Jumat, 05 Oktober 2007

Agama Dan Kehidupan Bernegara


Hanya sedikit memperhatikan sikap dan sifat dari para pejabat, Artis dan Masyarakat indonesia, mengapa ya, bangsa indonesia sebagai bangsa besar yang beragama, tetapi memilki korupsi dan tindakan yang kurang terpuiji.

Dimana letak norma-norma aturan aturan agama yang hampir seluruh agama tidak ada yang mengajarkan tentang keburukan, dari agama islam, Kristen, budha, hindu semua mengarahkan untuk kehidupan yang lebih baik di dunia dan di akhirat.

Agama melarang kita untuk mencuri, tetapi yang terjadi saat ini hampir sebagian besar pejabat banyak yang menjadi pencuri, dari korupsi, manipulasi, mark up harga, pemotongan hak rakyat, uang admistrasi siluman dan lainya.

Agama melarang untuk memamerkan bentuk tubuh, berpakaian transparan, tapi ketika dibentuk UU anti pornografi, banyak yang protes, melanggar hak asasi manusia, feminisme dan lain-lainya.

Apakah agama saat ini dipisahkan dari kehidupan dunia, sering saya tersenyum dalam kekecewaan, seorang sahabat berkata, “ Maksiat jalan terus, tetapi sholat tidak ketinggalan” Astagfirullah…, orang seperti ini yang merusak agama, merusak ahlak mereka sendiri. Inilah sedikit gambaran tentang orang yang mengaku beragama tetapi tetap menjalankan kemaksiatan.

Apakah agama dalam negara ini hanya sebuah seremonial belaka, coba lihar saat perayaan maulid nabi, idul adha, idul fitri, natal, nyepi, waisak, seluruh pejabat, artis, masyarakat semua berduyun-duyun menghadirinya, dalam hati kecil yang nakal bertanya apakah tujuan mereka merayakan, apakah hanya sebatas seremoni, mencari populaitas, sebagai pemimpin bangsa, atau mereka benar-benar menghayati arti dari perayaan agama tersebut. Hanya berharap dan berdoa semoga mereka menyadari makna perayaan agama tersebut dan semakin menjadikan masyarakat Indonesia lebih beragama.

Lucu melihat sikap para pejabat, ketika mereka kampanye mereka menjual agama untuk program perbaikan kehidupan rakyat, tetapi ketika mereka menjabat, dan mereka di dakwa korupsi, menggunakan uang rakyat, kemana dulu idealis mereka, dimana yang katanya atas nama agama.

Dan saya pun tertawa melihat kisah artis atau orang yang sok artis ketika hari biasa mereka menggunakan pakaian yang seronok dan serba terbuka, ketika satu momen bulan ramadhan mereka bertransformasi menutup diri semua, apakah hanya untuk laku di tayangkan di televisi….

Hanya bertanya dimanakah posisi agama pada masyarakat negara ini, mengapa agama tidak dijadikan petunjuk untuk menjalan kan hidup, kadang saya melihat masyarakat, hanya menjadikan agama sebagai setatus di KTP, karena mereka menjalankan agama sesuai kehendak hati, saat ada suatu perintah yang enak meraka melakukan, dan perintah yang susah dan tidak enak mereka tidak akan mengerjakan. Seperti saat ada sunah laki-laki boleh beristri lebih dari 2, hampir banyak laki-laki yang melakukannya.

Dan yang membingungkan, saat polri, FPI, dan unsure masyarakat lain yang beramai-ramai menutup tempat hiburan malam, apakah hanya saat bulan puasa hiburan malam, yang identik dengan pelacuran, miras, judi dan penyakit masyarakat lainya di tutup, dimana aparat keamanan saat hari biasa, dimana peraturan yang melarang hiburan malam saat hari biasa. Sebuah kebijakan yang bias dan mengelitik.

Hanya berharap dengan menyatukan agama dan kehidupan maka bangsa ini insya allah menjadi lebih baik, agama sebagai alat kontrol diri, dimana pejabat, artis, dan masyarakat pada umumnya ketika ingin berbuat kejahatan ingant dan mengurungkan niatnya karena agama dan tuhan melarangnya. Semoga!!

“ Maka masuklah ke dalam agama secara kesuluruhan”


Dalam perenunganku, Bertanya Kenapa agama dipisahkan dalam kehidupan
Cikarang, 05 oktober 2007 13:17
Erwin Arianto
Http://blogerwinarianto.blogspot.com

0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting