Saya tersadar dalam perbincangan sehari-hari dengan teman, sahabat, orang tua, bos, bawahan terkadang saya sering berbicara tanpa berfikir dahulu, yang terkadang hal ini membuat susah saya sendiri, yang menyebabkan komunkasi tidak effektif.
Kecenderungan untuk berbicara dahulu tanpa berfikir lebih dahulu kadang sering kita lakukan yang terkadang terwujud dalam banyak cara yaitu kata-kata pedas, merendahkan, menyindir, mengoreksi, atau mengatakan sesuatu yang tidak penting tetapi dengan nada yang menyinggung perasaan.
Biasaya hal itu terjadi ketika pikiran kita sedang reaktif, misalnya bila kita cape, letih, tertekan, atau frustasi. Seberapa sering kah anda melontarkan kata-lata pesas ketika suasana hati sedang keruh…. Tapi apa yang terjadi ketika suasana hati kita sedang damai terkadang kita sering menyesali perkataan yang kita lontarkan, yang terkadang ucapan yang keluar adalah ucapan tanpa kita fikirkan terlebih dahulu…
Ada hal yang saya anggap penting dalam bicara, bila ada setitik keraguan apakah respon anda tepat atau tidak tepat, tanyakan pada diri anda sendiri untuk melatih diri yaitu: “Apakah komentarku ada gunanya bagi percakapan ini…” . tapi menurut saya untuk penting diingat bahwa komentar yang menyakitkan hati yang dilontarkan tanpa berfikir dulu tidak akan berdampak apa-apa jika tidak dipedulikan, bahasa singkatnya dicuekin.
Tapi perlu diperhatikan bila seseorang menjadi sasaran komentar yang menyakitkan, biasanya orang itu akan bersifat defensive dan reaktif yang kemungkinan akan membalas dengan beberapa kalimat yang meyakitkan pula. Selanjutnya kejadian tersebut dapat berkembang menjadi pertikaian atau saya sebut interaksi yang tidak bermanfaat dan tanpa kasih atau empati.
Atau mungkin jika suasa hati kita sedang keruh atau lawan bicara kita memancing atau mengeluarkan kata-kata yang dikeluarkan tanpa berfikir, respon yang terbaik adalah bersikap diam. Dengan bersikap diam akan memutus hal yang memancing kearah yang tidak kita inginkan, dengan diam bisa menjadi kekuatan komunikasi yang efektif. Dan bisa dihindari sakit hati atau dendam.
Dengan beberapa tulisan ini saya mencoba menciptakan suasana Indonesia yang saat ini mudah terprovokasi, yang membuat kehidupan kurang nyaman dan manuasiwi. Hal ini juga saya mencoba mengajak sahabat-sahabat saya semua untuk menjadi pelopor perubahan dengan bersikap ramah, mau mendengar, berfikir dahulu sebelum berbicara. Hal ini dapat membuat kita menjadi pribadi yang menyenangan.
“ Berbicaralah sesuai dengan keadaan dan efektif, karena terlalu bicara yang tidak perlu menunjukan kebodohan diri”
Dalam perenunganku menuju perubahan Indonesia yang lebih baik dan manusiawi
Cimanggis-Depok 26 July 2007, 21:34
Erwin Arianto
Kecenderungan untuk berbicara dahulu tanpa berfikir lebih dahulu kadang sering kita lakukan yang terkadang terwujud dalam banyak cara yaitu kata-kata pedas, merendahkan, menyindir, mengoreksi, atau mengatakan sesuatu yang tidak penting tetapi dengan nada yang menyinggung perasaan.
Biasaya hal itu terjadi ketika pikiran kita sedang reaktif, misalnya bila kita cape, letih, tertekan, atau frustasi. Seberapa sering kah anda melontarkan kata-lata pesas ketika suasana hati sedang keruh…. Tapi apa yang terjadi ketika suasana hati kita sedang damai terkadang kita sering menyesali perkataan yang kita lontarkan, yang terkadang ucapan yang keluar adalah ucapan tanpa kita fikirkan terlebih dahulu…
Ada hal yang saya anggap penting dalam bicara, bila ada setitik keraguan apakah respon anda tepat atau tidak tepat, tanyakan pada diri anda sendiri untuk melatih diri yaitu: “Apakah komentarku ada gunanya bagi percakapan ini…” . tapi menurut saya untuk penting diingat bahwa komentar yang menyakitkan hati yang dilontarkan tanpa berfikir dulu tidak akan berdampak apa-apa jika tidak dipedulikan, bahasa singkatnya dicuekin.
Tapi perlu diperhatikan bila seseorang menjadi sasaran komentar yang menyakitkan, biasanya orang itu akan bersifat defensive dan reaktif yang kemungkinan akan membalas dengan beberapa kalimat yang meyakitkan pula. Selanjutnya kejadian tersebut dapat berkembang menjadi pertikaian atau saya sebut interaksi yang tidak bermanfaat dan tanpa kasih atau empati.
Atau mungkin jika suasa hati kita sedang keruh atau lawan bicara kita memancing atau mengeluarkan kata-kata yang dikeluarkan tanpa berfikir, respon yang terbaik adalah bersikap diam. Dengan bersikap diam akan memutus hal yang memancing kearah yang tidak kita inginkan, dengan diam bisa menjadi kekuatan komunikasi yang efektif. Dan bisa dihindari sakit hati atau dendam.
Dengan beberapa tulisan ini saya mencoba menciptakan suasana Indonesia yang saat ini mudah terprovokasi, yang membuat kehidupan kurang nyaman dan manuasiwi. Hal ini juga saya mencoba mengajak sahabat-sahabat saya semua untuk menjadi pelopor perubahan dengan bersikap ramah, mau mendengar, berfikir dahulu sebelum berbicara. Hal ini dapat membuat kita menjadi pribadi yang menyenangan.
“ Berbicaralah sesuai dengan keadaan dan efektif, karena terlalu bicara yang tidak perlu menunjukan kebodohan diri”
Dalam perenunganku menuju perubahan Indonesia yang lebih baik dan manusiawi
Cimanggis-Depok 26 July 2007, 21:34
Erwin Arianto