Selasa, 20 November 2007

Banyak Dosa Banyak Pahala


Sebagian manusia telah menganggap remeh atas dosa-dosa mereka, mereka
menganggap bahwa kebaikan-kebaikan mereka sudah terlalu banyak sehingga akan
menenggelamkan dosa-dosa yang mereka lakukan. Padahal jika seseorang
meremehkan dosa-dosa, maka sungguh ia telah terpedaya oleh syaitan

Sebagian manusia telah menganggap remeh atas dosa-dosa mereka, mereka
menganggap bahwa kebaikan-kebaikan mereka sudah terlalu banyak, mereka
menganggap bahwa amalan-amalan shalih mereka sudah begitu melimpah sehingga
pahala yang mereka kumpulkanpun sudah begitu menggunung. Mereka menganggap
bahwa shalat malamnya, puasa senin kamisnya, haji dan umrahnya, infaqnya dan
seterusnya dari amalan-amalan shalih yang mereka kerjakan akan seperti
lautan yang akan menenggelamkan dosa-dosa yang mereka lakukan. Jika
seseorang menganggap remeh suatu dosa, ketahuilah bahwa sesungguhnya dia
telah terpedaya oleh syaitan, walaupun mereka telah banyak beramal dengan
amalan-amalan ketaatan.

Wahai saudaraku yang semoga Allah melimpahkan rahmat kepadamu...
Allah ta'ala memberikan permisalan tentang orang yang telah mengumpulkan
banyak kebaikan akan tetapi nanti di akhirat, amalan kebaikan yang
diandalkannya tidak dapat banyak bermanfaat, Allah berfirman

"Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan
anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun
itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu
sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup
angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah, Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya. (QS.
Al-Baqarah:266)

Ibnu Abbas radhiallahu'anhuma ketika menjelaskan ayat di atas, beliau
mengilustrasikan dengan orang kaya yang beramal karena taat kepada Allah,
kemudian Allah mengutus setan padanya, lalu orang itu melakukan banyak
kemaksiatan sehingga amal-amalnya terhapus (Tafsir Ibnu Katsier)

Wahai saudaraku yang semoga Allah melimpahkan rahmat kepadamu...
Janganlah sekali-kali kita meremehkan dosa karena kita menganggap sudah
mempunyai amal kebaikan yang banyak. Ketahuilah wahai saudaraku bahwa belum
tentu amal kebaikan yang kita kerjakan dihitung sebagai amal shaleh di sisi
Allah, apakah karena kita tidak ikhlas atau tidak sesuai dengan yang
dicontohkan Rasulullah shalallaahu 'alaihi wa sallam. Selain itu, amal
kebaikan juga akan dapat terhapus dengan kemaksiatan-kemaksiatan.

Tsauban radhiaallahu'anhu meriwayatkan sebuah hadits yang dapat membuat
orang-orang shalih susah tidur dan selalu mengkhawatirkan amal-amal mereka.
Tsauban radhiaallahu'anhu berkata, Rasulullah shalallaahu 'alaihi wa sallam
bersabda

"Aku benar-benar melihat diantara umatku pada hari Kiamat nanti, ada yang
datang dengan membawa kebaikan sebesar gunung di Tihamah yang putih, lalu
Allah menjadikannya seperti kapas berterbangan, Tsauban bertanya, Ya
Rasulullah, jelaskan kepada kami siapa mereka itu agar kami tidak seperti
mereka sementara kami tidak mengetahui!, Beliau bersabda, Mereka adalah
saudara-saudara kalian dan sebangsa dengan kalian, mereka juga bangun malam
seperti kalian, akan tetapi apabila mendapat kesempatan untuk berbuat dosa,
mereka melakukannya (HR. Ibnu Majah, disahihkan oleh Syaikh Al-Bany dalam
Silsilatul Ahaadits Shahihah No,505)"

Saudaraku, masihkah kita merasa bangga dengan amal-amal kita kemudian
berbuat dosa dan menganggap bahwa dosa kita akan tenggelam dalam lautan
amalan shalih kita.

Maka wajib bagi kita untuk senantiasa bersabar, bersabar dan bersabar. Sabar
dalam melaksanakan ketaatan dan sabar dalam menjauhi dosa-dosa.

Semoga Allah merahmati Imam Ahmad yang mengatakan bahwa sabar adalah terus
menerus sampai seseorang menapakkan kakinya di Surga kelak.

Ketika seseorang bertanya kepada Abu Hurairah radhiallahu'anhu tentang makna
takwa, Abu Hurairah kemudian bertanya kepada orang tersebut, Apakah engkau
pernah melewati jalan yang berduri? Ia menjawab, Ya pernah. Abu Hurairah
bertanya lagi, Apa yang engkau lakukan, Ia menjawab, Jika aku melihat duri
maka aku menghindar darinya, atau melangkahinya, atau mundur darinya, Abu
Hurairah berkata, Seperti itulah takwa

Maka bukanlah dikatakan takwa jika seseorang sengaja menerjang rambu-rambu
syariat, mengerjakan apa-apa yang diharamkan oleh Allah atau meninggalkan
apa-apa yang diperintahkan-Nya.

Kemudian kita juga harus takut karena kita tidak tau kapan ajal akan
menjemput! Kalau kita amati disekitar kita, maka kita dapati bahwa jumlah
manula lebih sedikit daripada orang muda dan anak-anak, hal ini menunjukkan
bahwa kebanyakan manusia meninggal dalam usia muda, maka waspadalah!

Wahai saudaraku yang semoga Allah melimpahkan rahmat kepadamu...
Terakhir saudaraku, hendaknya kita senantiasa bertakwa dan tidak meremehkan
dosa-dosa agar kita tidak seperti yang digambarkan dalam ayat dan hadits di
atas, semoga Allah menjadikan kita nanti, termasuk yang diseru dalam
firman-Nya

"Hai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi
diridhai-Nya, Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, Maka masuklah
ke dalam Surga-Ku (Al-Fajr: 27-30) "

Referensi
1. Tafsir Ibnu Katsier
2. Silsilatul Ahaadits Shahihah, Syaikh Al-Bany
3. Jami' ulumul wal hikam, Ibnu Rajab

0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting