Jumat, 13 Juli 2007

Benarkah Jodoh Harus Dicari? Hmmm...

Benarkah Jodoh Harus Dicari? Hmmm...
"Kapan Nyusul?", "Cepet Nyusul yah Len..." dua kata itu terlalu sering saya denger tiap kali dateng ke kondangan perkawinan. Terakhir, hari Minggu kemarin waktu saya dateng ke walihamahan saudara sepupu di Cimahi, kata-kata klasik itu kembali dilontarkan ke saya oleh sepupu saya yang jadi pengantin perempuannya. Belum lagi saudara-saudara saya yang lain, kata-katanya sama, paling enggak mirip, nanyain kapan saya akan menikah. Seperti biasanya, saya cuma cengar-cengir aja ditanya kayak gitu. Kadang saya menjawab asal-asalan "bulan Mei kali yaaa ...".
"Beneran loe? sama siapa Koq calon loe enggak diajak kondangan?" tanya seorang sepupuku yang lain dengan mimik muka antusias.
Saya nyengir lagi," Yah ..... Maybe Yes maybe No", kataku menirukan iklan di televisi.
"Sialan loe...gue kira beneran," umpat sepupuku itu, seperti biasa sambil nyubit.
Aku cuma ngakak. Meski iklan itu sudah dikenal dimana-mana, entah mengapa masih ada aja orang yang tertipu tiap kali aku menggunakan lelucon itu. Mungkin saking pengennya ngeliat saya merried kali yah... atau gemes ngeliat saya yang masih santai-santai aja, padahal usia saya, kata banyak orang sudah masuk katagori 'lampu kuning' (dikata traffic light kali...) untuk segera menikah.
Ngomong-ngomong soal menikah, saya pernah terlibat pembicaraan serius dengan seorang teman. Teman saya ini, termasuk yang terheran-heran melihat kesantaian saya soal menikah, karena hampir semua teman seangkatan dan se-gank saya sudah menikah dan sudah punya anak, paling sedikit anaknya sudah dua.
"Emangnya loe enggak mau nikah ya, kenapa sih?," tanya temen saya itu.
"Wah, jangan nuduh dong, apalagi tanpa bukti, kata siapa gue enggak mau menikah. Belum ketemu aja soulmate gue," jawab saya.
"Loe-nya kali pilih-pilih," katanya lagi.
"Lho, emangnya dulu loe enggak pilih-pilih? Suami loe itu juga hasil pilih-pilih kan? Kayaknya semua orang kalau mau milih suami, istri, pasti milih-milih deh... bohong aja kalau enggak milih-milih," kataku meringis.
Temen saya diam sejenak. Saya betul-betul senang melihat wajah bingungnya, kayaknya dia lagi mencerna kata-kata saya tadi.
"Betul kan kata gue?" aku memencet hidungnya.
Teman saya gelagapan. "Bener juga sih..., masa iya kita enggak milih," katanya sambil tersipu.
Nah ... betul, kan ...
Terus terang saya kadang sebel banget sama orang yang kerap nuduh saya terlalu pilih-pilih dalam hal jodoh. Emangnya kalau ada perampok, pencuri, yang naksir terus mau menikah sama saya, saya mesti iya aja apa? Kalau perampoknya sekelas Robin Hood atau Zoro sih gak apa-apa kali yah ... Saya yakin banget kalau setiap pasangan suami istri,itu pasti hasil dari proses pemilihan dan penyeleksian satu dengan yang lain. pengecualian yang buat kawin paksa atau terpaksa kawin. Jadi enggak bener deh, kalau saya dibilang pilih-pilih.
Kembali ke teman saya tadi, terus dia bilang gini, "emangnya loe enggak coba nyari? ikhtiar keq, minta tolong temen keq, atau siapa gitu."
"Sudah. Tapi enggak ada yang nyangkut tuh..." jawabku pendek.
"Lagian, jodoh memangnya harus dicari?" saya malah balik tanya.
"Ya, iyalah... kalau loe diem aja, mana dapet jodoh lagi?" jawab teman saya.
"Terus, gue musti nyari dimana? di supermarket, di pasar tradisional, di kutub utara, ?"
Teman saya lagi-lagi diam. Kayaknya dia mikir keras lagi buat nyari jawaban yang tepat. Bibirnya digerakin ke kiri, ke kanan, menyon-menyon enggak jelas. "Yah, dimana keq, loe kan punya banyak relasi dan teman," akhirnya kedengaran juga suaranya.
"Asal deh loe. Kesannya gue hopeless banget gitu," kataku sambil menjitak kepalanya. Dia cuma cengengesan sambil mengusap kepalanya yang saya jitak.
Emangnya jodoh harus dicari? Saya sebenarnya enggak terlalu yakin kalau jawabannya 'ya'. Kenyataannya, saya sering melihat kejadian, orang yang bertemu dengan jodohnya dengan cara tak terduga dan bukan dari hasil pencarian yang panjang. Seorang teman saya, akhirnya menikah dengan orang beda bangsa (perkawinan campuran maksudnya), meski masa kenalannya cuma satu tahun, padahal teman saya itu enggak pernah bercita-cita punya suami dari asal negara lain.
Teman saya yang lain, sudah pacaran selam tujuh tahun dan sudah merencanakan pernikahan, tapi hubungan itu tiba-tiba putus, dan akhirnya ia menikah dengan orang yang baru dikenalnya beberapa bulan saja. Dan masih banyak kasus lainnya, yang membuat saya sampai pada kesimpulan bahwa jodoh memang enggak perlu dicari.
Betul, kita harus berikhtiar, tapi ikhtiar itu bagi pehaman saya pribadi adalah sikap dimana kita harus tetap membuka diri, tidak menutup diri apalagi berkecil hati, karena urusan jodoh yang belum datang juga. Enggak usah mikiran cemoohan atau omongan orang lain yang kadang nyinyir, apalagi karena toh kita sendiri juga yang akan menjalani kehidupan kita. Kita harus yakin bahwa Allah swt sudah menyiapkan pasangan kita masing-masing. Tapi kapan kita akan dipertemukan dan dipersatukan, Dia juga mungkin yang sudah menyiapkan waktu dan saat yang tepat buat kita. Saya lebih percaya itu. God make a couple on heaven and arrange a marriage on earth. So, don't worry be happy ...

0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting