Senin, 17 September 2007

Sukses dan Kebahagiaan



Siapa di dunia ini tidak menginginkan kebahagian, tujuan kita hidup adalah mencapai kebahagian. Kita bekerja keras, meraih sukes dan mencapai kekuasaan apa yang kita ingin kita capai suatu kebahagiaan bukan.

Banyak orang yang bekerja siang-malam banting tulang, banyak rumus untuk menuju sukses di buat, buku-buku best seller sifat untuk sukses, strategi sukses, mendapat keuntuangan, menjadi kaya, dan lain-lain tentang sukses dan kekayaan.

Satu pertanyaan saya apakah bila kita sudah sukses, kekayaan sudah ditangan, nama baik sudah disandang, kekuasaan sudah diraih, akan menjamin kita bahagia. Dengan tegas saya menjawab tidak.

Bila kita sudah memiliki kekayaan yang banyak sejumlah 10, berdasar sifat alamiah manusia akan ingin meraih kekayaan lebih banyak lagi dengan jumah 100, apa sudah kita raih kita akan minta 1000 dan seterusnya. Semakin lama kita memikirkan meraih kesuksesan dengan ujung-ujungnya mendapat kekayaan yang berlimpah apakah akan menjamin kita bahagia… tidak.

Kebahagian tidak dapat diraih dengan harta, jabatan, nama besar, dan segala pernak-pernik dunia. Iya kita memiliki semua kita akan bahagia, tetapi kebahagiaan yang kita nikmati hanya sementara. Dan kita akan jatuh dalam kesengsaaraan dan siksaaan hidup.

Dengan memiliki harta yang banyak kita akan takut, harta kita diambil, kita akan ditipu, atau kita dirampok. Apakah perasaan seperti ini yang kita inginkan dengan memiliki harta yang banyak. Tentunya kita ingin bahagia.

Apakah dengan meraih jabatan, kekuasaan kita akan bahagia, jawaban tegas saya adalah tidak. Kenapa, karena ketika kita memiliki kekusaan, kita akan merasa takut kita akan jatuh dari jabatan yang kita punya, akan digulingkan., lihat lah ketika seorang direktur/ manager ketika mereka pension. Mereka akan mengalami post power sindrom. Dimana mereka biasa dihargai, dihormati, tiba-tiba mereka bukan siapa-siapa. Ternyata kekuasaan dan jabatan tidak membawa kebahagian yang abadi.

Ketidak bahagian juga bukan milik orang yang berhasil saja, ketika kita tidak memiliki apa-apa dan kita berkeinginan, memiliki mimpi untuk berhasil , tetapi mimpi tersebut tidak bisa kita wujudkan, apakah akan membawa kebahagian. Jawabnya tidak. Kita akan tersiksa dengan mimpi dan keinginan kita yang terlalu tinggi.

Pernah suatu ketika sahabat kakak kelas saya sewaktu kuliah, dia adalah panutan saya, dia telah memiliki semuanya, harta, jabatan dalam usia muda, dia berkata kepada saya, “saya sudah punya mobil,, jabatan ,rumah, keluarga, tetapi kenapa saya tidak bahagia ya..?” suatu pertanyaan yang membuat saya tidak mengerti… padahal saya juga mempunyai mimpi seperti dia, dimana sebelum usia 30 tahun saya harus sudah menjadi seorang manager, sebelum 40 saya harus menjadi direktur, dan saat 50 tahun saya memiliki suatu perusahaan sendiri yang saya kelola sendiri.

Suatu mimpi yang ambisius yang sampai saat ini masih menjadi keinginan dihati… tatapi mendengar pernyataan sahabat saya tersebut saya pun jadi berfikir dua kali atas ambisi saya yang saat ini telah memandu saya mendapat jabatan dibawah manager untuk meraih tahap selanjutnya dalam menggapai mimpi yang lebih tinggi.

Setalah saya berfikir dan merenung saat sholat malam, buat apa semua itu, atribut dunia, saya ingin bahagia itulah jawaban dari semuanya. Tapi bagaimana kita menikmati bahagia. Seperti saat ini saya merasakan bahagia karena saya ikhlas menjalani kehidupan ini.

Saya merasa bahagia karena hidup bersama orang-orang saya kasihi, sahabat-sahabat saya, orang tua saya, keluarga, sanak family, kasih sayang mereka lebih berharga dari suatu ambisi, harta dan pangkat.

Kembali ke cerita tentang sahabat kakak kelas saya yang bercerita telah memiliki segalanya, tetepi waktunya banyak tersita untuk pekerjaan, tidak ada waktu untuk keluarganya, iya dia sukses dengan harta dan jabatan tetapi dia tetap tidak bahagia. Karena dia kurang ikhlas menjalaninya karena dia mempunyai impian yang lebih besar dari yang dimilikinya. Dia teropsesi dengan mimpinya, suatu pengorbanan besar yang di keluarkan, berupa hilangnya kedekatan dengan keluarga, dan tidak bisa menikmati hidup dengan ikhlas.

Jadi marilah kita ikhlas menerima semua yang kita miliki, sukes memang perlu diperjuangkan, tetapi jangan karena ingin sukses kita mengorbabkan kebahagiaan kita. Terlalut dalam obsesi kita. Mari kita capai sukses dan bahagia secara bersama. Dengan menjalankan hidup dengan meberima semua yang kita miliki. Boleh kita membandingkan hidup dengan melihat ke atas. Tetapi jangan lupa kita bandingkan hidup dengan melihat ke bawah.

“Kesuksesan Sejati adalah menerma semua pemberian tuhan dengan keihklasan.”

“ Ubahlah Apa Yang Masih Bisa Diubah. Terimalah Apa Yang Memang Sudah Tidak Bisa Dirubah. Hindarkan Diri Dari Hal-Hal Yang Berpotensi Mendatangkan Perubahan Buruk”



Dalam Perenungan Malamku, hari ini dapat musibah jatuh dari motor.. allhamdulilah masoh sehat
Depok 15/9/07 22:14 WiB
Erwin Arianto
Ke sini yuk http://blogerwinarianto.blogspot.com atau ketik http://erwinarianto.co.nr

0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting