Jumat, 13 Juli 2007

Orang Tua 2

Suatu hari seorang sahabat pergi ke rumah orang jompo atau lebih
terkenal dengan sebutan panti werdha bersama dengan teman-temannya.Kebiasaan ini mereka lakukan untuk lebih banyak mengenal bahwa akanlebih membahagiakan kalau kita bisa berbagi pada orang-orang yangkesepian dalam hidupnya.Ketika dia sedang berbicara dengan beberapa ibu-ibu tua,tiba-tiba mata sang sahabat tertumpu pada seorang opa tua yang dudukmenyendiri sambil menatap kedepan dengan tatapan kosong.Lalu sang sahabat mencoba mendekati opa itu dan mencoba mengajaknyaberbicara.Perlahan tapi pasti sang opa akhirnya mau mengobrol dengannya sampaiakhirnya si opa menceritakan kisah hidupnya.Si opa memulai cerita tentang hidupnya sambil menghela napas panjang.Sejak masa muda saya menghabiskan waktu saya untuk terus mencari usahayang baik untuk keluarga saya, khususnya untuk anak-anak yang sangatsaya cintai. Sampai akhirnya saya mencapai puncaknya dimana kami bisatinggal dirumah yang sangat besar dengan segala fasilitas yang sangatbagus.Demikian pula dengan anak-anak saya, mereka semua berhasil sekolahsampai keluar negeri dengan biaya yang tidak pernah saya batasi.Apapun keinginan Anak saya, saya usahakan agar terpenuhi.Akhirnya mereka semua berhasil dalam sekolah juga dalam usahanya danjugadalam berkeluarga.Tibalah dimana kami sebagai orangtua merasa sudah saatnya pensiun danmenuai hasil panen kami. Tiba-tiba istri tercinta saya yang selalusetia menemani saya dari sejak saya memulai kehidupan ini meninggaldunia karena sakit yang sangat mendadak. Lalu Sejak kematian istri sayatinggallah saya hanya dengan para pembantu kami karena anak-anak kamisemua tidak ada yg mau menemani saya karena mereka sudah mempunyairumah
yang juga besar. Hidup saya rasanya hilang, tiada lagi orang yang maumenemani saya setiap saat saya memerlukan nya.Tidak sebulan sekali anak-anak mau menjenguk saya ataupun memberi kabarmelalui telepon. Lalu tiba-tiba anak sulung saya datang dan mengatakankalau dia akan menjual rumah karena selain tidak effisien juga toh sayadapat ikut tinggal dengannya. Dengan hati yang berbunga sayamenyetujuinya karena toh saya juga tidak memerlukan rumah besar lagitapi tanpa ada orang-orang yang saya kasihi di dalamnya. Setelah itusaya ikut dengan anak saya yang sulung.Tapi apa yang saya dapatkan ? setiap hari mereka sibuk sendiri-sendiridan kalaupun mereka ada di rumah tak pernah sekalipun mereka maumenyapa
saya. Semua keperluan saya pembantu yang memberi. Untunglah saya selaluhidup teratur dari muda maka meskipun sudah tua saya tidak pernahsakit2an.
Lalu saya tinggal dirumah anak saya yang lain. Saya berharap kalau sayaakan mendapatkan sukacita didalamnya, tapi rupanya tidak. Yang lebihmenyakitkan semua alat-alat untuk saya pakai mereka ganti, merekamenyediakan semua peralatan dari kayu dengan alasan untuk keselamatansaya tapi sebetulnya mereka sayang dan takut kalau saya memecahkanalat-alat mereka yang mahal-mahal itu. Setiap hari saya makan dan minumdari alat-alat kayu atau plastik yang sama dengan yang mereka sediakanuntuk para pembantu dan anjing mereka. Setiap hari saya makan dan minumsambil mengucurkan airmata dan bertanya dimanakah hati nurani mereka?Akhirnya saya tinggal dengan anak saya yang terkecil, anak yang dulusangat saya kasihi melebihi yang lain karena dia dulu adalah seoranganak yang sangat memberikan kesukacitaan pada kami semua. Tapi apa yangsaya dapatkan? Setelah beberapa lama saya tinggal disana akhirnya anaksaya dan istrinya mendatangi saya lalu mengatakan bahwa mereka akanmengirim saya untuk tinggal di panti jompo dengan alasan supaya sayapunya teman untuk berkumpul dan juga mereka berjanji akan selalumengunjungi saya.Sekarang sudah 2 tahun saya disini tapi tidak sekalipun dari merekayang datang untuk mengunjungi saya apalagi membawakan makanan kesukaansaya. Hilanglah semua harapan saya tentang anak-anak yang saya besarkandengan segala kasih sayang dan kucuran keringat. Saya bertanya-tanyamengapa kehidupan hari tua saya demikian menyedihkan padahal sayabukanlah orangtua yang menyusahkan, semua harta saya mereka ambil. Sayahanya minta sedikit perhatian dari mereka tapi mereka sibuk dengan dirisendiri.Kadang saya menyesali diri mengapa saya bisa mendapatkan anak-anak yangdemikian buruk. Masih untung disini saya punya teman-teman dan jugakunjungan dari sahabat - sahabat yang mengasihi saya tapi tetap sayamerindukan anak-anak saya.Sejak itu sang sahabat selalu menyempatkan diri untuk datang kesana danberbicara dengan sang opa.Lambat laun tapi pasti kesepian di mata sang opa berganti dengankeceriaan apalagi kalau sekali-sekali sang sahabat membawa sertaanak-anaknya untuk berkunjung.Sampai hatikah kita membiarkan para orangtua kesepian dan menyesalihidupnya hanya karena semua kesibukan hidup kita.Bukankah suatu haripun kita akan sama dengan mereka, tua dan kesepian ?Ingatlah bahwa tanpa Ayah dan Ibu, kita tidak akan ada di dunia danmenjadi seperti ini.Jika kamu masih mempunyai orang tua, bersyukurlah sebab banyak anakyatim-piatu yang merindukan kasih sayang orang tua.Jika kamu menerima e-mail ini berarti masih ada orang yang pedulikepadamu untuk mengingatkan jasa kedua orang tuamu.When is the last time you chat to your parent? THEY NEED YOU!

0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting