai personalitas yang utuh.

CINTA BERBAGI, TIDAK MENGONTROL

Cinta tidak menguasai dan mengalah, tapi berbagi bukan cinta namanya bila kita berkehendak mengontrol pasangan. Juga bukan cinta bila kita bersedia mengalah demi kepuasan kekasih. Orang yang mencinta tidak menganggap kekasih sebagai atasan atau bawahan, tapi sebagai pasangan untuk berbagi, juga untuk mengidentifikasi diri. Bila kita berkeinginan menguasai kekasih (membatasi pergaulannya, melarangnya beraktivitas positif, mengatur seleranya berbusana) atau melulu mengalah (tidak protes bila kekasih berbuat buruk, tidak keberatan dinomorsekiankan), berarti kita belum siap memberi dan menerima cinta.

BUATLAH CINTA ITU KONSTRUKTIF

Individu yang mencinta berbuat sebaik-baiknya demi kepentingan sendiri sekaligus demi (kebanggaan) pasangan. Dia berani berambisi, bermimpi konstruktif, dan merencanakan masa depan. Sebaliknya dengan yang jatuh cinta impulsif. Bukannya berpikir dan bertindak konstruktif, dia kehilangan ambisi, nafsu makan, dan minat terhadap masalah sehari-hari. Yang dipikirkan hanya kesengsaraan pribadi. Impiannya pun tak mungkin tercapai. Bahkan impian itu bisa menjadi subsitusi kenyataan.
\u003cb\>\u003c/b\> \u003cdiv align\u003d\"justify\"\>\u003cb\>CINTA TIDAK MELENYAPKAN SEMUA MASALAH\u003c/b\> \u003cdiv align\u003d\"justify\"\> \u003cdiv align\u003d\"justify\"\>Penganut\n faham romantik percaya cinta bisa mengatasi masalah. Seakan-akan cinta itu obat bagi segala penyakit (panacea). Kemiskinan dan banyak problem lain diyakini bisa diatasi dengan berbekal cinta belaka. Faktanya, cinta tidaklah seajaib itu. Cinta hanya bisa membuat sepasang kekasih berani menghadapi masalah. Permasalahan seberat apapun mungkin didekati dengan jernih agar bisa dicarikan jalan keluar. Orang yang tengah mabuk kepayang (berarti tidak benar-benar mencinta) cenderung membutakan mata saat tercegat masalah. Alih-alih bertindak dengan akal sehat, dia mengenyampingkan problem. \u003cdiv align\u003d\"justify\"\>\u003cb\>\u003c/b\> \u003cdiv align\u003d\"justify\"\>\u003cb\>CINTA CENDERUNG KONSTAN\u003c/b\> \u003cdiv align\u003d\"justify\"\> \u003cdiv align\u003d\"justify\"\>Ya, cinta itu bergerak konstan. Maka kita patut curiga bila grafik perasaan kita pada kekasih turun naik sangat tajam. Kalau saat jauh kita merasa kekasih lebih hebat dibanding saat bersama, itu pertanda kita mengidealisasikannya, bukan melihatnya secara\n realistis. Lantas saat kembali bersama, kita memandang kekasih dengan lebih kritis dan hilanglah segala bayangan hebat itu. Sebaliknya berhati-hatilah bila kita merasa kekasih hebat saat kita berdekatan dengannya dan tidak lagi merasakan hal yang sama saat dia jauh. Hal sedemikian menandakan kita terkecoh oleh daya tarik fisik. Cinta terhitung sehat bila saat dekat dan jauh dari pasangan, kita menyukainya dalam kadar sebanding. \u003cdiv align\u003d\"justify\"\>\u003cb\>\u003c/b\> \u003cdiv align\u003d\"justify\"\>\u003cb\>CINTA TIDAK BERTUMPU PADA DAYA TARIK FISIK\u003c/b\> \u003cdiv align\u003d\"justify\"\> \u003cdiv align\u003d\"justify\"\>Dalam hubungan cinta, daya tarik fisik penting. Tapi bahaya bila kita menyukai kekasih hanya sebatas fisik dan membencinya untuk banyak faktor lainnya. Saat jatuh cinta, kita menikmati dan memberi makna penting bagi setiap kontak fisik. Kontak fisik, ketahuilah, hanya terasa menyenangkan bila kita dan pasangan saling menyukai personalitas masing-masing. Maka bukan cinta namanya, melainkan nafsu,\n bila kita menganggap kontak fisik hanya memberi sensasi menyenangkan tanpa makna apa-apa. Dalam cinta, afeksi terwujud belakangan saat hubungan kian dalam. Sedang nafsu menuntut pemuasan fisik sedari permulaan. ",1]
);
//-->


CINTA TIDAK MELENYAPKAN SEMUA MASALAH

Penganut faham romantik percaya cinta bisa mengatasi masalah. Seakan-akan cinta itu obat bagi segala penyakit (panacea). Kemiskinan dan banyak problem lain diyakini bisa diatasi dengan berbekal cinta belaka. Faktanya, cinta tidaklah seajaib itu. Cinta hanya bisa membuat sepasang kekasih berani menghadapi masalah. Permasalahan seberat apapun mungkin didekati dengan jernih agar bisa dicarikan jalan keluar. Orang yang tengah mabuk kepayang (berarti tidak benar-benar mencinta) cenderung membutakan mata saat tercegat masalah. Alih-alih bertindak dengan akal sehat, dia mengenyampingkan problem.

CINTA CENDERUNG KONSTAN

Ya, cinta itu bergerak konstan. Maka kita patut curiga bila grafik perasaan kita pada kekasih turun naik sangat tajam. Kalau saat jauh kita merasa kekasih lebih hebat dibanding saat bersama, itu pertanda kita mengidealisasikannya, bukan melihatnya secara realistis. Lantas saat kembali bersama, kita memandang kekasih dengan lebih kritis dan hilanglah segala bayangan hebat itu. Sebaliknya berhati-hatilah bila kita merasa kekasih hebat saat kita berdekatan dengannya dan tidak lagi merasakan hal yang sama saat dia jauh. Hal sedemikian menandakan kita terkecoh oleh daya tarik fisik. Cinta terhitung sehat bila saat dekat dan jauh dari pasangan, kita menyukainya dalam kadar sebanding.

CINTA TIDAK BERTUMPU PADA DAYA TARIK FISIK

Dalam hubungan cinta, daya tarik fisik penting. Tapi bahaya bila kita menyukai kekasih hanya sebatas fisik dan membencinya untuk banyak faktor lainnya. Saat jatuh cinta, kita menikmati dan memberi makna penting bagi setiap kontak fisik. Kontak fisik, ketahuilah, hanya terasa menyenangkan bila kita dan pasangan saling menyukai personalitas masing-masing. Maka bukan cinta namanya, melainkan nafsu, bila kita menganggap kontak fisik hanya memberi sensasi menyenangkan tanpa makna apa-apa. Dalam cinta, afeksi terwujud belakangan saat hubungan kian dalam. Sedang nafsu menuntut pemuasan fisik sedari permulaan.
\u003cb\>\u003c/b\> \u003cdiv align\u003d\"justify\"\>\u003cb\>CINTA TIDAK BUTA\u003c/b\> \u003cdiv align\u003d\"justify\"\> \u003cdiv align\u003d\"justify\"\>Cinta itu buta? Tidak sama sekali. Orang yang mencinta melihat dan menyadari sisi buruk kekasih. Karena besarnya cinta, dia berusaha menerima dan mentolerir. Tentu ada keinginan agar sisi buruk itu membaik. Namun keinginan itu haruslah didasari perhatian dan maksud baik. Tidak boleh ada kritik kasar, penolakan, kegeraman, atau rasa jijik. Nafsulah yang buta. Meski pasangan sangat buruk, orang yang menjalin hubungan dengan penuh nafsu menerima tanpa keinginan memperbaiki. Juga meninggalkan pasangan saat keinginannya terpuaskan, hanya karena pasangan punya secuil keburukan yang sangat mungkin bisa diperbaiki. \u003cdiv align\u003d\"justify\"\>\u003cb\>\u003c/b\> \u003cdiv align\u003d\"justify\"\>\u003cb\>CINTA MEMPERHATIKAN KELANJUTAN HUBUNGAN\u003c/b\> \u003cdiv align\u003d\"justify\"\> \u003cdiv align\u003d\"justify\"\>Orang yang benar-benar mencinta memperhatikan perkembangan hubungan dengan kekasih. Dia menghindari segala hal yang mungkin merusak hubungan. Sebisa mungkin dia melakukan tindakan yang bisa memperkuat, mempertahankan, dan memajukan hubungan. Orang yang sedang tergila-gila mungkin saja berusaha keras menyenangkan kekasih. Namun usaha itu semata-mata dilakukan agar kekasih menerimanya, sehingga tercapailah kepuasan yang diincar. Orang yang mencinta menyenangkan pasangan untuk memperkuat hubungan. \u003cdiv align\u003d\"justify\"\>\u003cb\>\u003c/b\> \u003cdiv align\u003d\"justify\"\>\u003cb\>CINTA BERANI MENYATAKAN HAL YANG TIDAK DISUKAI\u003c/b\> \u003cdiv align\u003d\"justify\"\> \u003c/div\> \u003cdiv align\u003d\"justify\"\>Selain berusaha menyenangkan kekasih, orang yang sungguh-sungguh mencinta memiliki perhatian, keprihatinan, pengertian, dan keberanian untuk melakukan hal yang tidak disukai\n kekasih demi kebaikan. Seperti seorang ibu yang berkata "tidak" saat anaknya minta es krim, padahal sedang flu. \u003c/div\>\u003c/div\>\u003c/div\>\u003c/div\>\u003c/div\>\u003c/div\>\u003c/div\>\u003c/div\>\u003c/div\>\u003c/div\>\u003c/div\>\u003c/div\>\u003c/div\>\u003c/div\>\u003c/div\>\u003c/div\>\u003c/div\>\u003c/div\>\u003c/div\>\u003c/div\>\u003c/div\>\u003c/div\>\u003c/div\>\u003c/div\>\u003c/div\>\u003c/div\>\u003c/div\>\u003c/div\>\u003c/div\>\u003c/div\>\u003c/div\>\u003c/div\>\u003c/div\>\u003c/div\>",1]
);
//-->


CINTA TIDAK BUTA

Cinta itu buta? Tidak sama sekali. Orang yang mencinta melihat dan menyadari sisi buruk kekasih. Karena besarnya cinta, dia berusaha menerima dan mentolerir. Tentu ada keinginan agar sisi buruk itu membaik. Namun keinginan itu haruslah didasari perhatian dan maksud baik. Tidak boleh ada kritik kasar, penolakan, kegeraman, atau rasa jijik. Nafsulah yang buta. Meski pasangan sangat buruk, orang yang menjalin hubungan dengan penuh nafsu menerima tanpa keinginan memperbaiki. Juga meninggalkan pasangan saat keinginannya terpuaskan, hanya karena pasangan punya secuil keburukan yang sangat mungkin bisa diperbaiki.

CINTA MEMPERHATIKAN KELANJUTAN HUBUNGAN

Orang yang benar-benar mencinta memperhatikan perkembangan hubungan dengan kekasih. Dia menghindari segala hal yang mungkin merusak hubungan. Sebisa mungkin dia melakukan tindakan yang bisa memperkuat, mempertahankan, dan memajukan hubungan. Orang yang sedang tergila-gila mungkin saja berusaha keras menyenangkan kekasih. Namun usaha itu semata-mata dilakukan agar kekasih menerimanya, sehingga tercapailah kepuasan yang diincar. Orang yang mencinta menyenangkan pasangan untuk memperkuat hubungan.

CINTA BERANI MENYATAKAN HAL YANG TIDAK DISUKAI

Selain berusaha menyenangkan kekasih, orang yang sungguh-sungguh mencinta memiliki perhatian, keprihatinan, pengertian, dan keberanian untuk melakukan hal yang tidak disukai kekasih demi kebaikan. Seperti seorang ibu yang berkata "tidak" saat anaknya minta es krim, padahal sedang flu.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting