Indahnya Berbohong
Mengapa saya membuat judul seperti diatas, bukan saya berniat mangajari anda untuk berbohong, nanti saya dikutuk sama tuhan, dan saya akan di cekal dari milist karena mengajarkan keburukan.
Saya mengambil tulisan tersebut karena dalam pergaulan sehari-hari dalam kehidupan keluarga, Bisnis, percintaan, dan lain-lain, kita pasti pernah berbohong, baik kecil atau besar. Pasti kita pernah berbohong.
Ketika suatu saat teman saya membujuk putranya untuk diam dan tidak menangis karena ingin bermain video game dia berkata “jangan main video game, video gamenya rusak” kenyataan videonya tidak rusak. Satu kebohongan yang indah agar anaknya dapat berenti menangis. Salahkah bohong sperti ini….. jawabanya saya serahkan kepada anda…
Pernah saya menemui seorang ibu sedang belanja buah, tukang buah berkata “ Jeruknya manis lo bu” ketika ibu tersebut percaya dan membelinya ternyata sampai rumah jeruk terebut tidak manis. Pedagang bohong, tetapi indahnya bohong karena daganganya laku…
Ssaat masa kampanye calon pemimpin kita menjanjikan akan memberikan lapangan pekerjaan, sehingga kaum pengangguran yang jumlahnya jutaan percaya dan memilih, ternyata calon pemimpin tersebut menang. Indah bukan bohong karena dengan berbohong dia terpilih jadi pemimpin dengan kekuasaan dan proyek di depan mata… salahkah, saya kembalikan lagi kepada anda jawabanya..
Ketika suatu saat si udin yang sedang sekolah ingin membeli mainan, tapi tidak memiliki uang, dan dia berkata “mak bagi uang buat beli buku…” dan ibunya memberi uang kepada udin, dan udin pun dapat membeli mainan. Indah bukan berbohong… udin dapat membeli mainan.
Sepasang kekasih sedang berbincang, sang wanita bertanya kepada pasangannya “kita nonton di bioskop ya sayang…”, sang pria berkata “filmnya jelek sayang… bagaimana kalau aku buatkan kamu puisi”, padahal film yang diputer di bioskop film spiderman yang sebenarnya sang pria pun ingin melihatnya, tatapi karena tidak ada uang dikantong maka sang pria membohongi kekasihmya agar tidak marah, indah bukan untuk hasil berbohong.
Sebenarnya jika kita pernah melalakukan kebohongan sekali, dan berhasil maka kita akan cenderung mengulangi untuk terus berbohong. Karena bohong seperti candu.akan membuat tenang sesaat.
Bagaimana kalau kita dibohongi orang kita akan marah, kecewa terhadap orang tersebut, mengkapa kita mau berbohong tetapi kita tidak mau untuk dibohongi…? Betapa curangnya kita. Dan ketika kita berbohong sekali, kita cenderung akan berbohong lagi untuk menutupi kebohongan-kebohongan kita yang lain.
Saya menyarankan lebih baik kita jujur walaupun terkadang kejujuran itu pahit untuk diungkapkan, tetapi toh setelah terungkap kejujuran kita akan merasa nyaman, dan tenang. Orang yang berbohong cenderung menyakiti dirinya sendiri, dan membuat hati was-was jika kebohongannya akan terbukti.
Tidak adak bohong kecil atau bohong besar, bohong tetap bohong yang menjadi kan nya bohong kecil atau bohong besar adalah akibat yang dihasilkan, untuk contoh seorang pedagang buah membohongi pembelinya apakah itu bohong kecil karena hasilnya adalah kceil, bagaimana seorang koruptor yang membohongi masyarakat apakah itu yang namanya bohong besar…?
Mari kita biasakan untuk jujut, dan tidak berbohong. Saya tidak setuju dengan adanya bohong baik, bohong putih. Karena bohong adalah bohong. Walaupun untuk yang berbohong itu indah. Mari sahabat-sahabatku kita mulai bersikap jujur kepada siapa pun, kepada anak bayi, sahabat, pejabat, kerabat, orang tua, kekasih, kepada diri sendiri. Dan kepada siapapun.
“berbohong itu indah, tetapi akan lebih indah kalau kita jujur, walau terkadang kejujuran itu menyakitkan”
(Terilhami dari suatu hubungan ku yang terkadang kurang harmonis dengan orang yang Shinta Kartika, hubungan ku dengan Sahabat special ku hubungan pekerjaan ku dengan my almamater PT.Sanyo Indonesia, My Alumni PT. Sharp Electronic Indonesia, PT Dos Ni Roha, PT Merapi utama Farma, PT SBU Consultan / KAP Ishak Saleh Suwondo, K.A.P Basyirudin Nur, Citibank N.A, dan untuk kampusku Univ.Pancasila angkatan 99)
Dalam Perenungan malamku
Cimanggis-Depok 29 July 2007, 21.16.WIB
Erwin Arianto,SE
More about My Article & Poetry See http://erwinarianto.blogspot.com