Jumat, 31 Agustus 2007

Cerita Indonesia




Indonesia
Pengalaman mengantar ibu berbelanja membeli kebutuhan bahan pokok si suatu toko swalayan, saya melihat harga-harga kebutuhan melambung tinggi, Gula pasir +/-Rp 6000,/kg, telur Rp +/-10000/kg, Minyak Goreng +/- Rp 10000/liter sungguh harga sudah melambung tinggi.
Dan melalui pemberitaan di media masa dimana pendidikan terbuka untuk investasi modal asing dengan bekerjasama dengan mitra local dengan maksimal kepemilikan 49% sungguh menyedihkan, dengan di buka investas, maka pendidikan adalah sebuah komoditas yang harus diperjual belikan, dengan demikian dapat dipastikan harg sebuah pendidikan akan melambung, dimana saat ini pun untuk mendapat pendidikan masyarakat harus merogoh kocek yang dalam. Berdasarkan pengalaman adik masuk perguruan tinggi, di bilangan negri di Jakarta harus membayar Rp 5.000.000 itu pun termaksud murah karena sebuah universitas negri, bagaimana dngan yang swasta.
Sungguh menyedihkan dimana kalau tidak salah dalam UUD1945 pasal 30 (kalau tidak salah) bahwa Pendidikan adalah hak warga negera, dan anggaran pendidikan di alokasikan sebesar 20% dari total APBN, tetapi selalu ada alas an dari pemerintah untuk tidak memenuhinya. Coba bandingkan dengan berapa biaya studi banding yang banyak digunakan untuk pelesiran anggota DPR, Biaya Pakaian Dinas Gubernur Jakarta, Biaya gaji anggota DPR yang “wow” selalu ada anggaran untuk kepentingan Dewan dan pemerintah. Tetapi tidak ada dana untuk pendidikan. Menyedihkan… bagaimana bangsa ini mau maju… bagaimana kualitas SDM kita mau bersaing… pendidikan hanya sebuah angan untuk rakyat tidak berpunya.
Ketika Saudara Kita di Aceh, Di Jogja dan tempat bencana lainya, dimana bantuan asing datang untuk membantu pembangunan saudara kita, apa yang terjadi Pemerintah Pusat, daerah, DPR, dan Para birokrat berlomba untuk mendapatkan dana tersebut untuk kantong pribadi, hal ini dapat kita lihat dari tayangan Televisi menyedihkan sampai sebegitu bejatkah moral para politikus, para pemimpin, para birokrat sampai dana bencana untuk rakyat kesusahan masih disunat. Menyedihkan…
Beberapa lalu, saya melihat acara di televise, dan Koran nasional untuk daerah papua, dialokasikan kalau tidak salah 10triliun Rupiah untuk membangun dan memajukan saudara kita di papua, tetapi apa kenyataannya…. Rakyat papua tidak merasakan pembangunan yang nyata… tatapi, mobil-mobil mewah aparat pemerintahan papua berseliweran di ibukota papua… dimana hati nurani para pejabat….
Pemberiaan dana Bantuan tunai langsung yang pada awalnya untuk meredam kenaikan harga bbm, hanya diberikan beberapa bulan, hanya membuat rakyat senang sesaat… tetapi setelah beberapa bulan semua dihentikan… penipu kita sebagai rakyat yang menanggung biaya kenaikan BBM mereka… berlenggang kangkung dengan mobil dinas dari hasil keringat rakyat. Dan kini Perubahan Minyak tanah kearah kompor gas, menimbulkan ke kisruhan dimana kompor yang diberikan kwalitas jelek.. hanyalah sebuah proyek yang siap dicatut atas nama rakyat. Dengan minyak tanah Rp 5000 rakyat bisa masak dengan 1 liter atau ½ liter minyak tanah. Bisakah dengan uang senilai Rp 5000 kita beli 1 kg gas…. Akala-akalan yang menyedihkan. Memang birokrat adalah penghianat rakyat….
Peundingan perubahan UU No 13 tentang ketenagakerjaan yang saat ini sedang di bahas mengenai pngurangan dana pension, dan pesangon sungguh mengiris keadilan kita, pakah pemilik negeri ini para investor… kemana rakyat , para buruh… dengan bahasa manis pemerintah, DPR, aparat politik, pejabat birokrasi berjanji membuka lapangan pekerjaan, berapa banyak pabrik yang tutup yang terakhir terbesar PT yang memproduksi sepatu 14000 buruh terancam dirumahkan. Dengan bangganya pemerintah bilang mereka berprestasi menumbuhkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Kemana kemakmuran rakyat… yang ada hanya mengisi perut-perut buncit para pejabat… kami rakyat tinggalah tulang di balut kulit. Kami merana, kami sengsara…
Belum puas dengan itu.. dengan alasan diatur undang-undang tarif tol dinaikan setiap dua tahun sekali tambah pemerasan rakyat secara nasional, dengan jalan tol malah lebih macet dari jalan biasa, dan jalan tol yang di beberapa luas terdapat lubang dan kualitas jalan yang buruk, Derek liar yang beroprasi memeras mobil yang sedang mogok dan kesusahan. Inikah cara menyejahterakan rakyat. Disaat rakyat bermacet-macetan di jalan raya, pejabat lewat dengan segela aturan protokolan yang menggelikan dimana motor yang tidak boleh lewat tol dengan gagahnya melanggar peraturan yang dibuatnya sendiri. Dan kami rakyat diminta menepi, padalah ini adalah jalan yang dibangun dengan tetesan darh dan keringat kami, kenapa kami yang harus menyingkir.. apakah pejabat yang katanya wakil rakyat dengan bangga menyakiti hati rakyat. Banyak undang-undang di ajukan ke Mahkaah kontitusi dan dibatalkan. Tidakkah aturan pertolan dapat diajukan ke mahkamah konstitusi kerena menyengsarakan rakyat.
Anehnya Saat untuk kepentingan rakyat tidak ada yang membela semua anggota DPR, Pejabat, Pemerintahan, pusat dan daerah semua hilang dan memberi pernyataan sekenanya dan mendukung. Apakah karena mulut mereka dibungkam dengan uang sogok yang besar. Hanya tuhan yang tahu dan akan meminta pertanggung jawaban dihari akhir nanti.
Saat membaca berita banyak dana hasil pengembalian korupsi pada kejagung tidak disetorkan. Wah-wah ujung tombak pembasmiaan korupsi, pun ikut korupsi menyedihakan. Pihak yang seharusnya dapat mengetahui hukum, tiba-tiba kehilangan kemampuan untuk berhitung dan mengetahui hukum. Lembaga terhormat yang di muliakan membabat habis koruptor. Kini sibuk membela diri karena ketahuan korupsi… hahahah.... meyedihkan bangsaku.
Mahkamah Agung dimana lembaga keadialan tertinggi diindonesia menceritakan cerita yang menyedihkan suatu saat ketuanya harus datang sebagai saksi kasus korupsi tetapi tidak datang, apakah hokum mengenal atasan….?, kalau iya wajarlah mafia peradilan tumbuh subur, dan kembali uang menjadi penguasa atas keadilan. Yang lucu.. ketika masa jabatan ketua MA telah habis dengan mengeluarkan surat sendiri memperpanjang usia pension diri sendiri.. ini MA atau perusahan public dimana pemimpin dapat memperpanjang usia pension karena dia pemilik perusahaan. Terakhir yang menyedihkan MA berusaha memperpanjang usia pension menjadi 70 tahun, ingat opa hakim agung, di usia tersebut jangankan untuk memutuskan suatu perkara, untuk mendengar dan mengingat suatu pasalpun pun pasti sulit. Dan dimana usia tersebut sebaiknya mendekatkan diri kepada tuhan dan Taubat… tetapi mereka masih terjebak dengan jabatan duniawi… apakah seperti iklan rokok, pejabat muda tidak ada yang dapat dipercaya, kerana tidak punya pengalaman….
Di Sidoarjo, saudara-saudara kita kehilangan rumah dan pekerjaan, reaksi pemerintah begitu lambat.. apakah karena pemilik perusahaan tersebut seorang menteri… masyarakat pasti sudah mengetahui jawabannya… kami penduduk asli terusir dari saudara kami karena kampong kami terkena musibah.
Kesehatan kami rakyat dikepung berbagai penyakit, dan kami tidak punya solusi obat yang mahal, rumah sakit yang komersial dimana kami yang tidak punya uang tidak akan dilayani, kami dibiarkan dalam penderitaan dibiarkan merana sendiri. Sedih kecewa hati kami dimana keadilan di Indonesia.
lucu ketika saya membaca di mana pada saat di meruya akan digusur dimana terdapat komp DPR, dan Tanah Kav milik pemerintah DKI, semua berjuang, sedang saat saudara kita yang tinggal di kolong jembatan akan digusur akan kemana mereka tinggal untuk membeli rumah, jelas mereka tidak mampu harga yang ratusan juta.. pendapatan mereka hanya 10000/hari dapat apa yang kami beli apakah kami harus mencicil beli satu buah bata tiap hari agar jadi rumah… atau rumah susun yang disediakan untuk rakyat miskin semua habis diborong pengusaha…. Mana keberpihakan kepada kami….
Apakah kita sebagai rakyat tidak bisa hidup layak, dari kebutuhan pokok saja sandang hanya satu dibadan, pangan yang mahal, papan yang tidak terjangkau, kesehatan pendidikan, dan lainya. Ini kah yang disebut pembangunan, inikah yang disebut kemakmuran, ini kah yang disebut pertumbuhan ekonomi tinggi.
Hanya teringat ketika pejabat memerlukan kita, saat pemilu semua berusaha bersikap ramah, semua memberi, kalau perlu berlutut dikaki pun dilaksanakan… tetapi ketika kekuasan ditangan kita ditendang. Sampai kapan kita susah…. Kami adalah pemilik sah Republik Indonesia ini… kenapa kami menderita di yang katanya negeri kaya, ayo kita bangkit, mari kita berjuang bersama untuk revolusi kesejahteraan, Revolusi birokrasi pemotongan generasi. Agar kita sejahtera. Mari kita adalah pemilik negera ini, kita berhak untuk sejahtera dan menjadi tuan di negeri kita sendiri. Di INDONESIA TANAH AIRKU.

Kupersembahakan Untuk Negri Tercinta INDONESIA yang genap berulang tahun ke 62, aku bangga Jadi Rakyat INDONESIA.

Dalam Perenunganku, Atas Kesedihanku terhadap negeriku tercinta
Depok 30 Agustus 2007 22:30
Erwin arianto
Just to see my artikel on Http://erwinarianto.blogspot.com


0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting