Rabu, 19 September 2007

DPR, kepanjangan dari Dewan Perwakilan Rakyat


DPR, kepanjangan dari Dewan Perwakilan Rakyat, terkadang pikiran nakal yan kurang berilmu mempertanyakan, apakah saya sebagai rakyat terwakilkan oleh lembaga yang katanya terhormat tersebut…?

Dari awal terbentuknya anggota DPR yaitu pemilu, yang katanya anggota DPR tertentu mewakili daerah tertentu, pesta demokrasi rakyat Indonesia yang menghabiskan anggaran yang besar yang katanya memilih wakil rakyat… tetapi sebagai rakyat dari suatu daerah tidak tahu siapa yang menjadi wakil saya… hmmm, saya hanya dipaksa keadaan untuk memilih partai dengan symbol yang dan program tidak jelas.

Jadi saya memilih partai dan partai yang menentukan wakilnya yang duduk di kursi DPR yang empuk dan nyaman, jadi DPR itu wakil rakyat atau wakil partai… bodohnya saya tidak bisa menjawab pertanyaan mudah tersebut.

Tapi kayaknya sich DPR warkil partai deh, buktinya anggota DPR tertentu untuk menduduki sebagai anggota DPR harus membayar kepada partainya, semakain besar setorannya semakin besar kans jadi anggota DPR, kenapa kepada partai, kenapa tidak kepada rakyat, katanya Dewan Perwakilan Rakyat, kok bayarnya kepartai sich… jadi warkil partai donk….

Dan ketika sudah duduk sebagai anggota DPR, Setiap bulan anggota DPR tersebut harus setoran wajib ke partai sebagai dana kontribusi partai kepada dirinya, sekali lagi, kalau supir angkot setoran kemajikannya berarti majikannya yang memiliki angkotnya. Tapi jika DPR setoran ke partai siapa pemilik anggota DPR, partai atau rakyat. Yang pasti Partai donk ya…

Terus ketika anggota DPR mendapat fasilitas rumah, apakah DPR mewaikili rakyat… ketika banyak rakyat jangan kan untuk rumah sederhaba, rumah kecil pun rakyat tidak memilikinya, ada yang tinggal di pinggiran kali, dibawah kolong jembatan, dan daerah kumuh lainya, yang sering tergusur. Jadi Angota DPR yang katanya lagi terhormat, mereka mewakili rakyat memiliki rumah, jadi rakyat kecil engga boleh punya rumah, cukup diwakili oleh anggota DPR aja yang memilili rumah dan rumah mewah yang banyak harus diwakili oleh anggota DPR… kasihan rakyak punya rumah pun harus diwakili. Kan mereka Angota DPR jadi wajar mewakili rakyat memiliki rumah mewah.

Anggota DPR dengan bijaknya diberi fasilitas MOBIL dinas, tetapi rakyat untuk naik bus harus bersesak-sekan, harus main dorong-dorongan, naik taksi dirampok, naik kereta juga setali tiga uang, jangan kan kepikiran buat beli mobil, buat beli minyak goreng aja susah… jadi rakyat harus diwakili juga dalam memiliki mobil, biar anggota DPR yang naik mobil mewah, kan kepemilikan mobil mewah udah terwakilin oleh anggota DPR, jangan marah… kan hasil pemilu, kan DPR, Dewan Perwakilan Rakyat, jadi rakyat cukup diwakili saja ya, cukup melihat wakilnya naik mobil mewah.


Ketika Banyak anggota DPR katanya sih studi banding, jalan-jalan keluar negri, banyak informasi dari media, mereka jalan-jalan gratis dengan alas an studi banding dengan membawa sanak famili berlibur sambil shoping gratis, lain pihak rakyat boro-boro mikirin jalan-jalan ke luar negri, jalan-jalan ke ragunan, atau ke alun-alun kota saja sudah susah, tapi jangan marah ya, kan jalan-jalannya sudah diwakili oleh anggota DPR, kan DPR, Dewan Perwakilan Rakyat, jadi rakyat cukup diwakili saat mau jalan-jalan oke.

Saat DPR ingin memperbaiki gedung dengan anggaran Ratusan miliar, rupiah, di satu sisi, banyak korban gempa untuk mendirikan rumah yang nilainya jutaan rupiah saja engga punya uang, terus gimana, apakah kantor DPR lebih penting dari rumah hidup rakyat… kembali kepada singkatan DPR, untuk punya rumah rakyat harus diwakli saja ya. Kan DPR, Dewan Perwakilan Rakyat.

Saat jalan di jalan raya, macet, rakyat harus antri panjang banget, sampai stress di jalan, tetapi yang katanya nih wakil rakyat, dengan santai menggunakan fore rider, mereka bebas menerobos kemaceta, bahkan motor yang menurut peraturan engga boleh masuk tol, dan jalur kiri hanya untuk darurat, kalau kita lewat jalur kiri ada polisi kita ditilang, mereka lewat dengan bebas. Jangan marah mas, mba, kan kita rakyat, dan mereka wakil kita jadi boleh dong lewat dengan nyaman, jangan marah kan DPR, Dewan Perwakilan rakyat, jadi kenyawaman berkendara sudah diwakili oleh mereka.

Saat rakyat ribut tentang kenaikan harga karcis tol, dan harus membayar dengan mahal karcis tol, mereka dengan santainya menerima gratisan tol dari pihak pengelola, wah asik jalan tol gratis, jangan mengharap ya om tante, kan nyamanya gratisan tol udah di wakilkan oleh DPR, ingat lo, kan kita yang milih DPR, jadi gratisan jalan tol sudah diwakili oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

Saat kita rakyat yang rata-rata adalah buruh menginginkan adanya pension dan pesangon yang baik dan layak karena kita telah bekerja dengan baik puluhan tahun untuk perusahaan, dengan mudahnya mereka mengusulkan peruabahan system pesangon dengan system yang menyakitkan. Sedangkan anggota DPR mungkin dapat pension seumur hidup walau hanya masa jabatan hanya 5 tahun. Ironi, tapi maaf banget jangan marah ya… kan pesangonya dah diwakili oleh DPR, kan mereka Anggota Perwakilan rakyat, pesangon kita diwakili aja.

Sahabat semua saat kita menginginkan suatu aspirasi kita di dengarkan, kita harus dengan kekerasan berdemo di depan gedung DPR, kenapa kita harus demo kan mereka wakil kita, kdang kita harus berhadapan dengan polisi, kok perwakilan rakyat, ketika rakyat menginginkan aspirasanya di dengarkan rakyat diperlakukan seperti musuh, seperti alergi terhadap rakyat. Kenapa ya… ada yang punya jawabanya…? Apakah mereka menganggap suara DPR Suara rakyat, jadi tidak perlu dengarkan suara kita kerena mereka DPR. Perwakilan Rakyat,

Saya yang bodoh ini pun sering berpikir bodoh, apakah orang yang berhak katanya mewakili rakyat hanya beberapa ratus orang itu, yang hanya berputar itu-itu saja dari tahun ke tahun, tidak adakah orang yang lebih bijaksana yang berhak menggantikannya untuk mewakili rakyat.

Terkdang saya bingung, kenapa ya mereka menamakan diri Elite politik apakah mereka menganggap dirinnya orang elite negeri ini. Sedih banget, negera ini hanya milik beberapa orang yang katanya DPR dan orang yang menamai dirinya Elite.

Hanya coba bertanya kapan kita rakyat lebih diperhatikanm di layani, kan kita sudah memiliki wakil kita di DPR, apa sich fungsi perwakilan kita… mohon dapat dijelaskan kepada saya yang tidak bergelar professor atau pun Doctor, kadang saya bertanya di mana wakil kita, yang seharusnya ada saat sahabat-sahabat kita di sidoarjo terkena musibah Lumpur, dimana wakil kita saat aceh, pangandaran, jogja, bengkulu, padang terkena bencana.

Dimana wakil kita saat banyak sahabat kita yang merantau ke luar negeri yang nota bene adalah rakyat yang memilih mereka, saat banyak tenaga kerja Indonesia yang disiksa di luar negeri. Bukan untuk jalan-jalan atau studi banding di luar negeri, mereka hanya mencari sesuap nasi. Jadi untuk apa kita memiliki DPR, dan sekarang juga adanya DPD atau Dewan Perwakilan Daerah.

Daerah mana yang diwakilkan saat di Nusa Tenggara Timur, sahabat-sahabat saya terkana gizi buruk yang terus berualang, dimana wakilnya yang duduk terhormat di senayan dalam lembaga DPR dan DPD. Apakah hak hidup dan hak mendapat makan bisa diwakilkan oleh mereka.

Selalu tidak ada dana untuk rakyat, saat rakyat meminta pendidikan, yang terjadi pendidikan akan di swastakan, Perguruaan tinggi di BHMN kan, saat kebutuhan pokok melonjak dengan mahal, dimana dewan yang terhormat, di mana wakil rakyat, yang sangat diharapkan rakyat untuk membantu mereka. Mereka diam bisu, tuli, dan buta terhadap kesusahan rakyat. Pantaskah mereka disebut Dewan Perwkilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah.

Hanya mengajak para sahabat anak negeri, negeri Indonesia mari kita berdoa agar Para Wakil Rakyat, di bukakan Kebutaan, Ketulian, Kebisuaan mereka saat melihat rakyat, agar mereka di beri kesadaran pada saat bulan ramadhan ini. Agar para wakil rakyat, bisa kembali merakyat, dan meresakan kesengsaraan rakyat negeri ini.

Bila ada keritik saran dan masukan harap langsung di kirimkan ke Email Erwinarianto@gmail.com atau dib log saya di http://blogerwinarianto.blogspot.com bila terdapat kata-kata yang salah dan menyinggung mohon dapat dimaafkan.

“Dalam Harapan menginginkan wakil rakyat yang benar-bener memahami rakyat , bukan wakil yang mewakilkan untuk semua fasilitas yang seharusnya milik rakyat“

Dalam Perenungan Malam, Untuk Rakyat Indonesia memiliki wakil yang lebih memahami rakyat
Depok 15 September 2007 21:53
Erwin Arianto
Http://blogerwinarianto.blogspot.com

0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting