Kamis, 29 November 2007

Belajar Memaafkan


Belajar Memaafkan
Hidup ini adalah sebuah pembelajaran...
Dan satu hal yang sering kita lupa adalah... memaafkan.

Para Sahabat semua, saya menulis disini bukan sebagai seorang yang sempurna. saya mempunyai sisi lemah dalam hidup ini. saya juga punya pengalaman pahit di hari-hari yang lalu. Pengalaman yang mungkin lebih menyakitkan daripada yang munkin sedang Anda alami...saat ini.

Namun melalui tulisan ini izinkan saya sedikit share dan berbagi cerita... dan juga pengalaman tentang sepatah kata yang bernama.... maaf.

Tentang beberapa istilah atau pernyataan yang rasanya logis... namun pada kenyataannya... kok ndak begitu...

1. Kalau dia salah, ya dia minta maaf
saya ga salah, buat apa saya minta maaf. Gengsi ah. Biar dia tahu diri dong. Enak aja...
Sebuah kalimat, yang terdengarnya wajar... dan logis.

Namun perlu disadari memang itulah harga sebuah gengsi. Harga sebuah hubungan baik... seringkali mesti dibayar dengan satu hal yang namanya gengsi. Kita mesti mengikis apa yang disebut harga diri dan juga keangkuhan.

Hubungan baik dan gengsi itu berbanding terbalik. Anda harus mengorbankan salah satu, untuk memperoleh yang lainnya.

Dalam banyak pertengkaran dan clash... kesalahan umumnya tidak cuma ada di salah satu pihak. Kebanyakan dua pihak melakukan kesalahan... meski mungkin kadarnya tidak seimbang.

Yang sering jadi masalah itu karena kedua pihak sama-sama tidak merasa bersalah... berpikir bahwa orang lainlah yang sepantasnya datang kepada dirinya dan minta maaf. Dan sebagai akhir... tidak ada titik temu. Pertengkaran tidak berakhir.

Para Sahabat semua, mulailah dengan berkata, maaf... meski mungkin Anda tahu Anda tidak benar-benar bersalah. It's really better for your heart. Ingat bahwa salah satu kunci untuk hidup bahagia adalah: melepaskan diri dari perasaan marah dan dendam.

saya belajar menerapkannya, dan saya... lebih bisa merasa damai, (Walau sangat berat untuk memulainya)

Untuk orang-orang yang bahkan belum meminta maaf atas kesalahannya saya tetap berpikir, saya memaafkan mereka. Mungkin aja mereka ngga sadar atau belum tahu kalau mereka itu salah.

Satu contoh satu tindakan tidak etis dalam blog dan jurnalistik adalah meninggalkan makian di blog dengan nama anonymous. Tanpa penulis tahu... ia mendapat cercaan karena perbedaan pendapat.

Namun sekali lagi, belajar untuk bisa memaafkan. Mungkin mereka hanya... belum tahu kalau hal seperti itu tidak baik adanya.

2. saya mau balas dia supaya dia sadar dan berubah

Alasan yang terkesan heroik dan baik. saya melakukannya untuk kebaikan dia. Supaya dia bisa bertobat dan jadi lebih bener. Waw...

Namun sayangnya dalam banyak hal, perkataan semacam ini lebih sering untuk memuaskan keinginan diri sendiri daripada orang lain.

Secara sadar maupun tidak, manusia itu punya kecenderungan untuk merasa puas jika ia berhasil mempengaruhi orang lain. Dalam teori kepemimpinan, ini disebut dengan needs of power. Keinginan untuk dituruti.

Pembalasan bukanlah jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah.

Andatidak akan menjadi orang yang terlalu pengecut dengan tidak membalas perbuatan jahat yang orang lain lakukan kepada km. Kasihilah orang lain, meski Andatahu mereka berbuat jahat kepada kamu. Mulailah dengan memaafkan... bukan dengan menuntut sebuah perubahan.

3. Waktu akan menyembuhkan luka hati
Biar waktu yang bicara. Hmm, terdengar bijak dan hebat. Waktu memang akan memulihkan semua kebencian dan dendam... jika diawali dengan kesediaan untuk membuka diri dan hati. Untuk mau memaafkan.

Waktu tidak akan membuat hubungan menjadi pulih... tanpa adanya kesediaan untuk memaafkan. Waktu hanya akan mengorek luka semakin dalam dan membuat semua perasaan semakin tak karu-karuan.

Jangan pernah berpikir bahwa waktu cukup untuk menyembuhkan. Kesediaan untuk memaafkan... itulah yang pertama-tama harus ada. Bukan sekedar mengharap... waktu bicara.

Andai semua orang mau meminta dan bisa untuk memaafkan, pasti akan tercipta kedamaian di dunia ini, khusnya di negera ku indonesia.kalau saya salah mohon dimaafkan, tapi jika ingin memberi masukan dan saran harap kirim ke erwinarianto@gmail.com

"Memafkan itu indah... tetapi meminta maaf itu lebih indah"
Dalam Perenungan, Minta maaf yuk...
Cikarang, 27 November 2007
Erwin Arianto
Find me on friendster http//www.friendster.com/erwinarianto

Hati-hati dalam berucap


Hati-hati dalam berucap
Kata-kata... sesuatu yang mungkin terkesan biasa. Mungkin kadang2 terkesan
tiada artinya. Hanya basa basi...

Apalagi toh, Saya orang yang "tadinya" selalu berpikir bahwa bekerja itu
lebih penting daripada sekedar ngomong doang. Lebih baik tenang2 tapi
menghanyutkan. Daripada yang beriak-riak namun tak dalam...

Namun perlahan waktu mengajar saya... bahwa berkata-kata itu penting... dan
krusial...

Melalui kata2 kamu bisa memotivasi seseorang.
Melalui kata-kata itu juga... pula kamu bisa menghancurkan hidup seseorang.

Dan efeknya.... LANGSUNG.

Perbuatan memang bisa berdampak. Dan efeknya bisa lebih besar dari sekedar
ngomong. Namun dalam banyak hal... perbuatan atau teladan... umumnya
mempunyai efek yang non-direct. Yang ga instan. Yang lebih lambat daripada
yang namanya... perkataan.

Dalam posisi seseorang di bawah tekanan, kata-kata netral pun bisa
diasumsikan sebagai serangan. Apalagi kalau kata2 itu yang jelas2 bernada
menyerang...

Saat Saya udah begitu cape bekerja keras untuk sebuah perusahaan. Namun
mendadak, sang presiden perusahaan datang padaku dan memberi reinforcement
negatif yang bertubi-tubi...

Anda seharusnya berterima kasih uda dikasih kesempatan bertahan disini...
Dasar perusahaan tidak tahu terima kasih. Itulah yg terkdang saya pikir dlm
hati...

Yah ada kalanya juga Saya mengucapkan kata2 yang semestinya bernada netral,
bernada memberitahu utk kebaikan, atau sekedar bercanda... namun konteksnya
salah. Yah jadinya... salah paham...

Saya: woii kerja2. Wakaka... main muluu ( dengan nada bercanda dan rileks
tentunya)
seorang teman : loe apaan sih kok nyolot banget.
saya: hah? (bingung)
seorang teman : Gw dah gede kok. Bisa ngatur diri sendiri. Ga usah loe kasi
tahu githu. Rewel...
saya: menggumam dlm hati... ( salah bicarakah aku?)

Ternyata, saat itu dia lagi dalam tekanan. Lagi stress. Cape... dan
sayangnya saya engga tahu. Jadilah emosinya tersulut.

Kisah lain... sebuah kata2 yang Saya maksudkan untuk menghibur... eh malah
jadinya terkesan sombong. :s :s... Masalahnya ya sama... Sang manusia
penerima pesan tidak dalam kondisi baik untuk menerima nasihat dan ajaran.
Yah jadilah... salah paham.
Menjalin hubungan itu tidak mudah. Memahami perasaan orang lain itu nda
mudah. Sehati-hati apapun aku berucap toh nyatanya masih ada aja kata2 yang
disalah mengerti. Kesannya kok malah jadi engga baik.

Yah yang pasti aku akan terus berusaha. Saya cuma percaya bahwa selama tidak
ada niat jahat... nda ada niat mencelakakan atau niat lain yang aneh2...
masih akan bisa berakhir baik kok.

Mohon maaf jika ada salah kata di postingan ini. Yup, I really mean it.
kritik saran ditunggu di erwinarianto@gmail.com

Di hampar luas padang ilalang


Di hampar luas padang ilalang
Semilir Bayu datang menghembus
Membawa kabar sang belalang
Menghanyut hati dalam waktu yang lurus

pada ujung tepi sang ilalang
Tertumpu titik-titik embun
Pada kumpulan rindu daun-daun
meyakinkan asa teringini datang

Hembus mesra sang angin
mengecup cinta kening sang embun
terkepak sayap bidadari
Menggapai gemintang menghimpun

asa yang menggebu
bergelora untuk dapat menyatu
Menggapai rasa memadu Nuansa
Menapaki ribuan rintang menyerbu
Menuju jalan bahagia bersama

Dalam Perenunganku, Untuk Perempuanku
Cimanggis-Kelapa dua Depok 27 November 2007 22:06
ErwiN Arianto
http://erwinarianto.multiply.com

Tapal-tapak angin di atas Mega


Tapal-tapak angin di atas Mega
Awan lembut Ditarik tangan langit
hujan tiba menjelma tirai-tirai panjang
menghembus cahaya kilat terang

Hanya lapang ladang petualang
Bermain diantara ribuan ilalang
Menguapkan luka duka cempaka
terucap kidung dimulut pendoa

Mahluk-mahluk berhidung mawar
membawa sitar berterang penuh sinar
Memencarlari ke sebuah belukar
Mencari Asa hati terpendar

Engkau ricik air di sebuah danau
Menjelma rintik-rintik cahaya
menyeka embun di matanya
teriris lagu hati suara sengau

Bidadari sedang terluka
Sekeping sayatan di sayap tak terbang
membuat luka sayap tak henti meradang
bertanya kankah Terhenti kisah Tersembunyi kita
dibisik kata-kata kita mencari makna semua
Berharap kan mengerti makna yang ada

Dalam Perenunganku, Krikil-krikil cinta
Cimanggis-Kelapa dua Depok 26 November 2007 22:06
ErwiN Arianto

Menikmati setitik malam di cikini


Temaram senyum sang bulan
manawarkan aroma sebuah lamunan
menemani kami sepasang pencinta
menyatu cinta berpadu rasa

Menikmati setitik malam di cikini
Menghirup aroma Nikmat bubur ini
Membawa rasa memadu ingin dan asa termiliki
Berbagi cinta tak terwakili

Kala sang kereta besi melintas
menyatu dua ingin dalam batas
Menjelma rintik-rintik cahaya
Memberi nuansa sahdu kita berdua

mengalir Lagu orkestra nan sahdu
dari irama lalulang kendaraan terdengar merdu
Membawa ku menikmati wajahmu yang ayu
yang selalu mengisi ruang kalbu

Bersama musisi jalananan malam itu
Ku nyanyikan sebuah lagu rindu
Setitik malam ini adalah milik kita
tak ingin kisah ini terlupa
Berharap untuk selamanya terus bersama

Dalam perenunganku, Hanya menulis saja
Depok, 26 November 2007, 21:56
Erwin Arianto
Baca puisi ini di http://www.kabarindonesia.com

Selasa, 27 November 2007

Bila cintaku bertasbih


Bila cintaku bertasbih
ku panjat doaku padaMu ya Allah
ku panjat cintaku abadi semoga tidak akan hilang

cintaku pada Rasul.
cintaku pada ilmu
cintaku pada kesejahteraan
cintaku pada kekasih dunia akhiratku...
cintaku bertasbih terus bertasbih

la illaha illallah...........muhammadar rasullullah
Ya Allah Ya Rahman.. Ya Rahim
bawalah cintaku ini dalam tasbih zikruallahMu
dan abadikan juga jodohkanku dengan cintaku yang satu ini
berkatilah kami dan rahmati kami
dengan rezeki dan juga kebahagiaanMu


Dalam perenunganku, mencoba berzikir pada MU ya Allah
Depok 26 November 2007 15:36
Erwin Arianto

Tentang sebuah kata bernama etika


Tentang sebuah kata bernama etika
Pertama-tama, izinkan saya menyampaikan sebuah perumpamaan yang isinya begini...

Di sebuah rel kereta yang masih aktif, ada sekumpulan anak-anak yang bermain. Mereka bermain dengan gembira tanpa menyadari bahwa sesungguhnya mereka ada dalam bahaya. Di bagian lain, ada rel kereta yang tidak aktif. Dan disana hanya ada satu anak yang bermain. Dia dalam posisi aman, karena toh rel kereta itu udah tidak terpakai lagi.

Suatu ketika kereta datang dan melaju begitu kencang.

Ok... stop sejenak.

Bayangkan seandainya di saat itu Anda ada di posisi pemindah jalur kereta.

Dan Anda punya dua pilihan:
1.) Membelokkan kereta itu ke jalur tidak aktif
Pertimbangan: untuk menyelamatkan mayoritas anak-anak yang salah namun resikonya Anda mengorbankan satu anak yang tidak salah.
2.) Membiarkan kereta itu melaju apa adanya.
Pertimbangannya: anak yang benar tidak boleh dikorbankan hanya demi teman-temannya yang salah.

Dalam posisi semacam itu. Keputusan mana yang Anda ambil?

Pikirkan... dan renungkan.

Yup, ada sekelompok orang yang berdasar etika dan logikanya memilih nomer 1, alasan demi menyelamatkan banyak anak... meskipun mereka salah.

Ada pula orang yang memilih nomer 2... dengan pemikiran yang benar tetep mesti dijunjung tinggi... meskipun hanya sedikit.

Jadi, mana standar yang benar? Atau paling nda... yang lebih benar??
Pemilih (1) toh akan merasa benar karena menyelamatkan banyak orang.
Pemilih (2) juga akan merasa benar karena menyelamatkan orang yang benar.

bingung....

Semua memang sangat rancu... sebuah keputusan tidak bisa begitu saja dibilang benar atau salah.

Semua keputusan tentu ada baik dan ada buruknya. Dan Anda tidak akan pernah bisa men-judge yang satu ini pasti lebih baik daripada yang lain. Anda nda bisa berkata keputusan (1) lebih etis dari yang kedua... ataupun sebaliknya.

Yah... sebuah problema yang bernama... ETIKA...

Dari perumpamaan sederhana di atas, ada satu hal yang ingin saya tekankan, yaitu...
Anda tidak bisa... dan tidak aka pernah bisa... menetapkan standar etika yang benar dan baku pada semua orang...

Sebagai implikasinya, Anda juga tidak akan pernah bisa... begitu saja menganggap/menuduh orang lain tak punya etika, atau melanggar apa yang disebut etika.

Karena toh memang setiap orang itu... punya standar yang BERBEDA...

Belajarlah menerima dan memahami pemikiran orang lain...
Belajarlah berpikir positif dan mencoba mengerti...

Berhentilah untuk menjudge... orang seperti ini pelanggar etika. Orang seperti ini etikanya parah.

Nah yang jadi pertanyaannya:
Etika yang mana??

Etika siapa??

Karena toh... Standar etika adalah rancu.

Apakah yang dipercayai orang banyak adalah yang benar??
Apakah yang dipercayai oleh penguasa adalah yang benar??

Belum tentu...

Jika diukur melalui sebuah standar, Anda mungkin saja benar dan Anda toh melakukan sebuah tindakan yang wajar.

Jika diukur melalui standar yang beda, mungkin saja Anda dinilai sebagai pelanggar etika. Mungkin saja Anda adalah orang yang tidak tahu diri, tidak tahu tata krama...

Who knows?

Ok, saya coba berikan sebuah contoh... yang lebih realistis...

Satu orang mungkin beranggapan bahwa menunjukkan kesalahan orang secara blak-blakan di hadapan publik adalah sah dan etis. Kalau hal semacam itu nda etis, untuk apa jadinya ada hal2 seperti tajuk rencana atau surat pembaca??

Hal semacam ini umum diterapkan di negara2 liberal. Sistem di Singapura ini juga sedikit banyak bercampur hal2 ini. Blak2an untuk serang menyerang saat Annual General Meeting... saat kampanye pemilihan presiden... de el el.

Ada pula tipikal orang yang tidak mau terang2an... Gak mau ngomong langsung. Namun berbuat jelek di belakang... ngomongin jelek di belakang. Ini didasarkan pada pertimbangan menjaga agar orang tidak sakit hati di depan umum. Sistem seperti ini umumnya diterapkan di negara2 timur.

So, mana yang melanggar etika?! Standar mana toh yang lebih benar?

Mana yang salah?

Orang pertama... karena tidak tahu diri mempermalukan orang di depan publik??
Atau orang kedua... karena tidak mau terus terang dan diam-diam saja... bukannya itu sama saja menikam dari belakang??

Jadi mana yang tidak sopan? Mana yang berpikir aneh?!

Orang tipe pertama akan berpikir orang kedua aneh dan kejam.
Orang tipe kedua akan berpikir orang pertama aneh dan kejam.

Kalau saja satu orang "keukeuh" pada pendiriannya, maka ia akan selamanya menganggap orang lain itu aneh dan tidak etis.

Jika satu orang juga berpegang pada satu standar etika... ia akan mudah terpancing emosi dan berkata pada orang yang berbeda pandangan dengan kata-kata...
"Anda rancu. Gak punya etika..."

Tentang sejauh mana... sebuah perkataan akan dianggap menyinggung?
Tentang sejauh mana... sebuah tindakan dianggap melanggar batas?
Seperti apa... sikap yang disebut tidak menyenangkan?

Sampai batas inikah? Atau itukah?

Sebenarnya siapa sih yang berhak memberi batas?!?

Saya mungkin berpikir bahwa tidak membalas SMS adalah hal yang tidak sopan.
Ada yang beranggapan... ach itu kan biasa.

Saya mungkin berpikir bahwa datang terlambat tanpa memberitahu adalah kurang ajar.
Ada yang beranggapan... itu biasa kok.

Saya mungkin beranggapan... orang masuk ke kamarku tanpa mengetuk pintu itu gak sopan
Ada mungkin yang beranggapan... ach, kita kan teman...

Saya mungkin bisa menerima, kalo orang secara blak2an kasih tahu kesalahanku, dengan cara2 tertentu
Ada mungkin yang beranggapan... iih kurang ajar deh, emang Anda sapa

Bagi setiap orang... apakah standarnya serupa??
Batasan setiap orang untuk sebuah hal adalah berbeda... dan selalu akan berbeda...

Dalam keadaan stabil dibanding keadaan emosi
Standar seseorang pun bisa berubah

Apalagi pada orang yang beda...

Yah jadi kembali kepada intinya...
Belajarlah untuk mengerti...
Belajar untuk menerima...
bahwa setiap orang berbeda...

Bahwa banyak hal-hal di dalam hidup ini. Antara yang etis ataupun yang bukan...

bukanlah untuk dipaksakan...
bukanlah untuk ditekankan

tapi untuk DITERIMA... apa adanya...

"Tetapi saya tetap yakin anda tetap memerlukan etika... karena etika adalah hal kecil yang akan membuat anda menjadi orang besar"


Bagaimana kita memperlakuakan orang lain, sama dengan kita kita

bagaimana membuat Seseorang dapat dihargai dalam suatu pergaulan .. dimana
dengan hanya berjalan tanpa berbuat apa apapun orang sudah memandang dan
suka kepada anda...

menurut fikiran saya beberapa hal yang harus kita lakukan dalam diri untuk
menambahkan, sikap kharisma anda dan mempunyai Banyak teman adalah...

1. ramah dan murah senyum (Semua orang akan merasa senang bila kita
tersenyum, tidak percaya coba deh)
2.Ihkhlas dan jujur
3.Merendah diri dan berbudi bahasa yang santun
4.Jangan sombong
5.Senang Membantu
6.Jangan Memanfaatkan Kebaikan Orang lain
7.Pandai Membawa diri... dan sifat "cair" atau mudah menyesuaikan diri dalam
keadaan apapun
8.Menghargai dan Menghormati sesama tanpa memandang siapa lawan bicara kita
9.tanamkan sifat kasih sayang dengan sesama
10.Percaya diri

Merubah sikap kita dengan mencoba seperti yang saya coba ungkap kan diaatas
adalah untuk kepentiangan kita sendiri. Karena dalam kehidupan ini akan
berlaku azas timbal balik.... jika kita ingin dihargai dan dihormati kita
harus memulai menghormati orang lain dahulu...

ayo hargai diri kita.. jangan mengharap orang lain menghargai kita...
sebelum kita menghargai diri kita sendiri dan menghargai orang lain... bila
ada tulisan yang kurang berkenan ditunggu saran dan kritik ke
erwinarianto@gmail.com

"Bagaimana kita memperlakuakan orang lain, sama dengan kita kita
diperlakukan orang lain"

Dalam perenungan, ayo saling menghormato
Cimanggis, Depok 27 November 2007 8:45
Erwin Arianto
See my profile on http://profiles.friendster.com/erwinarianto

Jumat, 23 November 2007

Garis cakrawala adalah bayangan hampa

Garis cakrawala adalah bayangan hampa
Memancar sinar mutiara katulistiwa
Mimpi-mimpi Sempurna datang menghampiri
Sampurnakan pertemuan rasa menggapai mimpi

Hampar luas mega terbentang
Memberi ruang gerak tak terbatas
Menggapai bintang tertinggi diatas
Menerangi bumi dengan cahaya terang

Percikan rasa menyapu nuansa
Menatap diantara yang akan
tuk memberi pencerahaan
Wujudkan angan dan asa

Dengan semangat tersimpan
Dengan tekat tertanam
Kubaktikan semua termiliki
Kepada negeri tercinta ini

Dengan harap menggebu
Menderap langkah kaki tertuju
Demi kejayaan tanah ku tercinta
Tanah Tercinta Indonesia

Dalam Perenunganku, Untuk PKAB (http://pkab.wordpress.com) Berjuang terus sahabat
Depok, 23 November 2007 21:56
Erwin Arianto
Find My Article on http://www.kabarindonesia.com

Bagaimana menghadapi orang lain?


Bagaimana menghadapi orang lain?

Keunikan manusia yang kita temui di sekeliling kita kadang2 membuat kesukaran tersendiri baik bagi kita yang menghadapi mereka maupun sebaliknya.

Setiap hari kita membuat penilaian tentang orang yang kita jumpai baik berdasarkan penampilan fizikal, pola pembicaraan atau kesan pertama kita terhadapnya. Selain itu kita juga mempunyai penilaian tentang diri kita sendiri. Contohnya, jika kita sering diberitahu, “Engkau tidak akan mengetahui”, kita lalu membuat penafsiran bahawa kita dianggap bodoh.

Andaian yang muncul tentang diri kita sendiri boleh menyulitkan kita dalam menghadapi orang lain. Jadi orang lain tidak selamanya merupakan sumber kesukaran, satu-satunya.

Anggapan mengenai orang lain dapat menyulitkan kita sendiri. Biasanya, tingkah laku kita menunjukkan anggapan kita. Misalnya: kita cenderung memberikan reaksi terhadap cara berpakaian orang lain. Saat kita melihat seseorang dengan pakaian yang “seadanya” maka kita menganggap bahawa orang tersebut adalah orang yang “biasa-biasa saja” atau dengan kata lain bukan orang yang kaya. Maka cara kita memperlakukan mereka pun juga “seadanya”.

Tetapi apabila kita bertemu dengan seseorang yang memakai pakaian yang “mewah/ ekslusif” maka kita cenderung beranggapan bahawa orang tersebut adalah orang yang “berada” dan perlakuan kita pun terhadapnya akan jelas berbeda. Padahal menilai orang hanya dari penampilan fizikalnya saja sangat tidak bijaksana.

Anggapan kita mengenai orang lain dapat menciptakan atau merubah orang lain yang sebenarnya tidak ada. Dengan dipengaruhi oleh “keyakinan” kita sendiri dan diperkuat oleh “persepsi” mengenai orang lain, kita dapat membuat keputusan yang dapat menimbulkan masalah yang sesungguhnya tidak ada. Inilah problem dengan aanggapan mengenai orang lain. Mustahil memang untuk tidak membuat anggapan mengenai orang lain, tetapi tidak bijaksana untuk tidak menguji aanggapan2 tersebut.


Menilai diri kita sendiri.

Aanggapan kita tentang orang lain hampir selalu dipengaruhi oleh penilaian kita mengenai diri kita sendiri. Bagaimana pun anggapan mencakupi berbagai hubungan, apakah itu dilakukan dari jarak jauh atau dari jarak dekat, dan hubungan meliputi diri kita sendiri dan orang lain. Kita dapat membuat anggapan hanya tentang orang lain dari perspektif kita sendiri yang sering diwarnai oleh diri kita tentang diri kita sendiri.

Contohnya seorang akan selalu mengalami kesulitan jika rakan kerjanya melakukan pekerjaan yang menurutnya tidak sempurna (tidak seperti yang ia harapkan). Ia akan menjadi kepayahan bagi rakan kerjanya, demikian pula rakan kerjanya akan menganggap orang tersebut adalah orang bermasalah.

Strategi menghadapi orang lain.

Kita tidak dapat menghapuskan masalah kerana merupakan sebahagian dari dunia yang kita diami. Tetapi kita dapat menguranginya dengan memandang diri kita sendiri dan dengan berusaha memahami orang lain. Menangani orang bermasalah adalah tugas rangkap dua: kita harus menimbulkan kesadaran pada diri kita sendiri dan kesadaran pada orang lain.

- Periksalah aggapan kita sendiri tentang orang lain dan penilaiannya mengenai orang lain maupun mengenai kita.

- Penilaian kita kadang merupakan akibat pengalaman baik pengalaman yang benar maupun yang tidak benar, tergantung bagaimana kita menyelesaikannya.

Selalunya cara penilaian merupakan keturunan dari “keyakinan” yang ditanam di dalam diri kita oleh orang tua, saudara, guru dsb. Kunci untuk membuka suatu anggapan ialah dengan bertanya “Apakah kita telah memeriksanya dengan pertimbangan yang dewasa?” Jikalau kita tidak memeriksanya dan mempertimbangkannya secara dewasa, maka penilaian atau anggapan tersebut adalah penilaian kurang yang ada dalam diri kita. Dan asumsi tersebut lebih sukar kita kendalikan dibandingan dengan penilaian kita sendiri.

- Sebagaimana penilaian, motivasi juga harus dimunculkan untuk disadari. Jangan menganggap atau menduga sesuatu tanpa alasan, hal itu tidak ada gunanya dan kita dapat terperangkap dalam gambaran yang palsu mengenai suatu hubungan yang dapat menimbulkan kesalahpahaman ya

Pada padang rumput terhampar


Mentari pagi menyinari bumiku
Memberi hangat sapa pada semesta
Menghapus dingin membeku
Memberi kesegaran aroma jiwa

Pada padang rumput terhampar
Ilalang tumbuh merakah
Tertiup angin berputar tak sudah
Membawa senyum kalbu bergetar

Pagi yang manja mempertemukan embun dan ilalang
Suatu kisah indah tak akan hilang
Ruang waktu yang memisahkan
Menutup ruang gerak pada sang angin

Melukis sebuah Angan
Dalam relung kalbu yang pernah membeku
Terurai rasa yang semakin mendalam
Rasa ini setinggi-tinggi nirwana

Cinta kau harus ampuni aku atas semua yang lalu
Kau lah embun segar pagi hari
Kuingin memulai dengan setia ku
Biar ku mulai dengan kesungguhan ini

Dalam perenunganku, Untuk perempuanku
Depok 23 november 2007 22:21
Erwin Arianto
Lihat puisi ku di http://erwinarianto.co.nr

Jangan tanya aku

Jangan tanya aku

Jangan tanya aku mengapa mereka kini menjadi lebih sering tersenyum
Jangan tanya aku mengapa mereka kini menjadi lebih ceria
Jangan tanya aku mengapa mereka bisa lebih menikmati hidup
Jangan tanya aku bagaimana mereka bisa senantiasa tertawa bahagia
Jangan tanya aku kenapa mereka bisa menghadapi tekanan dalam beraneka
situasi sulit
Jangan tanya aku...

Karena itu bukan semata-mata karena aku
Bukan semata-mata karena aku sering berada di dekat mereka
Bukan semata-mata karena aku memberikan pengaruh pada mereka

Kebahagiaan muncul di dalam diri mereka
bukan semata-mata karena apa yang aku tuliskan

Kebahagiaan bisa muncul
dari bagaimana cara mereka menatap hidup

Kebahagiaan bisa muncul
karena mereka mau percaya bahwa mereka bisa

Kebahagiaan bisa muncul
karena mereka mau percaya bahwa hari esok masih ada

Kalaupun mereka berkata semua itu karena aku

Aku tidak sepenuhnya merasa begitu

Karena pada dasarnya
Kebahagiaan adalah keputusan mereka sendiri

Itu terserah mereka
Apakah mereka mau memilih untuk bahagia
atau nelangsa?

Aku disini hanya bisa turut tersenyum
Karena melihat mereka bisa tersenyum

Aku disini hanya bisa turut tertawa
Karena melihat mereka bisa tertawa

Sungguh
Ini semua bukan karena aku hebat
Bukan karena aku pandai
Bukan karena aku kuat

Aku juga hanya manusia biasa

Namun aku percaya
Itu semua bisa terjadi
karena ada sesuatu yang memberi pengaruh dalam hati mereka
karena ada Tuhan yang memberikan kesejahteraan bagi mereka

sahabatku,
hanya ingin berbagi tentang apa yang kupikirkan
Hanya ingin meringankan beban para sahabat
hanya ingin berbagi dengan para sahabat
Hanya ingin menambah sahabat dan terus bersahabat

Maafkan bila banyak tulisan ini yang menyinggung dan menyakiti
aku berharap Kalian terus tetap berbahagia
Dan bermimpi menmbuat dunia lebih baik dengan sedikit pemikiran
dari orang yang kurang berilmu ini

Semoga Indonesia dan dunia menjadi lebih baik.....
Dalam perenungan, Hanya berfikir dan bercerita dan berbagi dengan sahabat
Cikarang, 22 November 2007, 12:00
Erwin Arianto
Http://erwinarianto.co.nr

Alasan itu selalu bisa dibuat, kan?


Alasan itu selalu bisa dibuat, kan?

Akan selalu saja ada alasan untuk melogiskan sebuah penolakan.
Akan selalu saja ada alasan untuk melakukan sesuatu yang tidak baik.
Akan selalu saja ada alasan, untuk sebuah kejahatan... jadi "seolah-olah" benar. Yah jadi "seolah-olah" tepat.

Kenapa kamu kok ga dateng ke meeting ini?
Duuuh sibuk, kurang enak badan, kecapean, de el el...
Kamu ini nampaknya bener2 sibuk kerja sekali ya?
Yah begitulah
Tapi kok masih sempet jalan2, chatting, ngobrol?!?

Contoh lain....
Kenapa kok kamu ga masukin orang ini dalam teammu?
Dia ga punya pengalaman apa2, kita kan perlu orang yang memenuhi kualifikasi dong.
Orang yang ini sangat capable kok, kenapa kamu ga terima?
Yah qta kan mau berikan kesempatan pada orang2 baru.

Kenapa kok kamu berbuat begitu "kejam" ke orang itu?
Ini demi kebaikan dia kok. Supaya dia sadar akan kesalahannya...

Kenapa kok kamu sering banget datang telat?
Bus macet, kesiangan banyak kerjaan jadi begadang sampai pagi, dan beraneka alasan lainnya.

Sebuah alasan bisa saja logis dan bisa diterima akal sehat ketika sekali dua kali alasan itu disampaikan. Setelah itu jika kesalahan serupa masih terjadi berarti masalahnya bukan alasan. Masalah dah ada di tingkat karakter...

Bahkan untuk hal2 yang jelas salah, mungkin aja kalo mau dirasionalisasi dan dilogiskan bisa kok...

Kenapa kok kamu mencuri barang orang? Itu kan dosa...
Dia terlalu kaya. Saya melakukan ini demi pemerataan pendapatan dan keadilan sosial.

Kenapa kok kamu membunuh?
Saya tolong orang itu supaya cepat bertemu dengan Tuhan-Nya.

Kenapa kamu berpoligami?
Ini untuk mengetes kesetiaan dan kemurnian hati pasangan saya.

dan lain-lain... dan lain2...

Semuanya relatif... Meski sesungguhnya untuk sesuatu yang salah tetap haruslah salah adanya...

Sikap yang tidak komit tetaplah tidak komit. Itu ada di masalah karakter... Masalah ada di dalam diri orang, bukan di luar...

Perkara menolak tetaplah menolak...
Betapapun kita mencoba merasionalisasi segala sesuatu menjadi terasa logis. Mencari-cari alasan sedemikian rupa sehingga kelihatan valid dan objektif. Tetap saja sisi subjektivitas pastilah ada... Tidak mungkin dipungkiri, itu wajar dan itu normal kok. Bukan untuk disembunyikan... tp faktor itu toh masih mungkin untuk ditekan.

Ketika kamu berpikir bahwa kamu sudah cukup objektif dalam menilai orang, yah biasanya saat itulah kamu sama sekali bersikap tidak objektif.

Terkadang saya bertanya kenapa yah ngga banyak orang mau mengakui kelemahan diri... dan berkata...
Ini salah saya, saya akan memperbaiki diri dari posisi yang ada sekarang.. Saya keliru, maafkan saya. Yah memang jarang ada kata2 semacam itu yang diucapkan dengan tulus, bukan sekedar basa-basi untuk menarik simpati.

Kenapa sih ya manusia harus mencari alasan?

Yah, mungkin saja karena memang manusia itu tak pernah mau disalahkan... Lagian, untuk setiap kesalahan... alasan itu selalu bisa dibuat, kan?? seperti keadaan kepemimpinan dan masyarakat indonesia saat ini sering membuat alasan untuk membenarkan yang salah... ayo kita mulai gerakan kembali ke hati nurani, untuk diri sendiri, masyarakat, dan bangsa indonesia....mari sukses bersama...

"lebih baik mengakui kelemahan dan kesalahan untuk diperbaiki, daripada menutupi yang akan membodohkan kita terus...."

" Ayo akuilah kelemahan kita untuk kebaikan kita, Beranilah berkata jujur walau itu menyakitkan"


Kamis, 22 November 2007

Kemana engkau akan melangkah


Kehidupan dunia terkadang membuat kita lupa akan hakikat untuk apa kita ada,
untuk apa Allah menciptakan kita. Allah menciptakan kehidupan ini sebagai
ujian dan Allah telah menyiapkan balasannya. Kehidupan dunia ini seperti
persinggahan sementara sebelum ke kampung akhirat.

Mengapa dan untuk apa kita ada?
Saudaraku, yang semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadamu …
Pernahkah kita merenungkan mengapa kita ada? Mengapa kita hidup di dunia
ini?
Apakah kerena keinginan dan rencana-rencana kita sehingga kita ada? Tidak,
kita tidak mungkin dapat menginginkan dan merencanakan karena kita belum
ada.
Lalu, apakah karena keinginan dan rencana kedua orang tua kita? Bukan juga,
berapa banyak pasangan suami istri yang menginginkan dikarunia anak tetapi
belum juga diberi. Adanya kita bukan atas kehendak kita, bukan juga karena
kehendak orang tua kita, lantas atas kehendak siapa?

Allah ta'ala menjelaskan dalam Al-Quran yang mulia

"Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur),
maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah,
kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari
segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami
jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki
sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai
bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan,
dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang
dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi
sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya" (Al-Hajj: 5)

Ya, adanya kita, adanya manusia, adanya jin, adanya alam semesta ini karena
kehendak dan rencana Allah. Lantas, adanya kita tentu bukan karena Allah
kurang kerjaan, iseng, atau hanya main-main saja, Allah menegaskan hal ini
sebagaimana firman-Nya

"Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara
keduanya dengan bermain-main" (Al-Anbiya: 16)

Allah menerangkan bahwa Dia ingin menguji para hamba-Nya, siapa yang taat
dan siapa yang durhaka, jadi kehidupan di dunia kita adalah untuk ujian!
Sadarkah kita? Mengapa kalau UAN, kalau SPMB, begitu disiapkan dengan betul,
sementara ujian yang paling besar terkadang kita lupa, atau pura-pura lupa,
atau yang lebih parah lagi kelau kita tidak tau bahwa hidup kita untuk
diuji! Mereka hidup seperti binatang, mereka hanya mengenyangkan perut dan
apa yang di bawahnya, mengumpulkan harta, berbangga-bangga dengan dunia,
lalu mati! Allah menjelaskan

"[Dialah Allah] Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu,
siapa di antara kamu yang paling baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi
Maha Pengampun" (Al-Mulk:2)

Saudaraku, yang semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadamu …
Betul bahwa kehidupan adalah ujian kita, Allah akan menguji kebaikan amalan
kita. Mengapa Allah tidak mengatakan yang paling banyak amalnya? tetapi
Allah mengatakan yang paling baik amalnya. Dijelaskan oleh Fudhail bin Iyadh
bahwa yang paling baik amalnya adalah yang paling ikhlas dan yang paling
sesuai dengan contoh karena amalan tidak akan diterima kecuali ikhlas karena
Allah dan sesuai dengan contoh Nabi shalallahu'alaihi wa sallam. Kalau
begitu, penting sekali seseorang harus ngaji, harus belajar ilmu syar'i
karena tidak mungkin kita mengetahui materi ujian, mengetahui apa-apa yang
dilarang dan apa-apa yang diperintahkan kecuali dengan menuntut ilmu syar'i.
Bagaimana kalau seseorang ikut ujian tetapi tidak mau tahu materi ujiannya?

Surga dan Neraka, yakinkah kita?
Saudaraku, yang semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadamu …
Mengapa beberapa waktu yang lalu ketika diskusi tentang poligami, kita
begitu yakin dan bersemangat membela ayat-ayat Al-Quran dan hadits Nabi
tentang syariat poligami; mengapa ketika diskusi tentang Ahmadiyah, kita
begitu lantang mengatakan bahwa dalam surat Al-Ahzab ayat 40: "Khootaman
Nabiyyin" maknanya adalah penutup para Nabi, tetapi,…mengapa kita jarang
mengungkit-ungkit ayat dan hadits tentang surga dan neraka? Apakah kita lupa
atau pura-pura lupa sehingga topik ini jarang kita pelajari?

Seringkali kita lupa diri, tidak tahu diri, sehingga kita lupa dengan tujuan
hidup ini, yakni ujian! Untuk mengingatkan kembali untuk apa kita di dunia
ini, saya bawakan hadits-hadits tentang surga dan neraka

Nabi shalallahu'alaihi wa sallam bersabda
"Surga dan neraka telah diperlihatkan kepadaku, maka aku belum pernah
memandang hari yang lebih banyak mengandung kebaikan sekaligus keburukan
daripada hari ini. Kalau kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya
kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis" Anas bin Malik melanjutkan,
"Tidak ada hari setelah itu yang lebih berat bagi para Sahabat dibandingkan
dengan hari tersebut. Pada hari itu, mereka semua menutup kepalanya sambil
terisak-isak karena tangisan" (HR Bukhari dan Muslim)

Bagaimana saudaraku? Apakah hatimu tergetar mendengar hadits ini? Kalau
seandainya tidak, maka engkau adalah manusia yang sangat perlu untuk
dikasihani, bagaimana tidak? Para sahabat yang jiwa, raga dan hartanya telah
mereka curahkan untuk membela dan memperjuangkan Islam, dengan ketakwaannya
mereka adalah manusia yang sangat takut kalau-kalau akhir kehidupan mereka
di neraka. Sementara kita….? Apa yang telah kita persiapkan? Apa yang telah
kita berikan untuk Islam dan kaum muslimin? Mereka dihina, dimusuhi,
dilempari, diusir dari kampung halaman, disiksa seperti Bilal,
lantas…pernahkah kita mengalami hal seperti itu?

Dalam riwayat lain disebutkan:
"Demi Allah, kalau kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian
akan sedikit bersenang-senang dan banyak menangis, dan kalian juga tidak
akan bersenang-senang terus di atas ranjang dengan istri kalian, lalu kalian
akan keluar menuju ke pegunungan (tempat menyepi) untuk beribadah kepada
Allah" Abu Dzar berkata, "Sampai-sampai aku menginginkan kalau diriku
hanyalah pohon yang tumbang" (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dengan sanad
yang hasan)

Begitulah, begitu mengerikannya ketika kita dihisab di akhirat, hanya ada 2
pilihan, surga atau neraka, sampai-sampai Abu Dzar, seorang sahabat Nabi
yang keimanan dan amalnya tidak kita ragukan, membela Nabi, membela Islam…,
beliau kalau diminta memilih daripada dihisab, beliau memilih menjadi
sebatang pohon karena pohon tidak ada beban yang harus
dipertanggungjawabkan. Bagaimana dengan kita? Apa yang sudah kita siapkan
untuk hari perhitungan nanti? Apakah kita sudah menyiapkan amalan-amalan
kebaikan? Apakah kita sudah berprinsip bahwa "waktu adalah ibadah", atau
malah selama ini kita hanya membuang-buang waktu dengan sesuatu yang kurang
bermanfaat atau bahkan diisi dengan dosa dan kemaksiatan?!

Allah menjanjikan bagi hambanya yang taat akan diberi balasan yang tiada
taranya di Surga kelak. Surga merupakan tempat yang tidak ada di dalamnya
kecuali kenikmatan, dan kenikmatan yang paling nikmat adalah melihat wajah
Allah, dzat yang selama ini kita bergantung kepadanya, dzat yang ketika kita
sakit kita memohon kepada-Nya agar disembuhkan, dzat yang ketika kita
kekurangan kita memohon kepadanya, dzat yang apabila kita mendapat nikmat
kita bersyukur kepada-Nya, dzat yang selalu kita mohon kebaikan-kebaikan
kepada-Nya.

Kita adalah perantau …
Saudaraku, yang semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadamu …
Bayangkan jika kita dalam sebuah perjalanan untuk menuju suatu pulau-kampung
halaman kita. Kemudian dalam perjalanan melewati sebuah pulau kecil, nahkoda
memerintahkan agar para penumpang singgah 3 hari untuk mengumpulkan bekal
berupa makanan dan minuman. Kemudian kita masuk hutan untuk mengumpulkan
bekal. Setiap penumpang bertanggung jawab masing-masing dan tidak dapat
saling berbagi bekal, nafsi..nafsi. Semuanya memikirkan keselamatan
masing-masing karena begitu berat perjalanan bahkan seorang bapak tidak
mungkin mau berbagi bekal dengan istri dan anak-anaknya, seorang ibu juga
tidak akan mau berbagi bekal kepada anaknya, masing-masing sangat
membutuhkan bekal tersebut untuk keselamatannya.

Apa yang akan engkau lakukan dalam 3 hari tersebut? Tentu engkau akan
memanfaatkan waktu yang hanya 3 hari untuk mencari makanan, mencari
buah-buahan dan air segar untuk bekal perjalanan karena perjalanan masih
jauh. Tetapi tidak semua seperti itu saudaraku, banyak diantara mereka malah
bersenang-senang di pulau kecil tersebut, membuat rumah bahkan ditingkat,
bersenang-senang sampai lupa bahwa mereka akan kembali melanjutkan
perjalanan sehingga harus mengumpulkan bekal yang cukup untuk sampai ke
pulau kampung asal kita. Ketika nahkoda mengumumkan agar semua penumpang
naik ke kapal karena perjalanan akan dilanjutkan, apa yang terjadi? Sebagian
penumpang mengumpulkan bekal yang cukup, sebagian hanya sedikit saja, dan
sebagian lagi lupa untuk pulang ke kampung halaman-mereka malah
bersenang-senang di pulau tersebut, membuat rumah bertingkat, membuat sawah
yang luas, beternak binatang dan lain sebagainya. Orang yang mengumpulkan
bekal cukup maka akan sampai ke kampung asal dengan selamat, orang yang
mengumpulkan bekal sedikit akan sakit-sakitan di perjalanan bahkan bisa jadi
meinggal dunia, adapun orang yang lupa akan perjalanan akan tinggal dipulau
kecil tersebut dan tidak akan pernah kembali ke kampung asalnya. Kemudian
tersiar kabar bahwa Pulau kecil tersebut ternyata pada hari ke 7 sudah
hilang tersapu tsunami!

Saudaraku, yang semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadamu …
Hakikatnya kita semua adalah perantau, kita hanya singgah sebentar di dunia
ini. Ingatlah saudaraku, kampung halaman kita adalah di Surga, kakek moyang
kita asalnya tinggal di surga. Bukankah Adam 'alaihissalam asalnya tinggal
di surga? Kalau kita tidak dapat pulang ke surga, berarti kita telah terlena
seperti penumpang yang bersenang-senang dipulau kecil tersebut.

Saudaraku, saya sampaikan wasiat yang wasiat ini juga merupakan wasiat Nabi
shalallahu'alaihi wa sallam dan Sahabatnya yang mulia, Ibnu Umar
radhiallahu'anhuma

Dari Ibnu Umar radhiallahu'anhuma, ia berkata:
"Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam pernah memegang pundakku, lalu
bersabda, 'Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau pegembara'.
Ibnu Umar radhiallahu'anhuma berkata, "Apabila kamu berada pada waktu sore
janganlah kamu menunggu pagi hari, dan jika kamu berada pada waktu pagi
hari, janganlah menunggu sore hari. Manfaatkanlah waktu sehatmu sebelum
datang waktu sakitmu, dan manfaatkanlah hidupmu sebelum datang kematianmu'
(HR. Bukhari, Hadits Arbain An-Nawawiyah No.40)

Demikianlah wasiat Nabi shalallahu'alaihi wa sallam dan juga wasiat sahabat
Ibnu Umar radhiallahu'anhuma.

Saudaraku, yang semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadamu …
Agar engkau tidak tersesat, agar engkau dapat pulang ke kampung
halaman-yakni ke Surga, maka engkau harus mempelajari agama ini dengan
serius. Untuk urusan kuliah saja engkau dapat serius, berapa banyak waktu,
fikiran, tenaga dan dana tercurahkan untuk kuliah? Sekarang, berapa banyak
waktu, fikiran, tenaga dan dana untuk menuntut ilmu syar'i yang telah engkau
curahkan?

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Aku tinggalkan dua perkara yang apabila kalian berpegang teguh pada
keduanya maka tidak akan sesat selama-lamanya yaitu Kitabullah dan Sunnahku,
(HR. Al-Hakim)

Saudaraku, yang semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadamu …
Kita sering berdoa"Rabbana atina fiddunnya hasanah wa fil akhirati hasanah"
Ya Rabb, berikanlah kami kebaikan di dunia dan berikanlah kami kebaikan di
akhirat" Kebaikan di dunia adalah iman dan amal shalih dan kebaikan di
akhirat tidak ada yang lain kecuali Surga. Tidaklah dikatakan iman kecuali
dibangun diatas ilmu.

Kemanakah engkau akan pergi melangkah?
Saudaraku, yang semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadamu …
Jalan petunjuk telah jelas, dan jalan kesesatan juga jelas. Saya yakin bahwa
engkau akan mengikuti jalan petunjuk, mempelajari ilmu syar'i dan
mengamalkannya. Engkau tidak akan mau terlena seperti penumpang yang
bersenang-senang di pulau kecil itu bukan? Jangan sampai engkau memohon
ketika ajal menjemput, pada saat meregang nyawa kemudian engkau memohon
kepada Allah

Kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang
telah aku tinggalkan (Al-Mu'minun :100)

Dan saat itu, keinginanmu tidak pernah akan dikabulkan

Ayo kita coba tuangkan ide dalam bentuk bentuk tulisan


Sumber Ide : Oleh Didik Wijaya

Situasi paling mengerikan yang dialami oleh penulis adalah saat kepalanya
kosong, blank, tidak memiliki ide tentang apa yang hendak ditulis. Mata
nanar menatap halaman kertas atau layar komputer yang putih polos. Ide yang
diharapkan tidak pernah mampir. Padahal sebenarnya ada banyak sumber-sumber
ide yang tersedia di sekeliling Anda. Mungkin Anda hanya tidak menyadarinya
dan melewatinya. Nah, di dalam tulisan ini ada beberapa sumber-sumber tempat
mencari ide untuk tulisan Anda.

1. Buku, majalah dan media cetak lainnya
Buka perpustakaan pribadi Anda, cari buku yang menarik perhatian Anda dan
baca. Ambil majalah, perhatikan setiap artikel. Pikirkan apa yang bisa Anda
buat dari materi yang Anda baca itu. Cerita, puisi, artikel yang ada di sana
bisa menginspirasi Anda

2. Obrolan
Rumpian, obrolan ringan atau kumpul-kumpul sesama teman arisan atau saudara
bisa menjadi sumber ide yang dahsyat. Cuma jangan terlalu terbawa suasana,
saking asyiknya ngerumpi, akhirnya Anda malah lupa tujuan semula

3. Bepergian
Keluarlah dari rumah Anda sementara waktu. Tidak perlu jauh-jauh. Kalau Anda
punya uang dan bisa bepergian ke berbagai tempat yang eksotis itu lebih
baik. Kalaupun tidak bisa cukup di dalam kota Anda. Cuma sekarang, gunakan
cara bepergian yang lain. Kalau biasanya Anda naik mobil pribadi, kali ini
cobalah naik angkutan umum. Sebisa mungkin jangan pergi ke mal, pergilah ke
pasar seni, galeri, museum, dll. Perhatikan keunikan orang-orang di sekitar
Anda. Anda akan menemukan ide tersebar di mana-mana.

4. Komunitas
Jika Anda ingin menulis di satu bidang tertentu, cara terbaik adalah
bergabung dengan komunitas yang menekuni bidang tersebut. Dari diskusi antar
sesama anggota komunitas akan terungkap problem, permasalahan dan solusi
yang ingin dicapai. Hal tersebut bisa diangkat menjadi ide.

5. Mimpi
Tidak semua orang bermimpi waktu tidur. Tetapi bila Anda bermimpi apapun,
kemungkinan isi mimpi itu bisa menjadi ide cerita Anda ketimbang Anda repot
ke dukun mencari tafsirnya.

6. Diari atau jurnal
Bersyukurlah kalau dulu Anda rajin menulis diari atau jurnal. Buka kembali
lembaran diari tersebut, baca kembali dan cari hal yang bisa menjadi ide
tulisan.

7. Film
Beli atau pinjam film di rental. Cari film yang unik yang biasanya jarang
Anda tonton. Pertimbangkan untuk menonton film yang menang di berbagai
kompetisi. Tonton berkali-kali dan pikirkan apa yang bisa Anda buat dari
film yang Anda tonton itu.

8. Televisi
Yang dimaksud televisi di sini, bukan tayangan televisi swasta di Indonesia
yang amburadul, yang sinetronnya kalau nggak melotot dan teriak-teriak nggak
puas. Tapi berbahagialah kalau televisi kabel masuk ke rumah Anda (bukan
promosi), tapi di sana Anda bisa menonton Discovery Channel, atau National
Geographic Channel. Mereka bisa menjadi sumber informasi bagi Anda.

9. Musik
Buka sampul kaset atau CD punya Anda, baca liriknya, resapi sambil
mendengarkan lagunya. Lirik suatu lagu bisa menjadi inspirasi sebuah cerita

10. Internet
Internet adalah sumber informasi yang tidak ada habisnya. Luangkan waktu
untuk mencari berbagai informasi di internet, usahakan saja supaya tidak
tersesat.
Sebenarnya ide ada dimana-mana. Ide yang muncul saat Anda termenung, atau
jongkok di kamar mandi (kok bisa ya:) sebenarnya muncul dari bawah sadar
Anda, yang muncul dari akumulasi dari apa saja yang Anda lihat, rasakan
sehari-hari. Buat kebanyakan orang, ide tidak datang dari langit. Maka dari
itu, mendekatlah kepada sumber-sumber ide yang sudah disebutkan di atas.

Cat:
Ayo kita coba tuangkan ide dalam bentuk bentuk tulisan

Rabu, 21 November 2007

Kurayapi sekujur kesepianku

Kurayapi sekujur kesepianku
Mengundang angan dan sengat kumbang
Mata bintang yang diam dan berkelesatan
Menyuguhi harapan di semesta lenggang

Sampai kasih dan ingin terbentang
Membujuk pengembara merakah
Yang tenggelam di bawah kubang resah
Menanti dara cantik yang telah datang

Membujuk arah pengembara merambah
Terus mewangi aroma bunga cinta sampai ujung hari
Membangkitkan gairah sang pencinta dalam darah
Yang menentangkan kesenyapan sendiri

Ku temukan perempuanku
Dalam batas asa ku mengagumi sesok diri membaui
Dan membenamkan dua serpihan bintang
Yang memancarkan pesona terang

Ia selalu memintaku melukiskan kisah yang ada
Atas cinta terperi di dinding-dinding hati
Kami hanyalah sepasang pecinta mengharap sejati
Bersama berkelana dari waktu-kewaktu menjaga setia


Dalam perenunganku, Untuk perempuanku
Depok 20 november 2007 22:21
Erwin Arianto
Lihat puisi ku di http://blogerwinarianto.blogspot.com

Kosong hampa jiwa yang terus merindu


Embun pagi menetes berbulir di setiap ujung daun
Menyejukan menentramkan memberi segar aroma pagi
Menemani lembut sapa sang fajar melantun
Membawa kedamaian dan ketenangan diri

Membaca dan menembangkan kalam mu ilahi
Membawa kententraman diri yang gundah
Menghapus semua ragu dan resah
Dalam suatu jiwa yang terus sendiri

Jiwa-jiwa sepi terus lari dan mencari
Meresapi makna diri terhadiri
Kosong hampa jiwa yang terus merindu
Tak terbendung keinginan bertemu

Begitu kuat rasa yang hanya tertuju
mengetuk inginku terus mencari-Mu
dalam setiap detik waktu ku
Menginginkan selalu berjumpa Mu

Hanya demi cintaku yang iklas kepadamu
Sebagai tanda tunduku atas titahmu
menanti datangnya sang wahyu
Temukan langkahku berminta akan taqwaku


Dalam perenunganku, Sembah Sujudku Untuk mu ya robku
Depok 20 november 2007 22:21
Erwin Arianto
Lihat puisi ku di http://erwinarianto.multiply.com


Kembali kurajut waktu yang telah terlepas


Malam Semakin larut menggumuli dengan kepekatan
Suluh benderang pagi membinarkan sentuhan lembut
Seutuhnya dalam warna molek dan segar
Bersama dengan sang embun penuh kelembutan

angin, embun, sayap,telah kulupakan menuju
Hanya kenangan terbangkang
Kutuang dalam gelas-gelas waktu
Kubuang semua angan dan impian lalu menyebrang

Kembali kurajut waktu yang telah terlepas
Pergi dengan dengus terakhir sebelum senja bebas
Ketika kau pergi dan berlari
Entah tau kankah kau kembali

Tuhan melulu bungkam dan hanyut dalam darahku
Tentang tanyaku akan hayal dan mimpi yang biru
Melongsor pasir-pasir angan yang terjulang
Diatas linangan masa silam tenggelam terawang

Wajahmu yang pernah kucandra dalam mimpi
Selalu melayang dalam hayal dengan ingin hati
Bergelayut bergantung disetiap aliran teringini
Gelap telah memutus kan inginku tak terpenuhi
Kini aku jalani kisah baru yang tak termaui
Dengan keterpaksaan dan berat hati menjalani


Dalam Pernunganku, Krikil-krikil Cinta
Depok 20 November 2007 22:00
Erwin Arianto
Mampir ke blog ku di : http://blogerwinarianto.blogspot.com


Selasa, 20 November 2007

teor merebus katak


Andaikanlah pada sebuah panci berisi air kita masukkan katak, kemudian panci tersebut kita panaskan di atas kompor secara bertahap. Saat air masih dingin katak diam saja, kemudian ketika air mulai memanas sedikit demi sedikit, tubuh katak pun akan melakukan penyesuaian suhu. Memang demikianlah salah satu kekhasan binatang katak, dimana tubuhnya bisa menyesuaikan diri dengan kondisi sekitar nya.



Lama kelamaan saat suhu terus menaik, katak pun merasa kepanasan, tapi ia bisa terus melakukan penyesuaian suhu, sampai pada suhu tertentu, tubuhnya tak bisa lagi melakukan penyesuaian, ia merasa kepanasan dan ingin melompat keluar, tapi karena suhu yg tinggi tersebut, kaki nya menjadi kepanasan dan tak kuat untuk melompat, ia menjadi lemah. Sehingga akhirnya saat suhu air dalam panci tersebut sudah sangat tinggi, katak itu pun mati karena nya. Demikianlah analogi teoritis mengenai proses bagaimana seekor katak bisa mati terebus dalam air, karena instink survival berjalan berlawanan dengan instink penyesuaian diri yang berlebihan.

Makna filosofis dari cerita fabel tersebut sering berlaku pula pada manusia.Banyak manusia yg terjatuh pada sebuah kesalahan, berbuat kesalahan yg fatal berawal dari kesalahan2 kecil yg dianggap biasa. Atau melakukan proses penyesuian diri atau kompromi yg berlebihan sehingga melupakan rasa mawas diri yg adalah juga salah satu bentuk metode survival manusia menghadapi berbagai kesalahan dalam perjalanan hidupnya.

Seorang anak yg sedang bermain2 api, diperingati oleh ibu nya, “hai nak, janganlah bermain2 api, terbakar tangan mu nanti”. Nggak apa kok bu, api nya kecil kok, kata sang anak kecil. Namun seringkali terjadi api kecil jadi membesar dan mencelakakan. Ibu yg sudah puluhan tahun pengalaman hidup menyadari hal tersebut, namun anak kecil yg baru beberapa tahun hidup di dunia ini, sering meremehkan hal2 kecil tsb.

Seorang pria dewasa yg sudah berkeluarga, awalnya iseng2 saja, guyon, becanda dengan sekretaris teman sekantornya. Awalnya mungkin hanya sekedar saling kirim sms atau email, lama kelamaan jadi ketagihan juga untuk ngobrol2 langsung. Kemudian sekali waktu ajak jalan2 bareng, makan siang bersama, sampai rasa cinta pun bersemi karena nya. Karena telah terkena mabuk asmara, akhirnya pertimbangan rasional pun hilang, sampai berakhir pada perselingkuhan , perzinahan yg menyebabkan rusaknya rumah tangga. Itulah akibat iseng2 bermain ”api asmara” , bisa “terbakar” syahwat karena nya.

Seorang pekerja, sekali waktu diberi hadiah kecil oleh supplier atau kontraktor di tempat nya bekerja, mungkin hanya sekedar souvenir kecil seperti gantungan kunci atau topi. Ah ini kan hanya sekedar tanda terima kasih, nilai nya pun tak seberapa. Di waktu lain ada juga supplier yg mengajak makan siang. Hal tersebut terus berlanjut, dan kita menganggapnya masih biasa, sampai lama kelamaan kita terbiasa menerima sesuatu dari rekanan bisnis perusahaan yg nilai nya makin besar, kita pun tak lagi hanya sekedar menerima, tapi malah meminta pada rekan perusahaan, nanti mau ngasih apa nih, kalau kontrak nya jadi ? , katanya sambil guyon pada rekanan. Lama kelamaan hadiah makin membesar dan keputusan perusahaan pun ditentukan dari berapa besar nilai pemberian ( kick back, komisi atau apapun namanya ). Itulah salah satu bentuk korupsi yg telah banyak merugikan bangsa kita. Mungkin kita menyadarinya, tapi susah untuk keluar karena kita telah terjebak dalam sebuah lingkaran setan, yg sebenarnya kita sendiri memulainya.

Seorang yg berusia paruh baya, tidak menyadari bahwa metabolisme tubuhnya sudah mulai berkurang kemampuan nya. Dan ia tetap menyantap makanan apapun dengan lahapnya,merokok dan berbagai kebiasaan tidak sehat lainnya, Ia menganggap dirinya masih kuat seperti saat ia muda dulu. Ah nggak apa2 kok sedikit ini, tapi lama kelamaan jadi ketagihan. Akhirnya ia banyak terkena penyakit akibat makanan seperti ; maag, kelebihan kolesterol, asam urat, hipertensi, diabetes dll.

Begitu pula halnya orang yg terjebak menjadi pencandu narkoba, awalnya pun dari anak muda yg iseng2 sekedar coba2, namun akhirnya jadi kecanduan, dimana ia tak bisa lagi mengendalikan dirinya.

Dan banyak kasus2 lain dalam kehidupan kita sehari hari, yg bisa digambarkan dengan teori merebus katak tadi. Dimana manusia banyak terjebak pada kesalahan karena mengabaikan kesadaran dirinya sendiri,yg tak begitu menghiraukan kesalahan2 kecil.

Sebagai manusia yg lebih mulia dari binatang seperti katak, harusnya kita bisa menjaga diri, mengembangkan kemampuan mawas diri, berhati hati yg merupakan salah satu bentuk survival method nya manusia.

Haruslah disadari dalam hidup ini, kita selalu mendapat godaan dari setan, lawan sejati perjalanan hidup ini, yg tak ingin kita menapaki jalan lurus. Dan teori merebus katak adalah salah satu metode bisikan setan menyesatkan manusia. Setan musuh sejati manusia berumur lebih panjang, jadi dia tahu tentang kelemahan manusia2 sebelumnya, tahu pada kondisi apa saja manusia tergoda, dan sudah terbukti sepanjang jaman, bahwa dengan berbelok sedikit demi sedikit dari jalan yg lurus adalah penyebab banyak manusia terjatuh pada jalan yg salah.

Berkaitan dg kesusilaan, dalam agama islam, kaidahnya ialah “janganlah kau dekati perzinahan” , bukan langsung jangan berzinah, misalnya, antara lain karena sifat manusia yg sering ceroboh, seperti katak tadi. Kalau sudah mulai mendekati perzinahan, akan sangat mudah seseorang terjatuh pada kubangan maksiat tersebut.

Begitu pula dengan “perkeliruan2” lain nya, seperti korupsi, kebohongan publik, selingkuh, candu narkoba, penyakit, kemunafikan dll. Kebanyakan berawal dari hal2 kecil yg dianggap biasa. Integritas diri yg lemah, tak berpendirian, sehingga cenderung kompromistis atau plin plan.

Marilah kita menjaga diri dari kesalahan2 kecil yg kalau dibiarkan kelak akan menjadi bencana bagi diri kita sendiri. Kalau kita mengalami hal seperti katak terebus tersebut, “key survival”nya ialah, kita harus mengetahui kapan harus melompat dan melakukannya tanpa ragu ragu.

sumber : http://hdmessa.wordpress.com/2007/11/09/teori-merebus-katak/

Banyak Dosa Banyak Pahala


Sebagian manusia telah menganggap remeh atas dosa-dosa mereka, mereka
menganggap bahwa kebaikan-kebaikan mereka sudah terlalu banyak sehingga akan
menenggelamkan dosa-dosa yang mereka lakukan. Padahal jika seseorang
meremehkan dosa-dosa, maka sungguh ia telah terpedaya oleh syaitan

Sebagian manusia telah menganggap remeh atas dosa-dosa mereka, mereka
menganggap bahwa kebaikan-kebaikan mereka sudah terlalu banyak, mereka
menganggap bahwa amalan-amalan shalih mereka sudah begitu melimpah sehingga
pahala yang mereka kumpulkanpun sudah begitu menggunung. Mereka menganggap
bahwa shalat malamnya, puasa senin kamisnya, haji dan umrahnya, infaqnya dan
seterusnya dari amalan-amalan shalih yang mereka kerjakan akan seperti
lautan yang akan menenggelamkan dosa-dosa yang mereka lakukan. Jika
seseorang menganggap remeh suatu dosa, ketahuilah bahwa sesungguhnya dia
telah terpedaya oleh syaitan, walaupun mereka telah banyak beramal dengan
amalan-amalan ketaatan.

Wahai saudaraku yang semoga Allah melimpahkan rahmat kepadamu...
Allah ta'ala memberikan permisalan tentang orang yang telah mengumpulkan
banyak kebaikan akan tetapi nanti di akhirat, amalan kebaikan yang
diandalkannya tidak dapat banyak bermanfaat, Allah berfirman

"Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan
anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun
itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu
sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup
angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah, Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya. (QS.
Al-Baqarah:266)

Ibnu Abbas radhiallahu'anhuma ketika menjelaskan ayat di atas, beliau
mengilustrasikan dengan orang kaya yang beramal karena taat kepada Allah,
kemudian Allah mengutus setan padanya, lalu orang itu melakukan banyak
kemaksiatan sehingga amal-amalnya terhapus (Tafsir Ibnu Katsier)

Wahai saudaraku yang semoga Allah melimpahkan rahmat kepadamu...
Janganlah sekali-kali kita meremehkan dosa karena kita menganggap sudah
mempunyai amal kebaikan yang banyak. Ketahuilah wahai saudaraku bahwa belum
tentu amal kebaikan yang kita kerjakan dihitung sebagai amal shaleh di sisi
Allah, apakah karena kita tidak ikhlas atau tidak sesuai dengan yang
dicontohkan Rasulullah shalallaahu 'alaihi wa sallam. Selain itu, amal
kebaikan juga akan dapat terhapus dengan kemaksiatan-kemaksiatan.

Tsauban radhiaallahu'anhu meriwayatkan sebuah hadits yang dapat membuat
orang-orang shalih susah tidur dan selalu mengkhawatirkan amal-amal mereka.
Tsauban radhiaallahu'anhu berkata, Rasulullah shalallaahu 'alaihi wa sallam
bersabda

"Aku benar-benar melihat diantara umatku pada hari Kiamat nanti, ada yang
datang dengan membawa kebaikan sebesar gunung di Tihamah yang putih, lalu
Allah menjadikannya seperti kapas berterbangan, Tsauban bertanya, Ya
Rasulullah, jelaskan kepada kami siapa mereka itu agar kami tidak seperti
mereka sementara kami tidak mengetahui!, Beliau bersabda, Mereka adalah
saudara-saudara kalian dan sebangsa dengan kalian, mereka juga bangun malam
seperti kalian, akan tetapi apabila mendapat kesempatan untuk berbuat dosa,
mereka melakukannya (HR. Ibnu Majah, disahihkan oleh Syaikh Al-Bany dalam
Silsilatul Ahaadits Shahihah No,505)"

Saudaraku, masihkah kita merasa bangga dengan amal-amal kita kemudian
berbuat dosa dan menganggap bahwa dosa kita akan tenggelam dalam lautan
amalan shalih kita.

Maka wajib bagi kita untuk senantiasa bersabar, bersabar dan bersabar. Sabar
dalam melaksanakan ketaatan dan sabar dalam menjauhi dosa-dosa.

Semoga Allah merahmati Imam Ahmad yang mengatakan bahwa sabar adalah terus
menerus sampai seseorang menapakkan kakinya di Surga kelak.

Ketika seseorang bertanya kepada Abu Hurairah radhiallahu'anhu tentang makna
takwa, Abu Hurairah kemudian bertanya kepada orang tersebut, Apakah engkau
pernah melewati jalan yang berduri? Ia menjawab, Ya pernah. Abu Hurairah
bertanya lagi, Apa yang engkau lakukan, Ia menjawab, Jika aku melihat duri
maka aku menghindar darinya, atau melangkahinya, atau mundur darinya, Abu
Hurairah berkata, Seperti itulah takwa

Maka bukanlah dikatakan takwa jika seseorang sengaja menerjang rambu-rambu
syariat, mengerjakan apa-apa yang diharamkan oleh Allah atau meninggalkan
apa-apa yang diperintahkan-Nya.

Kemudian kita juga harus takut karena kita tidak tau kapan ajal akan
menjemput! Kalau kita amati disekitar kita, maka kita dapati bahwa jumlah
manula lebih sedikit daripada orang muda dan anak-anak, hal ini menunjukkan
bahwa kebanyakan manusia meninggal dalam usia muda, maka waspadalah!

Wahai saudaraku yang semoga Allah melimpahkan rahmat kepadamu...
Terakhir saudaraku, hendaknya kita senantiasa bertakwa dan tidak meremehkan
dosa-dosa agar kita tidak seperti yang digambarkan dalam ayat dan hadits di
atas, semoga Allah menjadikan kita nanti, termasuk yang diseru dalam
firman-Nya

"Hai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi
diridhai-Nya, Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, Maka masuklah
ke dalam Surga-Ku (Al-Fajr: 27-30) "

Referensi
1. Tafsir Ibnu Katsier
2. Silsilatul Ahaadits Shahihah, Syaikh Al-Bany
3. Jami' ulumul wal hikam, Ibnu Rajab

Sikap tak pernah Puas


Secara awalnya hati manusia memang susah untuk merasa puas. Walaupun sudah
memiliki sepuluh peti emas, seseorang itu masih mau lagi kesebelas. Apabila
dia sudah mempunyai sebelas peti emas dia mau lagi yang kedua belas dan
begitulah seterusnya.

baikah sikap seperti ini? Dari aspek motivasi tidak salahnya sebab bersikap
maju, sikap yang diperlukan untuk menjadi kaya sebab Islam tidak pernah
menghalang umatnya menjadi kaya. dengan alasan dengan adanya harta yang
banyak memudahkan seseorang itu menyalurkan sebagian daripadanya ke
jalan-jalan kebaikan.

Jadi, dalam mengarungi kehidupan tidak salah seseorang itu bermewah-mewah
asalkan kemewahan tidak melupakan dia kepada Dipergunakan untuk tujuan
agama. Meskipun bersederhana itu lebih dituntut namun bermewah-mewah dalam
ruang lingkup yang dibenarkan berusaha sesuai dengan kehidupan sekarang.

Memang, kadang-kadang penilaian dan penghormatan manusia terhadap kita
bergantung kepada apa yang kita punya dan pangkat apa yang kita
sandang.mobil apa yang kita miliki, beberapa besar rumah apa yang kita
miliki, kawasan mana kita tinggal, keahlian apa yang kita ada dan yang
lainnya lagi.

Kehidupan kapitalisme dan materalisme sekarang telah meletakkan apa yang
kita miliki sebagai asas penghormatan manusia terhadap kita. Maka tidak
salahmemiliki segala-galanya asalkan kita tidak lupa diri, tidak berubah dan
masih meletakkan TUHAN sebagai Pemilik kehidupan.

Ujian paling berat bagi seorang yang kaya ialah jatuh miskin atau kehilangan
hartanya yang paling disayangi. Kala inilah kesabaran akan diuji. Kalau tadi
Islam membenarkan sikap tidak puas sebagai pendorong untuk manusia terus
berusaha, sekarang Islam melarang sikap tidak puas hati karena ditimpa
ujian. Sikap yang patut ditunjukkan ialah bersyukur kepada ALLAH karena
memberi peluang untuk memperbaiki diri. Setiap ujian tentunya beralasan.

Dalam menjalani dengan ujian baik kekurangan harta maupun yang melibatkan
kehidupan, tiada perkataan lain yang boleh diucapkan melainkan 'sabar' dan
'ridha'. Hanya dua perkataan ini bisa menyelamatkan seseorang daripada
dimurkai ALLAH. Dimurkai beraeti berdosa dan dosa kalau tidak dibasuhi
dengan taubat, jawabannya Neraka. Di antara tanda bersyukur ialah sentiasa
bersabar dan teguh iman menerima ujian ALLAH.

Sikap yang berlawanan dengan ini ialah sifat tamak untuk memiliki semuanya
hingga mengambil hak orang lain. Orang begini akan semakin kufur apabila
diberi nikmat, apalagi tatkala ditimpa musibah. Dia akan mudah menyalah
takdir dan menyalah TUHAN. Ingat janji ALLAH, "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti KAMI akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (Ibrahim,
7).

bandingkan dengan kita, barulah memiliki harta sedikit saja sudah merasakan
tidak berpijak di bumi ALLAH. Kadang-kadang hanya karena sebuah mobil yang
belumlah dikatakan sebagai 'mewah', kita sudah Terkagum menjadi diri kita.
ingatlah kekayaan allah menyangkut apa yang ada di bumi dan dilangit.

Joke


Terkadang .. ketika Anda menangis .. tak seorang pun
yang menyadari linangan air mata Anda.

Terkadang .. ketika Anda amat sedih .. tak seorang pun
yang melihat kepedihan hati Anda.

Terkadang .. ketika Anda bahagia .. tak seorang pun
yang memperhatikan senyum mengembang di bibir Anda.

Akan tetapi .. ketika Anda kentut .....
semua orang menoleh ke diri Anda.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Yuni : Mengapa kau menulis surat dengan kertas berwarna Hijau Muda?
Dena : : Surat warna Hijau Muda itu artinya Aku Cinta Padamu; .
Yuni : Kalau kertas itu memakai kertas Biru Muda artinya apa?
Dena :Melambangkan Suasana Pilu
Yuni : Kalau kertasnya berwarna Merah?
Dena : Asmara Yang Membara.
Yuni : Kalau kertasnya warna Putih?
Dena: Suci, Bersih, Jujur, Terbuka Tidak DiTutup-tutupi.
Yuni : Kalau kertasnya Kuning?
Dena: Melambangkan Hati Yang Gersang.
Yuni : Kalau Merah Jambu?
Dena: Sedang Jatuh Cinta.
Yuni : Kalau Abu-abu?
Dena :Melambangkan Hati Yang Sedang Sendu.
Yuni : Kalau kertasnya Hitam?
Dena: Itu namanya karbon, Goblok

~~~~~~~~~~~~~~~

BOLEH SAYA BERTANYA PADA BAPAK?


Ada seorang pelajar yang sedang menunggu bus sambil
merokok ditegur oleh seorang polisi.
Polisi: "Kenapa kamu merokok?"
Pelajar: "Saya suka, Pak."
Polisi : "Dari mana uang kamu untuk membeli rokok?"
Pelajar: "Dari uang jajan Saya."
Polisi : "Sehari kamu habis berapa? Dan harganya berapa?"
Pelajar: "Paling satu bungkus dan harganya sekitar Rp. 8000, Pak."
Polisi : "Kenapa uang Rp. 8000 kamu bakar setiap hari?
Coba kamu kumpulkan uang itu selama setahun, mungkin kamu bisa membeli sepeda motor, tidak perlu menunggu bus yang berdesakan seperti saat ini."
Pelajar: "Sekarang saya boleh tanya sama bapak?"
Polisi : "Tentu."
Pelajar: "Apakah bapak merokok?"
Polisi : "Tentu tidak."
Pelajar: "Kok Saya tidak melihat motor Bapak?"

Jumat, 16 November 2007

Ditemani gemerisik dedaunan yang ditiup angin


Semuanya kini telah berakhir
Meninggalkan aku berdiri dalam sepi
Ditemani gemerisik dedaunan yang ditiup angin
Bersama rembulan yang redup mengintip di dalam kegelapan malam
Bersama keremangan alam pekat dalam senyap

Semuanya kini telah berakhir
Menghilang tanpa bekas dari hati yang cemas
Semua samar dalam bayangan yang bias
mimpi-mimpiku pudar terasa pedihnya

Hati ini semakin luka dalam mengharap cinta
Tak ada kata, tak da suara yang terucap
Persimpangan itu menghadang langkahku
Dan hidup memang harus memilih satu jalan

Sekarang aku ingin melangkah kaki ini
Mengikuti satu sinar menuju kebahagian
Aku harap tiada yang mengecewakanku
kan kucipta hidupku kembali

Tanpa airmata
Tanpa cintamu
Tanpa belai lembut
Dan tanpa dirimu lagi
Pergi dengan tetes air mata

Dalam perenunganku, Krikil..krikil Cinta
Dapok, 14 November 2007 11:29
Erwin Arianto,
Http://erwinarianto.Multiply.com

Hatimu terluka lagi!


Hatimu terluka lagi!
Siapa yang dapat memahami diri mu kini?
Pada sekeping hati nurani
Dan pandangan yang jauh serta sebuah hati

kaulah bidadari penyejuk kalbu
kaulah bidadari penenang mata
kaulah bidadari santapan jiwa
kau lembutkan hati yang buta.

Jangan kau titiskan air matamu wahai Bidadariku
Jangan kau murungkan wajahmu wahai Bidadariku
Jangan kau kurung diri mu wahai Bidadariku
Jangan Kau Sesali semua ini wahai Bidadariku

Pada sekuntum mawar yang mekar
dan air sungai yang mengalir
disitu ku lihat terukir wajah mu
dan tersimpan kisah cinta kita berdua.

Hatimu terluka lagi..!
Dan sebuah impian cinta
Yang pasti kekal abadi
Sebuah nostalgia yang lalu
tidak mudah untuk ku lupakan
dan akan ku simpan erat-erat

diri ini
Sering terbuai oleh mimpi
Lalu aku sering bertanya
Dapatkah kita Bersatu Tuk Selamanya

Dalam perenunganku, Krikil..krikil Cinta
Dapok, 14 November 2007 11:29
Erwin Arianto,
Http://erwinarianto.wordpress.com

Kamis, 15 November 2007

Re: Disebrang Hati


Pelangi tertampang indah di sanubari
Memberi keceriaan dalam warna diri
pelangi indah setalah sang hujan
Menyapu luka memberi makna

Hujan gerimis jatuh persatu
menambah sahdu luka di diri
menghapus jejak mu tersisa di hati
Kini tak ada lagi semua ini

Kita yang menyatu tak untuk bersatu
hembus angin senja membelai jiwa
memberi ketenagan dalam jiwa yang merana
mencari sesuatu yang tak dapat berjumpa

Di sana disebrang hati
Aku kan terus menanti
Tak pernah berhenti
Mengharap kau dapat datang kembali

Dalam perunganku, Krikil..krikil cinta
Depok, 14 November 2007
Erwin Arianto
find me on : erwinarianto.multiply.com

CINTA & PERNIKAHAN


CINTA & PERNIKAHAN

Satu hari, Plato bertanya pada gurunya, "Apa itu cinta? Bagaimana saya menemukannya?

Gurunya menjawab, "Ada ladang gandum yang luas didepan sana. Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu saja ranting. Jika kamu menemukan ranting
yang kamu anggap paling menakjubkan, artinyakamu telah menemukan cinta".

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.

Gurunya bertanya, "Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?"

Plato menjawab, "Aku hanya boleh membawa satu saja, dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik)". Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut. Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwasanya ranting-ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya"

Gurunya kemudian menjawab "Jadi ya itulah cinta"

Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya, "Apa itu perkawinan? Bagaimana saya bisa menemukannya?"

Gurunya pun menjawab "Ada hutan yang subur didepan saja. Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan"

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan membawa pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon yang segar subur, dan tidak juga terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja.

Gurunya bertanya, "Mengapa kamu memotong pohon yang seperti itu?"

Plato pun menjawab, "sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya"

Gurunya pun kemudian menjawab, "Dan ya itulah perkawinan"
**************************
CATATAN - KECIL :

Cinta itu semakin dicari, maka semakin tidak ditemukan. Cinta adanya di dalam lubuk hati, ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih. Ketika pengharapan dan keinginan yang berlebih akan cinta, maka yang didapat adalah kehampaan... tiada sesuatupun yang didapat, dan tidak dapat dimundurkan kembali. Waktu dan masa tidak dapat diputar mundur.
Terimalah cinta apa adanya.

Perkawinan adalah kelanjutan dari Cinta. Adalah proses mendapatkan kesempatan, ketika kamu mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada, maka akan mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya, Ketika kesempurnaan ingin kau dapatkan, maka sia2lah waktumu dalam mendapatkan perkawinan itu, karena, sebenarnya kesempurnaan itu hampa adanya.

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” (Ar Ruum : 21)

Semoga kita menjadi bagian dari kaum-kaum yang berfikir tersebut.
*****************
Memutuskan Untuk Menikah
Berikut Janji Allah bagi orang yang akan menikah sebagaimana kami kutip dari sebuah sumber di internet. Semoga kita tidak menjadi orang-orang yang ragu untuk menikah.


“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)“(An Nuur : 26)

Dikatakan, jika kita ingin mendapat jodoh yang baik, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah memperbaiki diri. Semoga masing-masing dari kita mendapatkan yang terbaik dari Allah SWT.

“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui” (An Nuur: 32).

Amiin.. semoga Allah memberi jalan keluar kepada kita yang berniat menikah atas kesulitan yang tengah kita hadapi (melalui usaha yang maksimal tentunya).

“Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya“(HR. Ahmad 2: 251, Nasaiy, Tirmidzi, Ibnu Majah hadits no. 2518, dan Hakim 2: 160)

Dikatakan, bagi siapa saja yang menikah dengan niat menjaga kesucian dirinya, maka berhak mendapatkan pertolongan dari Allah SWT.

“Barangsiapa yang menikahkan (putrinya) karena silau akan kekayaan lelaki meskipun buruk agama dan akhlaknya, maka tidak akan pernah pernikahan itu dibarakahi-Nya, Siapa yang menikahi seorang wanita karena kedudukannya, Allah akan menambahkan kehinaan kepadanya, Siapa yang menikahinya karena kekayaan, Allah hanya akan memberinya kemiskinan, Siapa yang menikahi wanita karena bagus nasabnya, Allah akan menambahkan kerendahan padanya, Namun siapa yang menikah hanya karena ingin menjaga pandangan dan nafsunya atau karena ingin mempererat kasih sayang, Allah senantiasa memberi barakah dan menambah kebarakahan itu padanya.”(HR. Thabrani).

Mari sama-sama kita luruskan niat. Semoga usaha yang tengah kita jalani menuju pernikahan senantiasa mendapat limpahan barokah.

Murid Jenius


Bu Sri, seorang guru kelas satu SD NingNong, sangat kesal dengan seorang muridnya yang bernama Joko.

Bu Sri: "Joko, mengapa kamu tidak mau mengikuti pelajaran di kelas?"
Joko: "Saya anak cerdas, pelajaran kelas satu terlalu mudah untuk saya, bahkan saya dapat mengerjakan semua soal punya kakak saya yang dikelas tiga. Seharusnya saya ada dikelas tiga juga!"

Bu Sri merasa kesal. Ditariklah si Joko ini ke ruang Kepala Sekolah.
Ketika si Joko menunggu di depan ruang Kepala Sekolah, Bu Sri menjelaskan pada Pak Amir, Kepala Sekolah NingNong, mengenai kelakuan muridnya yang bernama Joko ini. Pak Amir kemudian ingin mengetahui seberapa pandai si Joko ini sehingga ia berkeinginan ditempatkan di kelas tiga, apabila ia tidak dapat menjawab test yang diberikan oleh Pak Amir, maka ia harus kembali sebagai murid kelas satu dan berkelakuan yang sepantasnya, atau apabila tidak menurut maka orang-tuanya harus dipanggil. Bu Sri setuju.

Pak Amir: "Joko, berapa 3x3?"
Joko: "9!"
Pak Amir: "Berapa 6x6?"
Joko: "36!"
Kemudian Pak Amir memberikan test-test berikutnya sesuai dengan mata pelajaran kelas tiga SD dan semua pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan benar oleh sang genius Joko.

Pak Amir lalu berkata pada Bu Sri: "Saya rasa Joko dapat langsung dipindahkan ke kelas tiga."

Bu Sri: "Pak Amir, mohon tunda dahulu keputusan ini. Saya akan memberikan beberapa pertanyaan lagi pada Joko"
Pak Amir dan Joko setuju.

Bu Sri: "Joko, apa yang dimiliki sebanyak empat buah oleh seekor sapi sedangkan saya hanya punya dua?"
Dengan cepat Joko menjawab: "Kaki!"

Bu Sri: "Apa yang ada dicelanamu tapi tak ada di celana saya?"
Joko: "Saku!"

Bu Sri: "Coba tebak sebuah benda dalam bahasa Inggris yang dimulai dengan huruf 'C' dan diakhiri huruf 'T', dimana bend a tersebut berambut, bulat, lonjong, dan mengandung cairan berwarna putih?"
Joko: "Coconut!"

Kening Pak Amir berkerut dengan mata membelalak...

Bu Sri: "Benda apa yang dimasukan dalam keadaan keras, kemudian memerah, dan dikeluarkan setelah lembek dan lengket?"
Joko: "Permen karet!"

Bu Sri: "Apa yang dilakukan pria dalam kondisi berdiri, wanita dengan duduk, dan anjing dengan satu kaki diangkat?"
Joko: "Jabatan tangan!"

Bu Sri: "Sekarang saya akan bertanya mengenai 'Siapa saya',okay?"
Joko: "Ya, Bu Sri."

Bu Sri: "Kamu memasukan tiang kamu pada saya. Kamu mengikat saya untuk membangkitkan saya. Saya basah sebelum kamu basah. Siapa saya?"
Joko: "Tenda!"

Bu Sri: "Sebuah jari memasuki saya. Kamu menggerakan si jari tersebut.
Pengantin pria adalah yang pertama melakukannya. Siapa saya?"
Joko: "Cincin Kawin!"

Bu Sri: "Saya terdiri dari berbagai ukuran. Ketika saya sakit, cairan menetes. Siapa saya?"
Joko: "Hidung!"

Bu Sri: "Saya mempunyai pentung an keras. Ujungku dapat menembus. Siapa saya?"
Joko: "Panah!"

Bu Sri: "Saya test kamu dalam bahasa Inggris lagi. Sebutkan sebuah
kata yang dimulai dengan huruf 'F' dan diakhiri huruf 'K' yang dapat memberikan kenikmatan?"
Joko: "Firetruck!"

Pak Amir langsung menyela Bu Sri supaya tidak menanyai Joko lebih lanjut sambil berkata: "Bu Sri, taruh Joko di kelas lima. Dia lebih pandai dari saya dimana jawaban saya untuk sepuluh pertanyaan terakhir tidak ada yang benar..!!"

Selasa, 13 November 2007

ketika busway bukan solusi


Begitu parahnya lalu lintas di jakarta saat ini, dan menurut pendapat saya tingkat kemacetan dijakarta sudah terlalu akut, apa lagi saat pembangunan busway bukan solusi yang ditawarkan tetapi bencana yang di dapat.

Sebagai pengguna jalan raya, yang saya inginkan, dan pasti juga n teman-teman inginkan adalah kenyamanan dalam jalan raya, tetapi saat ini yang kita terima kemacetan yang parah, tidak perduli waktu, pagi, siang, malam, libur atau hari kerja.

Saat ini jalanan adalah seperti sekolah, ya sekolah yang mengajarkan stress, sekolah stress yang sangat baik, dimana setiap orang dilatih untuk tidak sabar, dilatih gontok-gontokan. Penurunan kualitas hidup berada disini.

Saat kenaikan jalan tol, dengan tenang pemerintah mengatakan bahwa kenaikan sudah sesuai dengan undang-undang, yang bisa dilakukan oleh rakyat hanyalah menerima dengan hati tidak ikhlas dan penuh keterpaksaan, mau gimana ya pemerintahnya bela investor terus sih. Padahal jalan tol keadaanya tidak memadai, tetap macet, kok pelayanan payah bayarnya naik terus ya. Bayar kok macet!!!

Saat rencana pembangunan monorel, yang merupakan proyek yang bisa dianggap solusi, yang terjadi kemacetan semakin parah, dan ternyata tidak bisa terselesaikan, karena contraktor kurang dana. Yang terjadi sekarang seonggok tiang tidak terpakai…

Saat pemerintah DKI (gubernur sutiyoso) pertama kali mendengungkan program busway, banyak penentangan yang terjadi, dan apa yang dilakukan pemerintah, seperti biasa arogansi pemimpin, rakyat tidak digubris…. Dengan bangga dia berkata inalah yang dibutuhkan rakyat DKI.

Seiring dengan berjalannya waktu, busway ternyata tidak menjawab solusi kemacetan, dan saat menjelang lengser sutiyoso sebagai gubernur DKI terdahulu mengkebut proyek busway yang nota bene telah dikecam banyak pihak…adakah satu tanda tanya ada sesuatukah dibalik itu, bukan berburuk sangka.. dan telah menjadi rahasia umum ketika suatu proyek dapat dilaksanakan pasti terdapat upeti untuk penguasa.

Pemerintah DKI boleh bangga bahwa busway telah mendapat anugrah menyelamatkan dunia dengan mengurangi polusi. Satu pertanyaan saya yang tak berilmu… benarkah hal itu, yang terjadi adalah Jarak tempuh sebelum busway dibuat dengan adanya busway mengalami waktu yang lebih lama, dan menghabiskan konsumsi BBM yang lebih banyak. Apakah ini mengurangi pulusi yang ada, dan saat banyak tanaman di tebang untuk proyek busway ironi.

Membaca berita pada surat kabar… gubernur terbaru DKI fauzi bowo, mengatakan bahwa busway bukan lah salah satu solusi kemacetan. Betul bang fauuzi… karena busway.. kami semakin menderita di jalan. Saya yang berkendara dengan motor pun saat ini susah, tidak bisa cari celah jalan dan kestukan yang terjadi.

Inikah program yang dibanggakan oleh pemerintah DKI, berikan kami solusi, sampai kapan kami akan tua dijalan, benarkah busway itu sebagai solusi, bahkan pemerintah DKI tidak bisa menjawab. Sampai kapan rakyat harus bersabar menghadapi kemacetan ini, ketika pejabat pemerintah menggunakan protokoler yang terasa nyaman dalam berjalan.

Hanya membayangkan bagaimana jika terdapat keadaan urgensi, saat ada yang sekarat dalam ambulan, ketika terjebak kemacetan, susahnya menyelamatkan nyawa sesorang, ketika mobil pemadam kebakaran terjebak macet, berapa rumah yang harus menjadi korban. Ketika kita terdapat urusan bisnis, berapa nilai peluang yang hilang. Begitulah akibat kemacetan yang terjadi.

“Hanya berharap mendapat kenyawaman dalam jalan raya. “


Dalam Perenunganku, Cape di jalan…
Depok 13 November 2007, 12:07
Erwin Arianto
http://blogerwinarianto.blogspot.com

nikmati cakrawala berselimutkan lembayung

nikmati cakrawala berselimutkan lembayung
Menggambar awan terang dilangit sebentang
Hujan cahaya makin jauh sembunyi diangan ku yang rapuh
Ada kelabu ditatap mata yang sendu

Ketika sebuah rasa teragukan
Getar hati semakin membiru
Tentang rasa yang telah tersatukan
akan kah hilang dihapus sang bayu

Cinta adakah bahasa
disana Punya bahasa melahirkan berbeda
membaur makna dalam kata
Membawa keraguan dalam hati yang ada

Kita yang meragu
mempertanyakan keinginan menyatu
biarlah berfikir bersama sang waktu
Memberi yakin hati kita yang ragu

Jalan panjang telah terlalui
Berdua telah terjalani
Mengapa tersirat ragu kini
Akan cinta yang termiliki

Dalam perenunganku, krikil..krikil cinta...
Depok 13 November 2007 11:20
Erwin Arianto
http://blogerwinarianto,blogspot.com

Masa Depan Keluarga Kita


"Keluarga telah mati, kecuali pada tahun pertama atau tahun kedua selama
mengasuh anak." (William wolf - psikolog)

Para kritikus sosial sedang punya kesempatan baik berspekulasi tentang masa
depan keluarga. "Keluarga akan mendekati titik kepunahan total," kata
Ferdinand Lunberg, pengarang The Coming World Transformation.

Dulu, ikatan keluarga amat mesra. Kekerabatan pun berlangsung sepanjang
usia. Ayah, ibu, kakek dan nenek tiap hari kumpul bersama. Hidup damai,
tenteram, tak tergesa-gesa. Itulah ciri peradaban masyarakat pertanian
setiap negara.

Lalu masuk era industrialisasi, berubahlah suasana. Hubungan manusia dengan
tempat pemukiman terancam sirna. Manusia pun mulai menjalani kehidupan serba
keras, lapar, berbahaya, dan mengelana. Tapi kendati demikian, fungsi rumah
(meski hanya sebuah gubuk) tetaplah jadi tempat berlindung utama.

Kepustakaan penuh dengan petunjuk yang baik tentang pentingnya rumah. "Seek
home for rest, for home is best." Carilah rumah untuk istirahat, sebab rumah
itu paling ramah. Begitu nasehat Thomas Tussers dalam Instructions to
housewifery, sebuah buku petunjuk abad ke-16. Yang lain lagi, "A man's home
is his castle ." (rumah seseorang adalah istananya). "Home, sweet home ."
(rumahku, rumah yang manis). Begitu mesra hubungan manusia dengan rumahnya.

Lalu datang industrialisasi modern. Ia kian menuntut adanya massa pekerja
yang siap dan mampu meninggalkan tanahnya untuk mencari pekerjaan dan pindah
tempat berkali-kali. Ini berbeda sekali dengan masyarakat tani yang
cenderung menetap menetap untuk jangka waktu yang lama. Revolusi industri
mulai merenggangkan kasih mesra manusia dengan tempat tinggalnya.

Akibatnya, keluarga besar (extended family) termasuk di dalamnya ayah, ibu,
anak, paman, bibi, kakek dan nenek, sedikit demi sedikit terpaksa
"merampingkan tubuhnya". Timbullah apa yang dinamakan "keluarga inti"
(nuclear family). Itulah dia, suatu unit keluarga yang ringkas, portable
(mudah dibawa) kemana-mana. Ia hanya terdiri dari suami, istri dan sejumlah
kecil anak mereka. Keluarga ini, yang jauh lebih mobile sifatnya dari
keluarga besar tradisional, jadi model standar di semua negara. Termasuk di
Indonesia.

Dampaknya ternyata juga bukan hanya memperenggang hubungan manusia dengan
rumahnya, tetapi juga memperpendek tali kasih manusia dengan sesama manusia
lainnya. Termasuk dengan sesama anggota keluarga. Mulailah banyak yang
merasakan hidup bagai dalam losmen belaka. Tamu-tamunya jarang berjumpa,
seolah-olah tidak saling mengenal. Tak ada waktu untuk membicarakan
masalah-masalah bersama. Tak ada pula aktivitas yang ditujukan untuk
kepentingan bersama.

Kegiatan mondar-mandir, bermusafir dan pindah tempat tinggal, akhirnya jadi
kebiasaan hidup. Makin besar mobilitas, makin banyak perjumpaan tatap muka
yang singkat. Kontak antar manusia jadi sepintas, yang masing-masing
merupakan hubungan tertentu yang fragmentaris dan dalam waktu yang amat
terbatas. Kebiasaan ini pun terbawa dalam kontak keluarga. Tentu ya .
sentuhan kasih, akhirnya tinggal menunggu senja tiba.

Inang-Inang Pengasuh Anak

Di waktu lampau, paman, bibi, nenek dan kakek mempunyai pengaruh besar
terhadap perkembangan jiwa seorang anak. Mereka turut membina, melatih dan
mengasuh si anak, terkadang bahkan sampai tahap dewasa.

Lihatlah zaman sekarang. Keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak
menjadi lebih penting kedudukannya. Paman, bibi, kakek dan nenek sudah tak
lagi memberikan perlindungan berarti seperti dulu. Dengan demikian keluarga
inti lah yang menjadi sumber utama pembentukan watak, akhlak, kebiasaan dan
perilaku anak. Ayah dan ibu, dua-duanya masih mampu dan mau mendidik
anak-anaknya.

Akan tetapi, ketika laju perkembangan kian deras, pergeseran mulai membuka
suasana baru. Kesibukan pun mulai memaksa ayah menjalani hidup lebih banyak
di luar rumah. Pergi pagi, pulang malam. Kadang tak sempat bercengkerama
dengan istri dan anak-anaknya. Masih untung, ada sang ibu, yang siap
mengasuh dan mendidik anak-anaknya.

Lalu lahirlah gerakan emansipasi. Para ibu mulai merasa "dipingit" kalau
terlalu banyak di rumah. Tuntutan itu bergema dimana-mana, sampai ke pelosok
desa. Tak dapat dielakkan lagi, akhirnya ayah dan ibu, dua-duanya, keluar
dari rumah, sama-sama bekerja. Waktu interaksi antara ayah-ibu dengan
anak-anaknya makin luntur dalam rona kelabu senja.

Urusan anak, sejak itu, mulai diserahkan sepenuhnya kepada orang lain.
Mulailah masuk anggota keluarga baru, inang pengasuh (merangkap pembantu
atau tidak) dalam struktur keluarga. Inang pengasuh itu, saat ini telah
menggantikan fungsi ibu.

Selain itu fungsi orang tua lainnya yang juga diserahkan kepada orang lain
(atau pihak luar) adalah fungsi sebagai pendidik anggota keluarga. Fungsi
ini kini telah begitu mapan. Telah banyak keluarga yang menyerahkan dan
mempercayakan pembinaan anaknya kepada lembaga pendidikan, sepenuhnya,
sehingga perhatian dan kontrol ayah-ibu luput begitu saja.

Orang Tua Profesional

Apakah yang bakal terjadi di masa depan? Kalau kecenderungan ini masih tetap
demikian, bisa diperkirakan mobilitas hidup manusia akan semakin tinggi.
Tuntutan "survive" dalam kancah kehidupan secara layak menimbulkan alam
persaingan semakin kejam. Karena itu, bisa jadi pada sebagian keluarga,
proses perampingan keluarga itu akan terus berlanjut, yaitu keluarga tanpa
anak. Keluarga hanya tinggal komponennya yang paling elementer, seorang pria
dan seorang wanita.

Dua orang itu, mungkin dengan karir yang sepadan, akan terbukti lebih
efisien untuk mengarungi pendidikan dan lika liku sosial, melalui perubahan
pekerjaan dan relokasi geografis global, dibanding keluarga tradisional yang
sering direpoti anak.

Pada masa seperti itu, ada kemungkinan lahirlah jenis profesi baru. Profesi
yang khusus mengasuh dan mendidik anak secara lebih baik, yaitu "keluarga
profesional".

Kalau itu benar-benar terjadi, muncullah dua jenis orang tua: orang tua
biologis dan orang tua profesional. Orang tua biologis adalah yang
melahirkan anak, sedangkan orang tua profesional adalah yang mengasuh,
membesarkan dan mendidik anak.

Atau pada sebagian keluarga ada pula yang memilih melakukan suatu kompromi
berupa penundaan waktu beranak. Gejala ini terlihat dari banyaknya pria atau
wanita yang terombang-ambing dalam konflik antara komitmen pada karir atau
komitmen pada anak. Maka mulai banyak pasangan akan menghindari persoalan
itu dengan menunda seluruh kewajiban mengasuh anak, bisa jadi sampai sesudah
pensiun.

Andaikata diberi kesempatan, banyak orang tua yang makin senang hati
menyerahkan tanggung jawab keibu-bapakan mereka kepada orang lain, bukan
karena tidak memiliki rasa tanggungjawab atau kasih sayang. Mereka pusing,
bingung, terpojok. Mereka mulai insaf bahwa mereka sudah tak mampu
menunaikan kewajiban. Dalam keadaan ekonomi berkecukupan dan dengan
tersedianya "jasa orang tua profesional" yang (berijazah mungkin) dan telah
berketrampilan khusus (tentang parenting), banyak orang tua biologis tidak
hanya akan senang menyerahkan anaknya kepada mereka, bahkan memang memandang
langkah itu sebagai suatu tindakan kasih sayang kepada masa depan anaknya.

Lalu jangan heran, kalau suatu hari nanti, kita akan baca sebuah iklan,
"Mengapa kewajiban sebagai orang tua membelenggu anda? Percayakanlah kami
mengasuh anak Anda menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan berhasil.
Keluarga profesional 'Happy Family' terdiri dari seorang ayah usia 39 tahun,
ibu 36 tahun, seorang nenek 57 tahun. Paman dan bibi masing-masing 30 tahun
dan tinggal bersama. Unit empat-anak masih dapat menerima seorang anak lagi
usia 6 - 8 tahun. Makanan teratur, melebihi standar pemerintah. Semua orang
dewasa sudah berijazah parenting berlisensi. Orang tua biologis boleh
mengunjungi anak secara berkala. Ada kesempatan pula untuk saling kontak via
telpon. Anak boleh berlibur dengan orang tua biologis. Kontrak minimal 5
tahun. Rincian lebih lanjut, silakan hubungi telpon 1234567890."

Bagaimana, Anda jadi tertarik baca iklan seperti itu?


Sumber: Pustaka Nilna


Kamis, 08 November 2007

Tak perlu banyak umbaran kata


Kepakan sayapmu bidadari, kepakkan dan terbanglah…
singgahlah di singgasana sang surya
dan berkunjung di istana sang rembulan
Bermain dalam luasnya hamparan mega di angkasa

Lihatlah dari atas sana
bumi yang penuh dengan sejuta kisah
berteman sinar terang sang surya
bermanjakan redup sinar rembulan

Terbang dan merendahlah…
bawalah angin surga yang menyejukkan kalbu
menyejukkan jiwa
yang terdegradasi pancaran pesona

Dalam satu wajah satu sama lain.
Itulah pula yang terjadi hari ini.
Bagaimana kita merasakan cinta kita
Kita bercakap dari kening ke kening
Dan mendengar dengan mata kita

Tak perlu banyak umbaran kata
Ungkapkan tanpa kata-kata, maka hati
kita memberi makna dari suatu yang hadir
Menerjang badai dalam cinta yang ada
Memakna cinta dengan sejuta rasa
Meninggalkan nuansa dalam satu terukir

Dalam pernungan malamku, Memberi makna dalam kata
Depok 7 oktober 2007, 21:30
Erwin Arianto
Http://blogerwinarianto.blogspot.com

kenapa tidak punya mobil


Tampang bingung. Itulah gambaran yang bisa dilukiskan di wajah seorang bocah 6 tahun, saat melihat lalu-lalangnya kendaraan di jalan. Bocah itu seakan tidak memperdulikan hilir mudik orang-orang yang melaluinya bahkan ada beberapa orang yang hampir menendangnya. Dia pun seakan tidak senang saat beberapa orang yang lewat memasukan uang receh ke dalam kaleng yang sengaja di simpan di depannya.

"Sudah dapat berapa Ujang?" sapa seorang wanita umur 40 tahunan yang mengagetkan si Ujang. Si Ujang menengok wanita yang nampak lebih tua dari umur sebenarnya. Wanita itu tiada lain adalah ibunya yang sama-sama membuka praktek mengemis sekitar 100-200 meter dari tempat si Ujang mengemis.

"Nggak tahu Mak, hitung aja sendiri," jawab si Ujang sambil melihat kaleng yang ada di depannya. Tanpa menunggu wanita yang dipanggil Emak itu mengambil kaleng yang ada di depan si Ujang. Kemudian isi kaleng tersebut ditumpahkan ke atas kertas koran yang menjadi alas mereka duduk.

"Lumayan Ujang, bisa membeli nasi malam ini. Sisanya buat membeli kupat tahu besok pagi." Kata si Emak sambil tersenyum lebar, karena rezeki malam itu lebih banyak dari hari-hari biasanya.

"Mak…" kata si Ujang tanpa menghiraukan ucapan ibunya, "koq orang lain punya mobil? Kenapa Emak nggak punya?" Tanya si Ujang sambil menatap wajah ibunya.

"Ah, si Ujang mah, aya-aya wae, boro-boro punya mobil, saung aja kita mah nggak punya." kata si Emak sambil tersenyum. Si Emak kemudian membungkus uang yang telah dipisahkannya untuk besok dengan sapu tangan yang sudah lusuh dan dekil.

"Iya, tapi kenapa Mak?" Rupanya jawaban si Emak tidak memuaskan si Ujang.

"Ujang …. Ujang…." kata si Emak sambil tersenyum. "Kita tidak punya uang banyak untuk membeli mobil." kata si Emak mencoba menjelaskan. Tetapi nampaknya si Ujang belum puas juga,

"Kenapa kita tidak punya uang banyak Mak?" tanyanya sambil melirik si Emak.

"Kitakan cuma pengemis, kalau orang lain mah kerja kantoran jadi uangnya banyak." kata si Emak yang nampak akan beranjak. Seperti biasa sehabis matahari tenggelam si Emak membeli nasi dengan porsi agak banyak dengan 3 potong tempe atau tahu. Satu potong untuk si Emak sedangkan 2 potong untuk si Ujang anak semata wayangnya.

Sekembali membeli nasi, si Ujang masih menyimpan pertanyaan. Raut wajah si Ujang masih nampak bingung.

"Ada apa lagi Ujang?" kata si Emak sambil menyeka keringat di keningnya.

"Kenapa Emak nggak kerja kantoran saja?" tanya si Ujang dengan polosnya.

"Siapa yang mau ngasih kerjaan ke Emak, Emak mah orang bodoh, tidak sekolah." Jawab si Emak sambil membuka bungkusan yang dibawanya.

"Udah …, sekarang makan dulu mumpung masih hangat!" Kata si Emak sambil mendekatkan nasi ke depan si Ujang. Si Ujang yang memang sudah lapar langsung menyantap makanan yang ada di depannya.

"Kenapa Emak nggak sekolah?" tanya si Ujang sambil mengunyah nasi plus tempe.

"Orang tua Emak nggak punya uang, jadi Emak nggak bisa sekolah."

"Ujang bakal sekolah nggak?" kata si Ujang sambil menatap mata si Emak penuh harap.

Emak agak bingung menjawab pertanyaan si Ujang. Lamunan Emak menerawang mengingat kembali mendiang suaminya, yang telah mendahuluinya. Mata si Emak mulai berkaca-kaca. Karena gelapnya malam, si Ujang tidak melihat butiran bening yang mulai menuruni pipi wanita yang dipanggil Emak tersebut. Karena tak kunjung dijawab, si Ujang bertanya lagi

"Kalau Ujang nggak sekolah, nanti kayak Emak lagi dong. Iya kan Mak?"

Pertanyaan Ujang makin menyesakan dada si Emak. Siapa yang ingin punya anak menjadi pengemis, tetapi si Emak bingung harus berbuat apa. Si Emak cuma melanjutkan menghabiskan nasi sambil menahan tangisnya. Akhirnya si Ujang pun diam sambil mengunyah nasi yang tinggal sedikit lagi. Deru mesin mobil menemani dua insan di pinggir jalan yang sedang menikmati rezeki Allah SWT yang mereka dapatkan. Diterangi lampu jalan mereka pun mulai berbenah untuk merebahkan diri. Di kepala si Ujang masih penuh tanda tanya, mau jadi apa dia kelak. Apakah akan sama seperti Emaknya saat ini?

Marilah kita melihat kebelakang, instropeksi diri sejauh mana kapasitas ruhiah kita. Marilah kita teliti niat kita dalam mencari rezeki, sidahkah niat kita ikhlas? Sudahkah niat kita hanya mencari keridhaan Allah, sudahkah niat kita mencari rezeki untuk menunaikan kewajiban menafkahi keluarga? Sudahkan niat kita mencari rezeki untuk menegakkan kalimat tauhid di muka bumi? Mungkin saja, kita mencari rezeki agar mendapatkan penghormatan dari orang lain. Mungkin saja, kita mencari rezeki untuk bersikap sombong terhadap orang lain? Mungkin saja, kita mencari rezeki untuk melakukan kemaksiatan? Marilah kita berlindung kepada Allah dari perbuatan seperti ini.


 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting